MY LIFE, MY STORY

Pages

Wednesday, April 20, 2016

LIBURAN KE PULAU DEWATA, BALI

Gerbang dari Lapangan Udara Menuju Bandara Ngurah Rai, Bali
Akhirnya setelah sekian lama bisa nulis tentang liburan lagi. Sebenernya akhir tahun lalu mau nulis tentang liburan saya ke Pulau Tidung, tapi sepertinya di pulau tersebut ga ada yang spesial hanya seperti tempat liburan keluarga aja. Nah, sekarang saya mau menceritakan pengalaman saya tentang liburan ke Pulau Bali yang spesialnya saya melewati hari nyepi di sana.
Pulau Bali, siapa yang ga tau tentang pulau ini? Pulau yang memiliki julukan Pulau Dewata ini sangat terkenal baik di dalam maupun di luar negeri. Mungkin lewat tulisan saya ini akan menceritakan sedikit alasan pulau ini menjadi tempat favorit wisata, terutama warga negara asing (Australia khususnya). 


Akhirnya, h-1 nyepi saya terbang juga ke Bali. Saya menggunakan pesawat jam 18.30 dan sampai Bali sekitar jam 21.30 waktu setempat. Oia, perlu diingat waktu Bali dan waktu Jakarta berbeda 1 jam yah. Pada saat sampai bali saya langsung pergi menuju hotel untuk check in. Selama perjalanan saya berharap masih bisa menyempatkan melihat festival ogoh-ogoh yang pasti diadakan sehari sebelum hari nyepi. Namun sayang pada saat saya sampai festivalnya sudah selesai. Saran saya kalo kalian ingin melihat festival ogoh-ogoh ini lebih baik menggunakan penerbangan pagi atau siang.
Dikarenakan sudah selesai juga festival ogoh-ogohnya saya memutuskan untuk istirahat saja di hotel. Oia perlu diingat dikarenakan esok hari adalah hari nyepi maka toko-toko dimulai dari jam 18.00 waktu setempat sudah banyak yang tutup. Sehingga tidak bisa membeli makanan di luar, namun tidak perlu takut di Bali sudah ada fasilitas Go-Jek, sehingga bisa pesan makanan atau  pun jalan-jalan pakai Go-Jek. Sebenernya bisa juga sih pesan makanan di hotel namun saya berpikir karena pada saat nyepi pasti memakan makanan hotel jadi saya memesan makanan di luar hotel.

Keesokan harinya saya bangun sekitar jam 6 pagi. Setelah bersih-bersih saya langsung turun ke bawah untuk sarapan. Selesai sarapan saya kembali ke kamar dikarenakan di Bali sedang nyepi sehingga tidak bisa ke mana-mana. Dan dikarenakan hotel yang saya tinggali hanya hotel bintang 3 sehingga tidak ada paket khusus nyepi. Jadi selama nyepi saya hanya menghabiskan waktu di kamar hotel. Oia semua saluran TV pun tidak ada saat nyepi sehingga saya hanya menonton you tube dari handphone sampai malam hari.

Saya bangun sekitar jam 6 pagi dan langsung bersiap-siap untuk menjelajah Bali. Setelah semua siap saya langsung menuju receptionist untuk menanyakan motor yang sudah dipesan sebelumnya, untuk harga sewa motornya kemarin saya mendapatkan Rp. 75.000,- per hari. Karena pada saat saya turun dan menanyakan motor ternyata belum siap, saya memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar di sekitaran hotel untuk menikmati udara pagi hari Bali. Setelah puas berjalan-jalan saya pun kembali ke hotel dan syukurnya motornya sudah siap. Setelah menyelesaikan administrasi saya pun langsung mulai menjelajah Bali.

Tempat yang saya kunjungi pertama adalah Pantai Sanur. Pantai ini di tempuh dengan waktu kurang lebih 45 menit dari Sunset Road Kuta. Pantai ini sebenarnya salah satu spot untuk melihat sunrises di Bali. Namun, karena saya datangnya sudah terlalu siang sehingga terlambat untuk menikmati awal munculnya sang surya keluar dari peraduannya. Sehingga saya memutuskan untuk menikmati Pantai Sanur ini.

Suasana Pagi Hari di Pantai Sanur

Ber-selfie Ria di Keramaian Pantai Sanur
 
Suasana di Pantai Sanur





Sebenarnya di Pantai Sanur ini tidak terlalu banyak yang bisa dinikmati. Pantai ini cenderung sangat ramai, akan tetapi saya memiliki tujuan lain di pantai ini yaitu bertemu dengan teman saya. Setelah bertemu kami sarapan bersama di Warung Mak Beng. Warung ini merupakan tempat yang recomended banget untuk dinikmati. Warung ini menyediakan ikan goreng dan sop ikan, kedua menu tersebut merupakan menu andalan dari warung ini.

