Setelah kurang lebih 2 tahun vakum dari jalan-jalan akibat pandemi dan hal lainnya, akhinya saya jalan-jalan lagi ke Bali dengan niatnya mau healing. Saya ke Bali di hari rabu siang dan sampai di sore hari sekitar jam 14.30 dan langsung pesan taksi online. Dikarenakan ada miss komunikasi dengan driver-nya jadinya saya baru jalan ke hotel sekitar jam 15.00.
Saya sampai hotel sekitar jam 15.30 di daerah Sanur, karena saya bermaksud untuk menyeberang ke Nusa Penida. Di hari pertama sampai di bali tidak banyak aktivitas yang saya lakukan. Saya hanya makan di Warung Mak Beng di Sanur, yang merupakan salah satu warung legendaris di Bali. Main-main sebentar di Pantai Sanur yang tenang dan selebihnya hanya berdiam di hotel menyiapkan diri untuk esok hari.
Di hari kedua saya harus check out dari hotel cukup pagi karena saya memilih jadwal untuk meyeberang ke Nusa Penida dengan fast boat jam 07.30 namun ada delay sehingga diundur menjadi jam 08.00. Saya memesan tiket untuk menyeberang via Gotravela.com sekalian saya menyewa motor untuk di Nusa Penida. Sehingga saya tidak perlu ribet untuk cari tiket dan penyewaan motor lagi.
Ga terlalu banyak yang saya lakukan untuk menyeberang karena ombaknya cukup membuat saya mual, jadi saya memiih lebih banyak diam selama di fast boat.
Setelah menyeberang kurang lebih 45 menit akhirnya saya sampai di Nusa Penida. Saya langsung bertemu PIC yang diberikan tim Gotravela. Saat hendak keuar pelabuhan saya cukup kaget juga ternyata sekarang harus bayar sebesar Rp. 25000,- per orang padahal dulu saya gratis-gratis aja. Saya keluar dari dermaga operator fast boat angel billabong yang dekat dengan SPBU.
Saya langsung pergi ke penginapan untuk drop barang karena saya sampai masih pagi sehingga beum bisa check in. Tempat yang pertama saya datangi setelah dari penginapan adalah Tembeling Beach and Forest. Perjalanan menuju spot tersebut memang masih jelek dan kita harus sangat hati-hati. Ketika saya sampai Tembeling Beach and Forest nya saya sedikit kecewa karena cukup banyak yang berubah tempatnya dibandingkan terakhir saya ke sana sekitar tahun 2018.
Perubahan
pertama tidak ada lagi kolam yang cukup dalamnya, saya tanya penjual (terharu
ketika yang jual ingat saya padahal saya ke Tembeling
Beach and Forest ini tahun 2018 akhir) yang jualan di sekitaran katanya
dikarenakan adanya longsor yang terjadi di akhir tahun 2021 yang longsorannya
menimpa kolam yang dalam sehingga kolamnya menjadi dangkal. Lalu kolam yang
bawah yang dulu digunakan untuk perempuan sekarang bisa digunakan oleh semua gender, asalkan untuk perempuan tidak
sedang datang bulan.
Kolam Pertama yang Terkena Longsoran |
Pantai Tembeling |
Pantai Tembeling |
Kolam Tembeling Beach |
Puas berfoto dan
main air di Tembeling Beach and Forest
saya melanjutkan ke spot selanjutnya,
yaitu Klingking Beach. Ternyata
tempat ini pun sudah banyak banget berubahnya. Sekarang tempat ini sangat amat
ramai oleh turis asing maupun lokal. Di sini saya tidak turun ke bawah, karena
saya cukup lelah dan tidak mau kesorean untuk naik lagi. Di sini juga kita
harus hati-hati karena ada monyet juga. Ketika saya ke sana ada monyet yang
merebut es krim dari anak kecil.
