|
Taman Nasional Way Kambas |
Gajah hewan besar dan memiliki belalai ini
merupakan salah satu hewan yang dilindungi. Salah satu tempat penangkaran gajah
ini adalah Way Kambas yang merupakan salah satu taman nasional yang ada di
Indonesia. Way Kambas ini merupakan taman nasional tertua di Indonesia. Di sini
dilestarikan Gajah Sumatera, Badak Sumatera dan Harimau Sumatera. Kali ini saya
ingin berbagi pengalaman saya tentang perjalanan dan liburan saya ke Way
Kambas.
Setelah merencanakan perjalanan kurang
lebih 2 minggu sebelum keberangkatan akhirnya di Hari Jumat saya dan teman
pergi menuju Lampung. Kami janjian di Mall Slipi Jaya untuk naik bis menuju
Pelabuhan Merak. Perjalan menuju Pelabuhan Merak ini kurang lebih 3 jam dari
Jakarta, saya pribadi lebih memanfaatkan untuk tidur sepanjang perjalanan.
Sesampainya di Pelabuhan Merak sekitar jam
23.00 kami lagsung menuju tempat pembelian tiket. Dari situ kami baru tau jika
saat ini Pelabuhan Merak ini sudah memiliki dermaga eksekutif yang cukup nyaman
dan kami pun memutuskan untuk mencoba demaga tersebut. Harga tiket untuk kapal
eksekutif ini adalah Rp. 50.000,- berbeda dengan yang kapal biasa yang hanya
Rp. 15.000,- untuk pembelian tiketnya pun tidak bisa menggunakan uang tunai
tapi harus menggunakan electronic payment
seperti flazz, brizzi, emoney dsb.
|
Loket Dermaga Eksekutif |
Karena kami sudah ada yang akan jemput
ketika di Pelabuhan Bakauheni, kami langsung membeli tiket kapalnya. Kondisi
kapal di bagian dalam cukup nyaman ada family
room, lesehan room, restorasi, playground
dan kursinya pun cukup nyaman. Oia, perjalanan menggunakan kapal eksekutif ini
menuju Pelabuhan Bakauheni cuma sekitar 1 jam berbeda dengan kapal yang biasa
yang kurang lebih 3 jam. Dan saya memanfaatkan kembali untuk tidur selama
perjalanan.
Sesampainya di Pelabuhan Bakauheni dan
pastinya di dermaga eksekutifnya juga kami langsung menggunakan shuttle yang disediakan dari dermaga
menuju waiting room. Ketika turun
dari shuttle jangan kaget jika kaian
ditarik-tarik oleh orang-orang yang menawarkan jasa travel menuju tempat tujuan. Karena kami sudah ada yang jemput
pastinya kami menolak.
Untuk jemputan ini kami mendapatkan infonya
dari pawang gajah yang kami hubungi untuk sewa penginapan, yaitu Pak Pal. Pada
awalnya kami akan menggunakan Damri dari Bakauheni menuju Way Kambas. Jika kami
baca dan saya bertanya di Grup Backpacker Nusantara ada Damri dengan rute
Bakauheni – Unit 2 yang bisa turun di Pasar Tridatu dan harus dilanjut
menggunakan ojek untuk sampai ke Way Kambas dan ongkos ojeknya jika saya baca-baca
cukup lumayan. Namun, ketika kami menanyakan penginapan dan menceritakan
rencana perjalanan kami, Pak Pal memberikan pilihan yang dimana harga jemputan
dari Bakauheni menuju rumah beliau tidak terlalu beda jauh harganya dengan
Damri namun untuk sampai Way Kambasnya kami bisa menyewa motor Pak Pal dengan
harga yang lumayan jauh lebih murah. Jika kalian ingin ke Way Kambas mungkin
bisa kontak Pak Pal.
Setelah bertemu dengan orang menjemput kami,
kami kira akan langsung pergi namun ternyata ini sistemnya seperti
travel-travel yang lain nunggu penuh penumpang dulu. Beruntung pada saat itu
kami tidak terlalu lama menunggu karena ada satu keluarga yang kan menghadiri
pemakaman keluarga nya sehingga travel yang kami tumpangi langsung cukup penuh
dan berangkat.
Kami jalan dari Bakauheni sekitar jam 02.30
menuju tempat keluarga tersebut terlebih dahulu. Sepanjang perjalanan saya
anatar sadar dan ga sadar sih soalnya udah sangat mengantuk. Sekitar jam 04.00
kami sampai di tempat tujuan pertama. Karena masih subuh kami ga bisa langsung
menuju rumah Pak Pal dan memutuskan istirahat dulu di Pom Bensin.
Sekitar jam 07.00 kami baru mulai
melajutkan perjalanan ke rumah Pak Pal. Sesampainya di sana kami
ngobrol-ngobrol bentar dengan Pak Pal dan langsung melanjutkan perjalan menuju
Taman Nasional Way Kambas menggunakan motor yang kami sewa ke Pak Pal.
