MY LIFE, MY STORY

Pages

Tuesday, January 10, 2017

WORK-VACATION DI BENGKULU

Bengkulu, sebuah provinsi di Pulau Sumatera. Kota ini beribukotakan kota Bengkulu sendiri. Provinsi ini terletak di sisi sebelah barat Pulau Sumatera, sehingga berada di pesisir Samudera Hindia. Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi cerita tentang pengalaman saya keliling Kota Bengkulu yang merupakan ibu kota provinsi. Karena kebetulan saya ada tugas dari kantor ke sana jadi sekalian saya manfaatkan untuk keliling Kota Bengkulu.

Pagi-pagi buta saya harus sudah bangun menuju Bandara Soekarno-Hatta dikarenakan takut terjebak kemacetan Ibu Kota dan ternyata saya kepagian. Setelah menunggu sekitar 1,5 jam akhirnya saya boarding juga menuju Bengkulu. Sepanjang perjalanan saya hanya menonton film yang disediakan oleh maskapai.

Sekitar jam 8.30 akhirnya saya menginjakan kaki di Bandara Fatmawati, Bengkulu. Saya menunggu jemputan dari kantor yang sudah disediakan kantor. Di hari pertama ini saya ga bakalan banyak cerita soalnya saya hanya bekerja selama seharian dan tidak ada yang spesial juga. Dan akhirnya sekitar jam 21.00 saya ke Hotel untuk beristirahat.

Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu

Keesokan harinya saya bangun sekitar jam 6.00 dan langsung mandi serta bersiap menjelajah Kota Bengkulu. Setelah siap saya bergegas sarapan dan menuju meja receptionist untuk menanyakan motor yang saya sewa sebesar Rp. 100.000,- dari hotel. Di jalan-jalan kali ini saya ga bikin itinerary hanya berjalan dengan berdasarkan google map dan waze.

Suasana Jalan di Sekitaran Pantai Panjang
Saya memutuskan, tempat pertama yang saya datangi adalah Pantai Panjang. Jalan-jalan di Kota Bengkulu ini ga terlalu sulit cukup ikutin google map atau waze pasti sampai pada tujuan. Sekitar 30 menit akhirnya saya sampai di Pantai Panjang. Awalnya saya bingung karena ga da tempat parkir sehingga saya langsung parkir di pinggir pantai dan langsung foto-foto. 

Pantai Panjang

Pantai Panjang

Hutan Pinus di Sekitaran Pantai Panjang
Setelah puas foto-foto saya berencana melanjutkan perjalanan menuju Benteng Fort Marlborough. Tapi ditengah perjalanan saya menemukan spot wisata Pantai Panjang dan berhenti sejenak untuk melihat dan berfoto lagi. Kebetulan saya ke sana pagi dan di hari kerja, sehingga tidak terlalu banyak orang di sana.

Spot Foto Pantai Panjang
Selanjutnya saya melanjutkan perjalanan menuju Benteng Fort Marlborough. Jaraknya ga terlalu jauh dari Pantai Panjang apalagi sepanjang perjalanan saya menyusuri pantai. Untuk masuk ke benteng ini hanya cukup membayar sebesar Rp. 5.000,- dan kita bisa melihat sejarah yang pernah terjadi di Bengkulu. Di Benteng Fort Marlborough diceritakan juga perjuangan Bangsa Indonesia dalam merebut Kota Bengkulu dari penjajah. Namun pada saat saya ke sana banyak Bentengnya sedang dipugar, tapi saya cukup puas menikmatinya.

Fort Marlborough

Gerbang Masuk Fort Marlborough

Suasana di Dalam Fort Marlborough


Tidak jauh dari Benteng Fort Marlborough ada salah satu cagar budaya yaitu Tugu Thomas Parr yang berada di Taman Raffles. Sebenernya tugu ini merupakan kuburan Thomas Parr yang merupakan seorang gubernur pada saat Bengkulu dikuasai Inggris. Letaknya tidak jauh juga dengan alun-alun Kota Bengkulu.

Tugu Thomas Parr
Saya pun melanjutkan perjalanan saya setelah puas di Benteng Fort Marlborough menuju cagar budaya yang lain yaitu Makam Inggris. Memang ini merupakan wisata yang cukup unik kuburan dijadikan tempat wisata. Tempat ini memang sebagai salah satu bukti bahwa Inggris dulu pernah menguasi Bengkulu. Sampai di sini memang ga terlalu bagus cagar budayanya karena memang tidak terurus. Saya pun mencari tempat parkirnya agak kesulitan dan akhirnya parkir di kantor kecamatan di seberang gereja yang ada di sekitaran Makam Inggris. Di sekitaran makamnya pun tidak ada yang spesial dan kesannya biasa aja karena tidak terawat.