Klingking Beach |
Klingking Beach |
Karena sudah sangat ramai saya jadinya hanya foto-foto sebentar di Klingking Beach dan lajut ke spot berikutnya Diamond Beach. Memang keindahan Nusa Penida sudah menarik banyak orang. Diamond Beach pun saat ini sangat ramai untuk foto pun harus bergantian. Padahal dahulu tempat tersebut sangat sepi dan ketika saya ke bawah saya merasa itu private beach. Namun karena sudah sangat ramai saya pun tidak tertarik untuk ke bawah, hanya berfoto di tangganya saja.
Diamond Beach |
Diamond Beach |
Waktu sudah mulai sore saya pun melanjutkan untuk menuju Crystal Bay saja melihat sunset dengan jarak tempuh sekitar 1 jam. Namun sangat di sayangkan pada saat itu matahari pun tertutup awan sehingga untuk sunset pun gagal. Untungnya di Crystal Bay ini saya bisa main air, kaen atipe pantai yang obaknya cukup ramah. Saya pun bemain air sampai matahari benar-benar tenggelam dan setelah itu kembali ke penginapan.
Sore di Crystal Bay |
Keesokan paginya
saya pun bersiap untuk jalan-jalan kembali di Nusa Penida. Tidak lupa saya
sarapan terlebih dahulu di hotel sebelum pergi jalan-jalan. Oia, saya ketika di
nusa penida ini menginap di Pradja Slumbung Villas. Tempatnya sangat amat
nyaman, enak buat healing karena
suasananya sangat tenang. Selain itu staff
nya pun sangat ramah dan helpful.
Memang sih akses jalan menuju ke penginapannya masih jelek. Tapi sangat worth it untuk menginap di sana.
Setelah sarapan
saya pun melanjutkan penjelajahan di Nusa Penida. Tempatnya yang saya datangi
tidak lain dan tidak bukan salah satu icon
dari Nusa Penida, yaitu Angel Billabong
dan Broken Beach. Ketika saya datang kemarin ombak
di Bali cukup besar sehingga di Angel
Billabong pun besar jadi saya tidak bisa turun ke bawah karena cukup
berbahaya. Saya hanya berfoto di atas saja. Lalu saya melanjutkan berjalan kaki
ke Broken Beach karena memang satu
kawasan dengan Angel Billabong. Di
sini pun ga banyak yang bisa dilakukan hanya befoto saja.
Angel Billabong Angel Billabong
Broken Beach |
Seganing Waterfall |
Track Seganing Waterfall |
Track Seganing Waterfall |
Track Seganing Waterfall |
Di Sanur saya
langsung janjian sama pegawai pakegoo untuk ambil motor yang sudah saya sewa
sebelumnya. Di Bali ini saya sewa motor via pakegoo praktis dan efisien. Bisa
menentukan mau diantar ke mana dan mau diambil di mana dan jam berapa. Cukup
install di apps store atau play store. Setelah mendapatkan motor
saya langsung menuju penginapan saya. Di Bali kali ini pertama saya menginap di
daerah Gianyar, di Yanyan Resort Ubud. Tempatnya sangat amat nyaman dan recommended sekali. Fasilitasnya pun
sangat lengkap dari kolam renang sampai bathtub
pun ada. Jadi pertama yang saya lakukan sampai penginapan adalah berendam air
hangat di bathtub agar tubuhnya
rileks dan lanjut makan serta istirahat.
Keesokan harinya
saya menuju Air Terjun Tukad Cepung. Salah satu air terjun favorit saya, karena
memeang sangat indah air terjunnya. Seperti biasa untuk menuju air terjun ini
perlu menuruni tangga yang cukup banyak tapi ga yang banyak amat. Dan semua
akan terbayar ketika sampai di air terjunnya yang sangat indah. Dan enaknya di
air terjun ini turisnya cukup beradab sehingga teratur antri untuk berfoto dan
saling bantu juga pastinya.
Air Terjun Tukad Cepung |
Kawasan Air Terjun Tukad Cepung |
Setelah puas menikmati keindahan air terjun dan berfoto saya kembali ke atas untuk makan siang karena ga terasa waktu sudah cukup siang.
Selanjutnya saya menuju Pura Tirta Empul. Memang jaraknya lumayan dari Air Terjun Tukad Cepung, namun karena saya ingin mencoba untuk melukat saya pun tetap pergi ke sana. Cukup mudah untuk ke teampat wisata di Bali hanya mengandalakan Google Maps pasti sampai dengan tepat. Ya kalo nyasar sebenernya tinggal tanya warga lokal karena pasti dijawab.