Perjalanan dari depan atau jalan raya menuju Taman Nasional Way Kambas cukup
jauh sekitar 10 km dan melewati jalanan yang kanan kirinya hutan.
|
Suasana Jalanan Menuju Rumah Pak Pal |
Ketika sampai di Taman Nasional kami
langsung ke kamar untuk membereskan barang-barang. Selanjutnya kami langsung
diajak oleh Pak Pal untuk masuk kandang gajah atau area penangkaran gajahnya.
Untuk masuk area ini harus ada pawangnya ya, beruntung kami datang dengan Pak
Pal sehingga untuk masuk area ini mudah. Di sana kami dikenalkan dengan gajah
yang bernama Rahmi dan Aris. Mereka adalah gajah yang diurus oleh Pak Pal
sebagai pawang gajah. Oia mereka ini bukan dijodohkan ya tapi sebagai partner
kerja.
|
Kandang Gajah |
|
|
|
|
Rahmi dan Aris |
|
Gajah Sedang Minum |
|
Gajah Sedang Minum |
Di area penangkaran ini karena kami dengan
Pak Pal kami pun jadi cukup bebas untuk foto-foto. Saya sarankan sih kalo
kalian ke sini lebih baik melalui pawang atau guide seperti kami sehingga lebih
leluasa untuk foto-foto sama gajah. Puas berfoto dengan gajah, saya memutari
kawasan yang bisa dikunjungi hanya oleh pengunjung. Dan ketika berkeliling kami
pun di ajak oleh Pak Pal untuk menjelajah beberapa tempat yang ada di TNWK ini
seperti savanna tempat menggembala gajah, rumah sakit gajah. Oia, beruntungnya
kami ketika kesana ada induk gajah yang baru melahirkan bayi gajah 25 hari
sebelumnya, sehingga kami bisa melihat bayi gajah. Sekitar jam 13.30 kami
kembali ke penginapan dan istirahat terlebih dahulu.
|
Foto Bersama Rahmi |
|
Foto Bersama Rahmi |
|
Foto Bersama Rahmi dan Aris |
|
Induk Gajah dan Bayi Gajah |
|
Kerangka Gajah |
Jam 15.00 kami melanjutkan aktifitas di
TNWK ini. Aktifitas yang kami lakukan selanjutnya adalah jelajah savana dengan
menunggangi gajah. Aktifitas-aktifitas yang bisa dilakukan di sini ada beberapa
diantaranya melihat atraksi gajah, menunggangi gajah, keliling savanna dengan
menunggangi gajah sampai memandikan gajah. Kami memilih keliling savanna selama
30 menit dengan menunggangi gajah dan memandikan gajah. Dan ketika menunggangi
gajah ternyata cukup sakit juga duduk di gajah serta saya baru tau bagaimana
pawang-pawang mendisiplinkan gajahnya yaitu memukul kepalanya, saya merasa
sedih melihatnya setelah mengetahui itu.
|
Savana di Way Kambas |
|
Foto Bersama Gajah di Way Kambas |
|
Memandikan Rahmi |
|
Mengembalikan Rahmi ke Kandang Setelah Mandi |
Menjelang malam hari kami kembali ke
penginapan untuk mandi. Setelah selesai mandi kami diajak Pak Pal untuk kembali
ke rumahnya terlebih dahulu buat beli cemilan. Ternyata memang cukup
menyeramkan sih jalan ketika melewati area hutan di Way Kambas ini. Seram oleh
binatang liar seperti gajah liar, ular, babi liar bahkan harimau. Oleh karena
itu, untuk melintasinya harus didampingi oleh petugas TNWK. Sekitar jam 20.30
kami kembali ke penginapan dan beristirahat.
Keesokan paginya saya bangun pagi untuk
melihat sunrises. Selanjutnya saya
keliling-keling sekitaran penginapan, ternyata jika malam atau pagi di area
penangkaran banyak kerbau hutan yang mencari makan dan itu harus diusir. Ditakutkan
mereka buang kotoran dan kotorannya termakan oleh gajah. Cara pengusirannya
dengan menyalakan petasan yang mebuat kerbau-kerbau itu ketakutan. Lalu saya
mendatangi kandang ibu dan anak bayi gajah yang masih diberikan tempat khusus.
Setelah itu saya diberikan kesempatan lagi menunggangi gajah sendiri oleh Pak
Pal untuk melepaskan di savanna untuk digembalakan.
|
Sunrises di Way Kambas |
Sekitar jam 09.00 kami mulai bersih-bersih
dan bersiap untuk pulang kembali ke Jakarta. Liburan di Taman Nasional Way
Kambas ini walau hanya 2 hari tapi sangat menyenangkan dan saya bisa memenuhi wishlist salah satu tempat yang harus
dikunjungi.
Jadi ingin kesiniii
ReplyDeleteayooo... :D
DeleteJadi ingin kesini hehe
ReplyDeleteayooo... :D
Delete