Gerbang Makam Inggris

Suasana Makam Inggris

Makam Inggris

Setalah dari Makam Inggris dan waktu masih sekitar jam 10.30 saya memutuskan untuk menuju tempat bersejarah lainnya. Tempat yag saya kunjungi adalah Rumah Kediaman Bung Karno pada waktu pengasingan di Bengkulu. Di sini kita bisa melihat furniture yang pernah digunakan Bung Karno, buku-buku milik beliau, serta sepeda yang pernah digunakannya. Dan ada yang cukup unik di dalamnya terdapat juga lemari yang berisi seragam untuk drama Monte Carlo pada saat itu. Oia, di halaman belakang rumahnya terdapat sebuah sumur, saya mendapat cerita dari teman saya konon yang meminum air dari sumur itu bakalan enteng jodoh tapi saya baru dikasih taunya setelah meninggalkan Rumah Kediaman Bung Karno.

Rumah Kediaman Bung Karno

Rumah Kediaman Bung Karno selama Pengasingan di Bengkulu

Salah Satu Sudut di Dalam Rumah Kediaman Bung Karno
Dari Rumah Kediaman Bung Karno saya selanjutnya menuju Rumah Penjahit Dwi Warna, siapa lagi kalo bukan Fatmawati. Untuk masuk kerumah ini gratis, ga di pungut bayaran sama sekali. Di sini pertama masuk kita akan melihat lukisan Bung Karno dan Fatmawati. Lalu kita bisa melihat kamar tidur Ibu Fatmawati serta mesin jahit yang digunakan untuk menjahit bendera pusaka merah putih.

Rumah Fatmawati

Lukisan Bung Karno dan Fatmawati

Mesin Jahit yangDigunakan untuk Menjahit Bendera Pusaka
Waktu sudah menujukan sekitar jam 12.00 dan perut saya sudah keroncongan, saya pun memutuskan untu makan siang terlebih dahulu. Dari hasil browsing saya mencari makanan khas Bengkulu yaitu Bagar Ikan Hiu. Makanan yang tebuat dari anak ikan hiu ini merupakan salah satu khas Bengkulu. Cukup sulit menemukan makanan ini. Dan setelah berkeliling saya menemukan rumah makan yang menjualnya.

Makanan Khas Bengkulu Bagar Hiu, Sambel Ikan Gleber dan Sayur Buah Kelor
Perut sudah kenyang saya pun akhirnya melanjutkan perjalanan menuju tempat wisata yang lain. Saya memutuskan untuk menuju Pantai Sungai Suci. Pantai ini menjadi salah satu destinasi andalan Bengkulu. Memang suasananya sangat enak duduk sambil menikmati pemandangan samudera yang luas dan angin laut yang sepoi-sepoi. Oia, saya pribadi menjulukinya tanah lot Bengkulu karena keadaan alamnya yang cukup mirip dengan tanah lot Bali.

Jembatan Gantung Pantai Sungai Suci

Pantai Sungai Suci

Pantai Sungai Suci

Landscape Pantai Sungai Suci
Ketika sedang bersantai di Pantai Sungai Suci saya merasa ngantuk dan akhirnya saya pun memutuskan untuk kembali ke hotel terlebih dahulu untuk beristirahat. Sebelum ke hotel saya mampir di kawasan simpang lima, Bengkulu. Di sini merupakan sentra oleh-oleh dan saya pun memebeli beberapa oleh-oleh khas Bengkulu untuk kerabat.

Selesai berisitirahat saya mandi dan kembali berjalan-jalan Kota Bengkulu. Tujuan terakhir saya di Kota Bengkulu ini adalah Danau Dendam Tak Sudah. Entah saya ga tau namanya Dendam Tak Sudah. Pemandangan Danau Dendam Tak Sudah ini cukup indah namun suasananya kurang enak karena posisi kita menikmati keindahan danau ini tepat di pinggir jalan sehingga benar-benar berisik oleh suara kendaraan.

Danau Dendam Tak Sudah

Danau Dendam Tak Sudah
Karena waktu sudah menjelang malama saya pun memutuskan untuk pulang ke hotel bersiap untuk esok hari kembali ke Jakarta. Namun, sebelum kembali ke hotel saya menyempatkan diri untuk mencicipi Pempek 7 Ulu Cek Toni yang kata temen saya cukup terkenal dan enak. Setelah saya coba rasanya memang enak, kalo orang Bengkulu bilang “Camkoha!”. Selesai makan pempek saya pun kembali ke hotel untuk packing dan istirahat.

Pempek 7 Ulu Cek Toni, CAMKOHA!!

No comments:

Post a Comment