|
Gerbang dari Lapangan Udara Menuju Bandara Ngurah Rai, Bali |
Akhirnya setelah sekian lama bisa nulis tentang liburan lagi. Sebenernya
akhir tahun lalu mau nulis tentang liburan saya ke Pulau Tidung, tapi
sepertinya di pulau tersebut ga ada yang spesial hanya seperti tempat liburan keluarga
aja. Nah, sekarang saya mau menceritakan pengalaman saya tentang liburan ke
Pulau Bali yang spesialnya saya melewati hari nyepi di sana.
Pulau Bali, siapa yang ga tau tentang pulau ini? Pulau yang memiliki
julukan Pulau Dewata ini sangat terkenal baik di dalam maupun di luar negeri.
Mungkin lewat tulisan saya ini akan menceritakan sedikit alasan pulau ini
menjadi tempat favorit wisata, terutama warga negara asing (Australia
khususnya).
Akhirnya, h-1 nyepi saya terbang juga ke Bali. Saya menggunakan pesawat jam
18.30 dan sampai Bali sekitar jam 21.30 waktu setempat. Oia, perlu diingat
waktu Bali dan waktu Jakarta berbeda 1 jam yah. Pada saat sampai bali saya
langsung pergi menuju hotel untuk check
in. Selama perjalanan saya berharap masih bisa menyempatkan melihat
festival ogoh-ogoh yang pasti diadakan sehari sebelum hari nyepi. Namun sayang
pada saat saya sampai festivalnya sudah selesai. Saran saya kalo kalian ingin
melihat festival ogoh-ogoh ini lebih baik menggunakan penerbangan pagi atau
siang.
Dikarenakan sudah selesai juga festival ogoh-ogohnya saya memutuskan untuk
istirahat saja di hotel. Oia perlu diingat dikarenakan esok hari adalah hari
nyepi maka toko-toko dimulai dari jam 18.00 waktu setempat sudah banyak yang
tutup. Sehingga tidak bisa membeli makanan di luar, namun tidak perlu takut di
Bali sudah ada fasilitas Go-Jek, sehingga bisa pesan makanan atau pun jalan-jalan pakai Go-Jek. Sebenernya bisa
juga sih pesan makanan di hotel namun saya berpikir karena pada saat nyepi
pasti memakan makanan hotel jadi saya memesan makanan di luar hotel.
Keesokan harinya saya bangun sekitar jam 6 pagi. Setelah bersih-bersih saya
langsung turun ke bawah untuk sarapan. Selesai sarapan saya kembali ke kamar
dikarenakan di Bali sedang nyepi sehingga tidak bisa ke mana-mana. Dan
dikarenakan hotel yang saya tinggali hanya hotel bintang 3 sehingga tidak ada
paket khusus nyepi. Jadi selama nyepi saya hanya menghabiskan waktu di kamar
hotel. Oia semua saluran TV pun tidak ada saat nyepi sehingga saya hanya menonton
you tube dari handphone sampai malam hari.
Saya bangun sekitar jam 6 pagi dan langsung bersiap-siap untuk menjelajah
Bali. Setelah semua siap saya langsung menuju receptionist untuk menanyakan motor yang sudah dipesan sebelumnya,
untuk harga sewa motornya kemarin saya mendapatkan Rp. 75.000,- per hari.
Karena pada saat saya turun dan menanyakan motor ternyata belum siap, saya
memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar di sekitaran hotel untuk menikmati
udara pagi hari Bali. Setelah puas berjalan-jalan saya pun kembali ke hotel dan
syukurnya motornya sudah siap. Setelah menyelesaikan administrasi saya pun
langsung mulai menjelajah Bali.
