MY LIFE, MY STORY

Pages

Tuesday, June 11, 2019

BERMAIN DENGAN GAJAH DI WAY KAMBAS



Taman Nasional Way Kambas
Gajah hewan besar dan memiliki belalai ini merupakan salah satu hewan yang dilindungi. Salah satu tempat penangkaran gajah ini adalah Way Kambas yang merupakan salah satu taman nasional yang ada di Indonesia. Way Kambas ini merupakan taman nasional tertua di Indonesia. Di sini dilestarikan Gajah Sumatera, Badak Sumatera dan Harimau Sumatera. Kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya tentang perjalanan dan liburan saya ke Way Kambas.

Setelah merencanakan perjalanan kurang lebih 2 minggu sebelum keberangkatan akhirnya di Hari Jumat saya dan teman pergi menuju Lampung. Kami janjian di Mall Slipi Jaya untuk naik bis menuju Pelabuhan Merak. Perjalan menuju Pelabuhan Merak ini kurang lebih 3 jam dari Jakarta, saya pribadi lebih memanfaatkan untuk tidur sepanjang perjalanan.

Sesampainya di Pelabuhan Merak sekitar jam 23.00 kami lagsung menuju tempat pembelian tiket. Dari situ kami baru tau jika saat ini Pelabuhan Merak ini sudah memiliki dermaga eksekutif yang cukup nyaman dan kami pun memutuskan untuk mencoba demaga tersebut. Harga tiket untuk kapal eksekutif ini adalah Rp. 50.000,- berbeda dengan yang kapal biasa yang hanya Rp. 15.000,- untuk pembelian tiketnya pun tidak bisa menggunakan uang tunai tapi harus menggunakan electronic payment seperti flazz, brizzi, emoney dsb.

Loket Dermaga Eksekutif
Karena kami sudah ada yang akan jemput ketika di Pelabuhan Bakauheni, kami langsung membeli tiket kapalnya. Kondisi kapal di bagian dalam cukup nyaman ada family room, lesehan room, restorasi, playground dan kursinya pun cukup nyaman. Oia, perjalanan menggunakan kapal eksekutif ini menuju Pelabuhan Bakauheni cuma sekitar 1 jam berbeda dengan kapal yang biasa yang kurang lebih 3 jam. Dan saya memanfaatkan kembali untuk tidur selama perjalanan.

Sesampainya di Pelabuhan Bakauheni dan pastinya di dermaga eksekutifnya juga kami langsung menggunakan shuttle yang disediakan dari dermaga menuju waiting room. Ketika turun dari shuttle jangan kaget jika kaian ditarik-tarik oleh orang-orang yang menawarkan jasa travel menuju tempat tujuan. Karena kami sudah ada yang jemput pastinya kami menolak.

Untuk jemputan ini kami mendapatkan infonya dari pawang gajah yang kami hubungi untuk sewa penginapan, yaitu Pak Pal. Pada awalnya kami akan menggunakan Damri dari Bakauheni menuju Way Kambas. Jika kami baca dan saya bertanya di Grup Backpacker Nusantara ada Damri dengan rute Bakauheni – Unit 2 yang bisa turun di Pasar Tridatu dan harus dilanjut menggunakan ojek untuk sampai ke Way Kambas dan ongkos ojeknya jika saya baca-baca cukup lumayan. Namun, ketika kami menanyakan penginapan dan menceritakan rencana perjalanan kami, Pak Pal memberikan pilihan yang dimana harga jemputan dari Bakauheni menuju rumah beliau tidak terlalu beda jauh harganya dengan Damri namun untuk sampai Way Kambasnya kami bisa menyewa motor Pak Pal dengan harga yang lumayan jauh lebih murah. Jika kalian ingin ke Way Kambas mungkin bisa kontak Pak Pal.

Setelah bertemu dengan orang menjemput kami, kami kira akan langsung pergi namun ternyata ini sistemnya seperti travel-travel yang lain nunggu penuh penumpang dulu. Beruntung pada saat itu kami tidak terlalu lama menunggu karena ada satu keluarga yang kan menghadiri pemakaman keluarga nya sehingga travel yang kami tumpangi langsung cukup penuh dan berangkat.
Kami jalan dari Bakauheni sekitar jam 02.30 menuju tempat keluarga tersebut terlebih dahulu. Sepanjang perjalanan saya anatar sadar dan ga sadar sih soalnya udah sangat mengantuk. Sekitar jam 04.00 kami sampai di tempat tujuan pertama. Karena masih subuh kami ga bisa langsung menuju rumah Pak Pal dan memutuskan istirahat dulu di Pom Bensin.