Sampai di Pura Tirta Empul kita harus membeli tiket masuk terlebih dahulu
dan menggunakan kain yang sudah disediakan. Sebelum melukat saya pun
berkeliling terlebih dahulu melihat-lihat sekitaran Pura Tirta Empul. Untuk
melukat kita harus menyewa kain jika tidak membawa kain dan bisa juga menyewa
loker jika mau harganya pun tidak mahal. Melukat ini merupakan pengalaman
pertama saya menurut petugas di sana konon dengan melukat kita bisa
membersihkan energi negatif yang ada di tubuh kita. Ternyata memang sangat
segar untuk melukat di Pura Tirta Empul ini. Oia, sebelum melukat ada baiknya
kita bertanya-tanya terleih dahulu pancuran air mana yang bisa kita gunakan,
karena ada pancuran air yang ga bisa kita gunakan. Salah satunya adalah
pancuran yang biasa digunakan untuk membersihkan jenazah. Jadi, sebaiknya
ikutin aturan yang ada agar saling bertoleransi dan menghargai. Selesai melukat
saya masih berkeliling melihat sumber mata air yang digunakan untuk melukat.
Ikan di Pura Tirta Empul |
Selanjutnya karena sudah sore saya pun memutuskan untuk kembali ke penginapan untuk istirahat. Namun sebelum ke penginapan saya mampir sebentar menuju Pasar Sukowati, tidak lain dan tidak bukan untuk memebeli sedikit oleh-oleh serta beberapa lukisan. Di Pasar Sukowati ini harganya bisa di tawar ya, jadi kalian karus pinter-pinter menawar harga. Puas berbelanja saya baru kembali ke penginapan, akan tetapi setelah sampai di penginapan saya memutuskan keluar kembali untuk mencari tempat massage karena salah satu wishlist yang harus saya lakukan ada massage di Bali. Selesai massage baru deh saya makan dan kembali ke peginapan untuk istirahat.
Keesokan harinya saya memutuskan untuk menuju Air Terjun Kanto Lampo. Air
Terjun Kanto Lampo merupakan salah satu air terjun yang ada di Bali. Untuk
sampai air terjun ini tidak melelahkan seperti air terjun biasanya karena
tangganya ga banyak. Selain itu, posisi air terjun ini ada di sekitar rumah
warga. Untuk masuk ke air terjun ini kita harus membeli tiket. Sebelumnya, saya
sudah pernah ke Air Terjun Kanto Lampo ini dan bertapa terkejutnya saya
ternyata saat ini sudah di kelola dengan sangat amat baik. Malah di bawah ada
petugas yang mengkoordinir pelancong untuk antri foto dan pastinya dibantu juga
untuk berfoto. Pokoknya Air Terjun Kanto Lampo ini merupakan salah satu tempat
yang wajib dikunjungi kalo kalian ke Bali dan bosan dengan pantai atau beach club nya.
Air Terjun Kanto Lampo Kawasan Air Terjun Kanto Lampo Air Terjun Kecil di Kawasan Kanto Lampo
Setelah dari Air Terjun Kanto Lampo saya kembali menuju penginapan untuk bersih-bersih lalu check out yang selanjutnya saya menuju Kuta. Perjalanan dari Gianyar menuju Kuta cukup jauh, namun saya memang ingin merasakan satu hari menginap di sekitar pantai di Bali.
Sesampainya di Kuta saya langsung check in, kebetulan saya menginap di Mercure yang tepat ada di depan Pantai Kuta. Setelah drop barang di kamar saya istirahat sebentar dan melanjutkan keluar untuk mencari makan siang. Kurang lengkap rasanya menurut saya jika ke Bali ga makan Nasi Pedas Ibu Andika makanya saya memutuskan untuk makan siang di sana.