Menu di Warung Sambal Mak Beng

Bergaya di Depan Warung Mak Beng
Selesai sarapan, saya berencana untuk mencoba  ice cream massimo itali yang cukup terkenal. Namun sayang saya terlalu pagi datangnya, sehingga tempat makan ice cream-nya masih belum buka. Jadi saya memutuskan untuk melanjutkan ke tempat berikutnya yaitu Monkey Forest, Ubud.
Untuk sampai Monkey Forest ini dari Sanur dibutuhkan waktu sekitar 1 jam dengan menggunakan motor. Kalo kalian ingin masuk ke Monkey Forest, setelah sampai gerbangnya sebelum masuk, saya sarankan untuk menyimpan kacamata dan tidak menggunakan gantungan kunci di tas. Karena jika tidak, bersiapalah monyet akan mencoba merebutnya. Monkey Forest ini merupakan salah satu tempat favorit saya pada saat di Bali. Di sini kita bisa menikmati sejuknya udara dari pepohonan yang rindang serta bermain-main dengan monyet. Oia, di sini kita bisa memberi makan monyet juga untuk memancing monyet menaiki tubuh kita dengan membeli pisang seharga Rp. 20.000 untuk pisang kecil sebanyak 6 buah dan Rp. 50.000,- untuk pisang besar. 

Suasana di Monkey Forest
 
Tiket Masuk Monkey Forest
Monyet di Monkey Forest

Di Monkey Forest (1)


Di Monkey Forest (2)


Di Monkey Forest (3)












Puas bermain di Monkey Forest, saya melanjutkan perjalanan saya menuju Museum Antonio Blanco. Di sini kita bisa melihat karya-karya dari pelukis besar Antonio Blanco. Tapi jika kalian memang suka menikmati seni saya sarankan untuk ke sini, namun jika bukan tempat ini cukup membosankan. Oia, selain bisa menikmati lukisan karya sang seniman legendaris kita juga bisa menikmati karya seni lainnya serta membaca sedikit cerita jalan hidupnya sang seniman.

Museum Antonio Blanco
Sekitar jam 13.30 saya memutuskan untuk makan siang. Saya sudah memiliki rencana untuk makan siang di Warung Nasi Kedewatan Ubud. Namun saat sudah sampai ke sana, warung tersebut masih tutup dikarenakan sehari setelah nyepi tidak semua toko maupun resto buka. Sehingga karena saya sudah merasa sangat lapar saya makan di warung nasi padang.

Setelah makan siang saya melanjutkan ke tempat selanjutnya yaitu Tanah Lot. Untuk sampai Tanah Lot ini cukup melelahkan membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam sampai 2 jam. Ditambah dengan kondisi pada saat itu hujan sehingga saya sempat harus berteduh terlebih dahulu. Namun saya sangat menikmati perjalanannya.

Sekitar jam 15.30 saya sampai di tanah lot. Saya langsung mengambil foto dikarenakan cuacanya mendung. Karena akhirnya turun hujan yang cukup deras saya memutuskan untuk berteduh terlebih dahulu. Setelah hujan berhenti saya pun berkeliling untuk menikmati keadaan Tanah Lot. Di sini ada beberapa kepercayaan warga sekitar seperti membasuk muka di Pura Karang Bolong, memegang ular yang ada di goa dan semua budaya tersebut masih dijaga dengan baik oleh warga sekitar.

Di Tanah Lot

Pemandangan di Tanah Lot (1)



Pemandangan di Tanah Lot (2)

Monumen Musik Etnik di Tanah Lot
Tanah Lot ini merupakan salah satu tempat untuk menikmati sunset di Bali. Namun, sayang karena sebelumnya hujan awan mendung pun belum hilang sehingga matahari terbenamnya terhalang oleh awan. Dan akhirnya saya memutuskan untuk menonton Tari Kecak yang merupakan Tarian khas Bali. Tarian yang saya tonton menceritakan tentang kisah Rama dan Sinta yang diculik oleh Rahwana.

Sesaat Sebelum Sunset
 
Pemandangan di Tanah Lot

Tiket Nonton Tari Kecak
Tari Kecak
Bergaya Bersama Hanoman
Selesai menonton Tari Kecak saya kembali ke Hotel untuk bersih-bersih dan bersiap untuk makan malam. Setelah siap saya pun pergi makan malam menuju tempat makan yang sudah direkomendasikan oleh teman saya yaitu di Warung Made. Tapi mungkin karena masih memperingati nyepi warung nasi yang saya kunjungi masih tutup sehingga saya memutuskan untuk makan di Warung Itali. Dan setelah makan malam saya memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar di legian kuta. Dan setelah puas berjalan-jalan saya pun kembali ke hotel untuk beristirahat dan mempersiapkan diri untuk hari esok.