Tempat yang saya kunjungi pertama adalah Pantai Sanur. Pantai ini di tempuh
dengan waktu kurang lebih 45 menit dari Sunset Road Kuta. Pantai ini sebenarnya
salah satu spot untuk melihat sunrises di Bali. Namun, karena saya
datangnya sudah terlalu siang sehingga terlambat untuk menikmati awal munculnya
sang surya keluar dari peraduannya. Sehingga saya memutuskan untuk menikmati Pantai
Sanur ini.
|
Suasana Pagi Hari di Pantai Sanur |
|
Ber-selfie Ria di Keramaian Pantai Sanur |
|
Suasana di Pantai Sanur |
Sebenarnya di Pantai Sanur ini tidak terlalu banyak yang bisa dinikmati.
Pantai ini cenderung sangat ramai, akan tetapi saya memiliki tujuan lain di
pantai ini yaitu bertemu dengan teman saya. Setelah bertemu kami sarapan
bersama di Warung Mak Beng. Warung ini merupakan tempat yang recomended banget untuk dinikmati.
Warung ini menyediakan ikan goreng dan sop ikan, kedua menu tersebut merupakan
menu andalan dari warung ini.
|
Menu di Warung Sambal Mak Beng |
|
Bergaya di Depan Warung Mak Beng |
Selesai sarapan, saya berencana untuk mencoba ice
cream massimo itali yang cukup terkenal. Namun sayang saya terlalu pagi
datangnya, sehingga tempat makan ice
cream-nya masih belum buka. Jadi saya memutuskan untuk melanjutkan ke
tempat berikutnya yaitu Monkey Forest, Ubud.
Untuk sampai Monkey Forest ini dari Sanur dibutuhkan waktu sekitar 1 jam
dengan menggunakan motor. Kalo kalian ingin masuk ke Monkey Forest, setelah
sampai gerbangnya sebelum masuk, saya sarankan untuk menyimpan kacamata dan
tidak menggunakan gantungan kunci di tas. Karena jika tidak, bersiapalah monyet
akan mencoba merebutnya. Monkey Forest ini merupakan salah satu tempat favorit
saya pada saat di Bali. Di sini kita bisa menikmati sejuknya udara dari
pepohonan yang rindang serta bermain-main dengan monyet. Oia, di sini kita bisa
memberi makan monyet juga untuk memancing monyet menaiki tubuh kita dengan
membeli pisang seharga Rp. 20.000 untuk pisang kecil sebanyak 6 buah dan Rp.
50.000,- untuk pisang besar.
|
Suasana di Monkey Forest |
|
Tiket Masuk Monkey Forest |
|
Monyet di Monkey Forest |
|
Di Monkey Forest (1) |
|
Di Monkey Forest (2) |
|
Di Monkey Forest (3) |
Puas bermain di Monkey Forest, saya melanjutkan perjalanan saya menuju
Museum Antonio Blanco. Di sini kita bisa melihat karya-karya dari pelukis besar
Antonio Blanco. Tapi jika kalian memang suka menikmati seni saya sarankan untuk
ke sini, namun jika bukan tempat ini cukup membosankan. Oia, selain bisa
menikmati lukisan karya sang seniman legendaris kita juga bisa menikmati karya
seni lainnya serta membaca sedikit cerita jalan hidupnya sang seniman.
|
Museum Antonio Blanco |
Sekitar jam 13.30 saya memutuskan untuk makan siang. Saya sudah memiliki
rencana untuk makan siang di Warung Nasi Kedewatan Ubud. Namun saat sudah
sampai ke sana, warung tersebut masih tutup dikarenakan sehari setelah nyepi
tidak semua toko maupun resto buka. Sehingga karena saya sudah merasa sangat
lapar saya makan di warung nasi padang.
Setelah makan siang saya melanjutkan ke tempat selanjutnya yaitu Tanah Lot.
Untuk sampai Tanah Lot ini cukup melelahkan membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam
sampai 2 jam. Ditambah dengan kondisi pada saat itu hujan sehingga saya sempat
harus berteduh terlebih dahulu. Namun saya sangat menikmati perjalanannya.
Sekitar jam 15.30 saya sampai di tanah lot. Saya langsung mengambil foto
dikarenakan cuacanya mendung. Karena akhirnya turun hujan yang cukup deras saya
memutuskan untuk berteduh terlebih dahulu. Setelah hujan berhenti saya pun
berkeliling untuk menikmati keadaan Tanah Lot. Di sini ada beberapa kepercayaan
warga sekitar seperti membasuk muka di Pura Karang Bolong, memegang ular yang
ada di goa dan semua budaya tersebut masih dijaga dengan baik oleh warga
sekitar.
|
Di Tanah Lot |
|
Pemandangan di Tanah Lot (1) |
|
Pemandangan di Tanah Lot (2) |
|
Monumen Musik Etnik di Tanah Lot |
Tanah Lot ini merupakan salah satu tempat untuk menikmati sunset di Bali. Namun, sayang karena
sebelumnya hujan awan mendung pun belum hilang sehingga matahari terbenamnya
terhalang oleh awan. Dan akhirnya saya memutuskan untuk menonton Tari Kecak
yang merupakan Tarian khas Bali. Tarian yang saya tonton menceritakan tentang
kisah Rama dan Sinta yang diculik oleh Rahwana.
|
Sesaat Sebelum Sunset |
|
Pemandangan di Tanah Lot |
|
Tiket Nonton Tari Kecak |
|
Tari Kecak |
|
Bergaya Bersama Hanoman |
Selesai menonton Tari Kecak saya kembali ke Hotel untuk bersih-bersih dan
bersiap untuk makan malam. Setelah siap saya pun pergi makan malam menuju
tempat makan yang sudah direkomendasikan oleh teman saya yaitu di Warung Made.
Tapi mungkin karena masih memperingati nyepi warung nasi yang saya kunjungi
masih tutup sehingga saya memutuskan untuk makan di Warung Itali. Dan setelah
makan malam saya memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar di legian kuta. Dan
setelah puas berjalan-jalan saya pun kembali ke hotel untuk beristirahat dan
mempersiapkan diri untuk hari esok.
|
Vongole di Warung Itali |
|
Monumen Bom Bali |
|
Di Monumen Bom Bali |
Di hari ke ketiga saya di Bali saya bangun sekitar jam 6.00 lalu saya
bersiap-siap untuk menjelajah Bali lagi. Setelah siap saya pun saya langsung
menyalakan motor dan langsung mencari sarapan yang “Bali” banget. Dan akhirnya
saya menemukan Warung Nasi Pedas Bu Andika, warung ini cukup terkenal dan kalo
kamu emang suka pedas warung ini sangat recomended.
Harganya cukup murah dan rasanya enak serta yang paling penting ini cukup
“Bali” banget. :D
|
Nasi Pedas Ibu Andika |
Setelah kenyang mengisi perut, saya melanjutkan perjalanan saya menuju
Pantai Waterblow di Nusa Dua. Untuk sampai Nusa Dua ini bisa melalui Jalan Tol,
ada jalur khusus motornya juga jadi bisa lebih cepat sampai. Setelah
menyelusuri jalan selama kurang lebih 1 jam akhirnya sampai juga di Nusa Dua.
Saya pun langsung menuju pantai yang saya tuju yaitu Waterblow. Pantai-panyai
di Nusa Dua ini cukup sepi dan bersih, mungkin karena pantai-pantainya memasuki
kawasan resort sehingga ga banyak turis yang masuk dan segan untuk memasukinya.
Di sini pun pantainya bisa digunakan untuk berenang karena ombaknya ga besar
dan bukan pantai karang.
|
Water Blow, Nusa Dua |
|
Water Blow, Nusa Dua |
Puas berenang, main air serta tanning
(biar kayak bule #tsaahh) saya melanjutkan ke tempat selanjutnya yaitu Pantai
Pandawa. Kalo kalian ke bali ini salah satu pantai yang harus dikunjungi
menurut saya, biar bisa foto di tulisan Pantai Pandawa yang gede :D. Dari Nusa
Dua menuju Pantai Pandawa ini dibutuhkan waktu sekitar 1 jam. Tapi jalanan menuju sana cukup enak dan
bagus.