Ketika saya sampai di Nasi Pedas Ibu Andika, suasananya sangat ramai. Karena kebetulan di Bali sedang ada event perkumpulan Vespa. Namun setelah antri panjang akhirnya saya bisa menikmati nasi pedas tersebut. Selesai makan saya mulai berencana mencari oleh-oleh kebetulan posisi Warung Nasi Ibu Andika yang saya kunjungi dekat dengan Joger Bali. Hanya saja ketika masuk ke Joger Bali luar biasa penuhnya sampai saya hilang minat untuk belanja di sana dan memutuskan untuk melihat-lihat saja dan memutuskan kembali ke Kuta.
Di Kuta, saya menyimpan motor di penginapan dan langsung menuju Pantai
Kuta. Saya berjalan-jalan menikmati Pantai Kuta sampai akhirnya saya memutuskan
untuk duduk pinggir pantai sambil menikmati rujak kuah pindang dan kelapa. Ga
berselang lama ada yang menawari saya belajar surfing dan saya pun setuju untuk mencoba hal baru tersebut, untuk
harga bisa di nego sesuai kesepakatan ya. Kesepakatan saya belajar hanya selama
satu jam, namun ternyata surfing itu
cukup sulit dan melelahkan serta tenaga saya sudah habis sehingga saya belajar
hanya 45 menitan. Akan tetapi, saya cukup senang belajar hal baru yang ga
pernah saya lakukan sebelumnya dan itu cukup menyenangkan.
Karena saya sudah merasa lelah saya pun kembali ke penginapan untuk bersih-bersih dan istirahat. Setelah beristirahat saya pun merasa sudah mulai fit kembali jadi saya berniat untuk ke rooftop menimati sunset. Akan tetapi, cukup disayangkan ternyata cuacanya mendung dan berawan, sehingga mataharinya pun tidak terlihat. Ditambah lagi pada saat itu sedang ada acara ulang tahun Maskapai Jetstar Indonesia sehingga cukup ramai dan yang tadinya berniat untuk berenang jadi hilang jadi memutuskan kembali ke kamar
Sore di Kuta |
Karena saya sudah merasa bosan diam di kamar, saya pun memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitaran Kuta ketika sudah mulai sedikit gelap. Namun, ternyata ketaka saya keliling berjalan-jalan ternyata suasana Kuta masih sangat amat sepi akibat pandemi yang terjadi sehingga cukup sedikit menyeramkan. Padahal dulu sebelum pandemi, dari Legian sampai Kuta itu sangat amat ramai dan pasti macet. Lalu saya pun memutuskan untuk berjalan menuju tempat beli oleh-oleh yaitu Pie Susu Enaaak, yang ‘a’ nya ada 3 dan ternyata ketika saya sampai sana, tokonya baru saja tutup. Karena sudah terlanjur keluar penginapan saya pun memutuskan untuk mencari makan malam sekalian dan selesai makan pun saya langsung kembali ke penginapan.
Esok harinya merupakan hari terakhir saya di Bali. Di hari terkahir ini saya menuju tempat beli oleh-oleh setelah sarapan dan bersih-bersih karena kemarin ketika mau beli oleh-oleh tokonya tutup. Saya kembali menuju pie susu enaaak, ternyata di sana tidak hanya jual pie susu tapi macam-macam oleh-oleh khas Bali. Di luarnya pun banyak yang jual pakaian juga untuk dijadikan oleh-oleh atau dipakai sendiri. Selesai belanja saya kembali ke penginapan untuk merapikan oleh-oleh.
Karena flight saya pulang ke
Jakarta masih sore, sayapun memutuskan untuk menuju ke toko Billabong yang ada
di Sunset Road karena di sana cukup banyak diskonnya sampai 70% kalau ga salah
dan memang barangnya cukup bagus. Setelah belanja lagi saya ingin makan bakso
dan kebetulan sebelah toko tersebut ada restoran bakso juga. Sehabis makan,
karena sudah tidak banyak yang ingin dilakukan saya kembali ke penginapan dan
siap-siap check out dan menuju
penginapan. Sekitar jam 3 setelah menunggu pegawai pakegoo untuk ambil motor
saya pun pergi ke Bandara untuk kembali ke Jakarta.
No comments:
Post a Comment