Vongole di Warung Itali

Monumen Bom Bali



Di Monumen Bom Bali




Di hari ke ketiga saya di Bali saya bangun sekitar jam 6.00 lalu saya bersiap-siap untuk menjelajah Bali lagi. Setelah siap saya pun saya langsung menyalakan motor dan langsung mencari sarapan yang “Bali” banget. Dan akhirnya saya menemukan Warung Nasi Pedas Bu Andika, warung ini cukup terkenal dan kalo kamu emang suka pedas warung ini sangat recomended. Harganya cukup murah dan rasanya enak serta yang paling penting ini cukup “Bali” banget. :D

Nasi Pedas Ibu Andika
Setelah kenyang mengisi perut, saya melanjutkan perjalanan saya menuju Pantai Waterblow di Nusa Dua. Untuk sampai Nusa Dua ini bisa melalui Jalan Tol, ada jalur khusus motornya juga jadi bisa lebih cepat sampai. Setelah menyelusuri jalan selama kurang lebih 1 jam akhirnya sampai juga di Nusa Dua. Saya pun langsung menuju pantai yang saya tuju yaitu Waterblow. Pantai-panyai di Nusa Dua ini cukup sepi dan bersih, mungkin karena pantai-pantainya memasuki kawasan resort sehingga ga banyak turis yang masuk dan segan untuk memasukinya. Di sini pun pantainya bisa digunakan untuk berenang karena ombaknya ga besar dan bukan pantai karang.

Water Blow, Nusa Dua

Water Blow, Nusa Dua
Puas berenang, main air serta tanning (biar kayak bule #tsaahh) saya melanjutkan ke tempat selanjutnya yaitu Pantai Pandawa. Kalo kalian ke bali ini salah satu pantai yang harus dikunjungi menurut saya, biar bisa foto di tulisan Pantai Pandawa yang gede :D. Dari Nusa Dua menuju Pantai Pandawa ini dibutuhkan waktu sekitar 1 jam.  Tapi jalanan menuju sana cukup enak dan bagus.
Sekitar jam 11 saya sampai di Pantai Pandawa dan udaranya cukup panas. Pantai ini cukup bagus dan bersih, tadinya saya berencana bermain kano di pantai ini tapi dikarenakan ombaknya cukup besar sehingga penyewa kano tidak mau menyewakan. Sehingga saya hanya menikmati pemandangan laut yang berhubungan langsung dengan samudera hindia ini di pinggir pantai. Dan memang ombaknya cukup besar sehingga ga banyak orang juga yang berenang di Pantai ini. Dikarenakan ombaknya yang besar, saya memutuskan untuk kembali ke atas untuk berfoto di tulisan Pantai Pandawa yang besar biar mainstream kayak turis-turis yang lain. :D

Panorama Pantai Pandawa

Pantai Pandawa

Pantai Pandawa


Setelah menikmati Pantai Pandawa saya pun melanjutkan jalan-jalan menuju Garuda Wisnu Kencana (GWK). Dengan menggunkan motor membutuhkan waktu sekitar 1 jam menuju GWK ini. Setelah sampai sana saya langsung membeli tiket sekitar Rp.60.000,- dan langsung memasuki kawasan GWK. Di GWK ini kita bisa melihat kebudayaan Bali yang sangat kental serta cerita tentang perjuangan garuda yang akhirnya menjadi kaki tangan Dewa Wisnu. Di sini kita bisa berfoto dengan patung Garuda yang besar dan patung Dewa Wisnu. Puas mengelilingi kawasan GWK saya memutuskan untuk menonton film animasi yang menceritakan Garuda yang akhirnya menjadi kaki tangan Dewa Wisnu, untuk menonton animasi ini kita harus membeli tiket sebesar Rp.20.000,- yang durasi filmnya sekitar 30 menit. Lalu selesai menonton saya makan Bebek Bengil yang ada di sekitaran kawasan GWK.

Jadwal Performance di GWK

Tangga Menuju Patung Garuda

Di Patung Garuda
Di Patung Wisnu

Di Patung Ular Kadru

Bebek Bengil
Selanjutnya kami menuju Pantai Padang-padang yang terkenal oleh shooting film yang diperankan oleh Julia Roberts, Eat Pray Love. Dari GWK menuju pantai ini dibutuhkan waktu sekitar 1 jam. Sekitar jam 15.00 kami sampai di Pantai Padang-Padang. Untuk memasuki kawasan ini kita harus membayar retribusi sebesar Rp. 10.000,- dan untuk sampai ke pantainya kita harus berjuang menuruni tangga yang cukup banyak dan pastinya nanti kebayang dong pas kita naiknya itu pasti melelahkan (hehehe). Ternyata setelah sampai pantainya cukup indah dengan ombah yang tenang dan sangat cocok untuk berenang dan berselancar, airnya pun cukup bersih tapi terlalu ramai oleh turis baik lokal maupun internasional. Hal ini membuat saya tidak terlalu menikmati Pantai Padang-Padang ini, sehingga saya hanya singgah sebentar dan melanjutkan perjalanan saya menuju Uluwatu.
Saya sampai di Uluwatu sekitar jam 16.00 dari Pantai Padang-Padang, jaraknya tidak terlalu jauh. Untuk memsuki kawasan Uluwatu ini saya harus membayar tiket masuk sekitar Rp. 30.000,- dan menggunakan pakaian yang sopan yang menutupi lutut. Tapi jangan khawatir menggunakan celana pendek kita dapat meminjam kain yang telah disediakan secara gratis.

Tangga Menuju Pantai Padang-padang

Panorama Pantai Padang-padang

Suasana Pantai Padang-padang
Uluwatu ini merupakan salah satu spot untuk hunting sunset karena memang indah sekali tempatnya. Namun harus hati-hati untuk berkunjung kesini, sebaiknya menjaga barang dengan baik. Karena di sini banyak monyet yang sering mengambil barang-barang turis terutama kacamata dan topi serta perhiasan. Pemandangan di Uluwatu ini memang sangat indah dan pertujukan tari kecak ada di sini. Saya sih tidak menonton tari kecak di sini karena saya sudah menonton di Tanah Lot hari sebelumnya. Untuk menonton Tari Kecak di sini harus membayar sebesar Rp. 100.000,- tapi menurut saya memang sangat worth it dan recomended untuk nonton Tari Kecak di Uluwatu serta saya sarankan untuk menonton di Uluwatu karena Tari Kecak di sini dengan latar matahari terbenam yang sangat indah (kalo hari cerah).

Monyet di Uluwatu
Tebing Uluwatu

Uluwatu Temple

Ketika Menunggu Sunset di Uluwatu
Di Uluwatu
Saya tadinya menunggu sunset (sampai bosan) di Uluwatu. Namun ketika saya melihat langit sepertinya sunset akan terhalang awan sehingga saya memtuskan untuk melanjutkan menuju Jimbaran.

Saya sampai di Jimbaran sekitar jam 18.00, saat itu matahari pun sudah terbenam namun masih tetap tertutup awan. Sebenaanya tujuan saya di Jimbaran ini hanya untuk makan malam sea food. Sebenarnya harga sea food di Jimbaran ini cukup mahal namun suasana yang dijual di setiap restoran ini memang mahal. Makan sea food di pinggir pantai sekaligus ditemani matahari terbenam serta sambil melihat orang bermain papan selancar atau dengan suasana malam Pantai Jimbaran membuat suasana yang kita beli menjadi mahal. Namun menurut saya masih tetap kurang worth it sih soalnya masih terlalu ramai. :D

Senja di Jimbaran
Setelah selesai makan saya pun memutuskan kembali ke hotel dikarenakan janjian untuk bertemu dengan teman saya yang tinggal di Bali. Saya sampai hotel sekitar jam 20.30 dan langsung bersih-bersih, istirahat sebentar setelah itu teman saya pun datang. Selanjutnya saya pun diajak kuliner oleh teman saya itu untuk mencicipi bubur laota (bubur ala Hongkong). Menurut saya ini salah satu kuliner yang wajib dicoba jika kalian ke Bali. Lalu kami pun berbincang dan pindah ke dim sum inc yang dekat dengan hotel saya, di sini kami makan lagi (yah hanya ngemil-ngemil sih :D). Setelah itu, saya pun mampir ke krisna untuk membeli oleh-oleh. Dan kembali ke hotel sekitar jam 03.00 dini hari.

Saya bangun sekitar jam 09.00 lalu bersiap ke Bandara untuk kembali pulang ke Jakarta. Yah, itulah sedikit pengalaman saya. Dan saya menyimpulkan, sebenarnya saya kurang suka dengan wisata pantai di Bali ini, karena sudah terlalu ramai. Namun wisata budayanya sangat menarik sehingga membuat saya ingin kembali lagi. Entahlah mungkin karena wisata yang kurang, atau wisata budaya yang menarik. Namun, menurut saya itu adalah kekuatan magis dari Bali itu sendiri, membuat orang ingin kembali mendatanginya.

2 comments:

  1. Waaah seru ya. bagus bagus. jadi kangen waktu ke bali dulu

    willynana.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. @Fransisca Williana Nana:makasih mba :).Setuju banget Bali emang bikin kangen dan bikin pengen balik lagi ke sana :D

    ReplyDelete