Sekitar jam 11 saya sampai di Pantai Pandawa dan udaranya cukup panas.
Pantai ini cukup bagus dan bersih, tadinya saya berencana bermain kano di
pantai ini tapi dikarenakan ombaknya cukup besar sehingga penyewa kano tidak
mau menyewakan. Sehingga saya hanya menikmati pemandangan laut yang berhubungan
langsung dengan samudera hindia ini di pinggir pantai. Dan memang ombaknya
cukup besar sehingga ga banyak orang juga yang berenang di Pantai ini.
Dikarenakan ombaknya yang besar, saya memutuskan untuk kembali ke atas untuk
berfoto di tulisan Pantai Pandawa yang besar biar mainstream kayak turis-turis
yang lain. :D
|
Panorama Pantai Pandawa |
|
Pantai Pandawa |
|
Pantai Pandawa |
Setelah menikmati Pantai Pandawa saya pun melanjutkan jalan-jalan menuju
Garuda Wisnu Kencana (GWK). Dengan menggunkan motor membutuhkan waktu sekitar 1
jam menuju GWK ini. Setelah sampai sana saya langsung membeli tiket sekitar
Rp.60.000,- dan langsung memasuki kawasan GWK. Di GWK ini kita bisa melihat
kebudayaan Bali yang sangat kental serta cerita tentang perjuangan garuda yang
akhirnya menjadi kaki tangan Dewa Wisnu. Di sini kita bisa berfoto dengan
patung Garuda yang besar dan patung Dewa Wisnu. Puas mengelilingi kawasan GWK
saya memutuskan untuk menonton film animasi yang menceritakan Garuda yang
akhirnya menjadi kaki tangan Dewa Wisnu, untuk menonton animasi ini kita harus
membeli tiket sebesar Rp.20.000,- yang durasi filmnya sekitar 30 menit. Lalu
selesai menonton saya makan Bebek Bengil yang ada di sekitaran kawasan GWK.
|
Jadwal Performance di GWK |
|
Tangga Menuju Patung Garuda |
|
Di Patung Garuda |
|
Di Patung Wisnu |
|
Di Patung Ular Kadru |
|
Bebek Bengil |
Selanjutnya kami menuju Pantai Padang-padang yang terkenal oleh shooting film yang diperankan oleh Julia
Roberts, Eat Pray Love. Dari GWK menuju pantai ini dibutuhkan waktu sekitar 1
jam. Sekitar jam 15.00 kami sampai di Pantai Padang-Padang. Untuk memasuki
kawasan ini kita harus membayar retribusi sebesar Rp. 10.000,- dan untuk sampai
ke pantainya kita harus berjuang menuruni tangga yang cukup banyak dan pastinya
nanti kebayang dong pas kita naiknya itu pasti melelahkan (hehehe). Ternyata
setelah sampai pantainya cukup indah dengan ombah yang tenang dan sangat cocok
untuk berenang dan berselancar, airnya pun cukup bersih tapi terlalu ramai oleh
turis baik lokal maupun internasional. Hal ini membuat saya tidak terlalu
menikmati Pantai Padang-Padang ini, sehingga saya hanya singgah sebentar dan
melanjutkan perjalanan saya menuju Uluwatu.
Saya sampai di Uluwatu sekitar jam 16.00 dari Pantai Padang-Padang,
jaraknya tidak terlalu jauh. Untuk memsuki kawasan Uluwatu ini saya harus
membayar tiket masuk sekitar Rp. 30.000,- dan menggunakan pakaian yang sopan
yang menutupi lutut. Tapi jangan khawatir menggunakan celana pendek kita dapat
meminjam kain yang telah disediakan secara gratis.
|
Tangga Menuju Pantai Padang-padang |
|
Panorama Pantai Padang-padang |
|
Suasana Pantai Padang-padang |
Uluwatu ini merupakan salah satu spot untuk hunting sunset karena memang indah sekali tempatnya. Namun harus
hati-hati untuk berkunjung kesini, sebaiknya menjaga barang dengan baik. Karena
di sini banyak monyet yang sering mengambil barang-barang turis terutama
kacamata dan topi serta perhiasan. Pemandangan di Uluwatu ini memang sangat
indah dan pertujukan tari kecak ada di sini. Saya sih tidak menonton tari kecak
di sini karena saya sudah menonton di Tanah Lot hari sebelumnya. Untuk menonton
Tari Kecak di sini harus membayar sebesar Rp. 100.000,- tapi menurut saya
memang sangat worth it dan recomended untuk nonton Tari Kecak di
Uluwatu serta saya sarankan untuk menonton di Uluwatu karena Tari Kecak di sini
dengan latar matahari terbenam yang sangat indah (kalo hari cerah).
|
Monyet di Uluwatu |
|
Tebing Uluwatu |
|
Uluwatu Temple |
|
Ketika Menunggu Sunset di Uluwatu |
|
Di Uluwatu |
Saya tadinya menunggu sunset
(sampai bosan) di Uluwatu. Namun ketika saya melihat langit sepertinya sunset akan terhalang awan sehingga saya
memtuskan untuk melanjutkan menuju Jimbaran.
Saya sampai di Jimbaran sekitar jam 18.00, saat itu matahari pun sudah
terbenam namun masih tetap tertutup awan. Sebenaanya tujuan saya di Jimbaran
ini hanya untuk makan malam sea food.
Sebenarnya harga sea food di Jimbaran
ini cukup mahal namun suasana yang dijual di setiap restoran ini memang mahal.
Makan sea food di pinggir pantai
sekaligus ditemani matahari terbenam serta sambil melihat orang bermain papan
selancar atau dengan suasana malam Pantai Jimbaran membuat suasana yang kita
beli menjadi mahal. Namun menurut saya masih tetap kurang worth it sih soalnya masih terlalu ramai. :D
|
Senja di Jimbaran |
Setelah selesai makan saya pun memutuskan kembali ke hotel dikarenakan
janjian untuk bertemu dengan teman saya yang tinggal di Bali. Saya sampai hotel
sekitar jam 20.30 dan langsung bersih-bersih, istirahat sebentar setelah itu
teman saya pun datang. Selanjutnya saya pun diajak kuliner oleh teman saya itu
untuk mencicipi bubur laota (bubur ala Hongkong). Menurut saya ini salah satu
kuliner yang wajib dicoba jika kalian ke Bali. Lalu kami pun berbincang dan
pindah ke dim sum inc yang dekat dengan hotel saya, di sini kami makan lagi
(yah hanya ngemil-ngemil sih :D). Setelah itu, saya pun mampir ke krisna untuk
membeli oleh-oleh. Dan kembali ke hotel sekitar jam 03.00 dini hari.
Saya bangun sekitar jam 09.00 lalu bersiap ke Bandara
untuk kembali pulang ke Jakarta. Yah, itulah sedikit pengalaman saya. Dan saya
menyimpulkan, sebenarnya saya kurang suka dengan wisata pantai di Bali ini,
karena sudah terlalu ramai. Namun wisata budayanya sangat menarik sehingga
membuat saya ingin kembali lagi. Entahlah mungkin karena wisata yang kurang,
atau wisata budaya yang menarik. Namun, menurut saya itu adalah kekuatan magis
dari Bali itu sendiri, membuat orang ingin kembali mendatanginya.
Waaah seru ya. bagus bagus. jadi kangen waktu ke bali dulu
ReplyDeletewillynana.blogspot.com
@Fransisca Williana Nana:makasih mba :).Setuju banget Bali emang bikin kangen dan bikin pengen balik lagi ke sana :D
ReplyDelete