Sekitar jam 07.00 kami baru mulai melajutkan perjalanan ke rumah Pak Pal. Sesampainya di sana kami ngobrol-ngobrol bentar dengan Pak Pal dan langsung melanjutkan perjalan menuju Taman Nasional Way Kambas menggunakan motor yang kami sewa ke Pak Pal. Perjalanan dari depan atau jalan raya menuju Taman Nasional Way Kambas cukup jauh sekitar 10 km dan melewati jalanan yang kanan kirinya hutan. 

Suasana Jalanan Menuju Rumah Pak Pal
Ketika sampai di Taman Nasional kami langsung ke kamar untuk membereskan barang-barang. Selanjutnya kami langsung diajak oleh Pak Pal untuk masuk kandang gajah atau area penangkaran gajahnya. Untuk masuk area ini harus ada pawangnya ya, beruntung kami datang dengan Pak Pal sehingga untuk masuk area ini mudah. Di sana kami dikenalkan dengan gajah yang bernama Rahmi dan Aris. Mereka adalah gajah yang diurus oleh Pak Pal sebagai pawang gajah. Oia mereka ini bukan dijodohkan ya tapi sebagai partner kerja.

Kandang Gajah


Rahmi dan Aris
Gajah Sedang Minum
Gajah Sedang Minum

Di area penangkaran ini karena kami dengan Pak Pal kami pun jadi cukup bebas untuk foto-foto. Saya sarankan sih kalo kalian ke sini lebih baik melalui pawang atau guide seperti kami sehingga lebih leluasa untuk foto-foto sama gajah. Puas berfoto dengan gajah, saya memutari kawasan yang bisa dikunjungi hanya oleh pengunjung. Dan ketika berkeliling kami pun di ajak oleh Pak Pal untuk menjelajah beberapa tempat yang ada di TNWK ini seperti savanna tempat menggembala gajah, rumah sakit gajah. Oia, beruntungnya kami ketika kesana ada induk gajah yang baru melahirkan bayi gajah 25 hari sebelumnya, sehingga kami bisa melihat bayi gajah. Sekitar jam 13.30 kami kembali ke penginapan dan istirahat terlebih dahulu.

Foto Bersama Rahmi
Foto Bersama Rahmi
Foto Bersama Rahmi dan Aris
Induk Gajah dan Bayi Gajah
Kerangka Gajah
Jam 15.00 kami melanjutkan aktifitas di TNWK ini. Aktifitas yang kami lakukan selanjutnya adalah jelajah savana dengan menunggangi gajah. Aktifitas-aktifitas yang bisa dilakukan di sini ada beberapa diantaranya melihat atraksi gajah, menunggangi gajah, keliling savanna dengan menunggangi gajah sampai memandikan gajah. Kami memilih keliling savanna selama 30 menit dengan menunggangi gajah dan memandikan gajah. Dan ketika menunggangi gajah ternyata cukup sakit juga duduk di gajah serta saya baru tau bagaimana pawang-pawang mendisiplinkan gajahnya yaitu memukul kepalanya, saya merasa sedih melihatnya setelah mengetahui itu.

Savana di Way Kambas
Foto Bersama Gajah di Way Kambas
Memandikan Rahmi
Mengembalikan Rahmi ke Kandang Setelah Mandi
Menjelang malam hari kami kembali ke penginapan untuk mandi. Setelah selesai mandi kami diajak Pak Pal untuk kembali ke rumahnya terlebih dahulu buat beli cemilan. Ternyata memang cukup menyeramkan sih jalan ketika melewati area hutan di Way Kambas ini. Seram oleh binatang liar seperti gajah liar, ular, babi liar bahkan harimau. Oleh karena itu, untuk melintasinya harus didampingi oleh petugas TNWK. Sekitar jam 20.30 kami kembali ke penginapan dan beristirahat.

Keesokan paginya saya bangun pagi untuk melihat sunrises. Selanjutnya saya keliling-keling sekitaran penginapan, ternyata jika malam atau pagi di area penangkaran banyak kerbau hutan yang mencari makan dan itu harus diusir. Ditakutkan mereka buang kotoran dan kotorannya termakan oleh gajah. Cara pengusirannya dengan menyalakan petasan yang mebuat kerbau-kerbau itu ketakutan. Lalu saya mendatangi kandang ibu dan anak bayi gajah yang masih diberikan tempat khusus. Setelah itu saya diberikan kesempatan lagi menunggangi gajah sendiri oleh Pak Pal untuk melepaskan di savanna untuk digembalakan. 

Sunrises di Way Kambas
Sekitar jam 09.00 kami mulai bersih-bersih dan bersiap untuk pulang kembali ke Jakarta. Liburan di Taman Nasional Way Kambas ini walau hanya 2 hari tapi sangat menyenangkan dan saya bisa memenuhi wishlist salah satu tempat yang harus dikunjungi.

4 comments: