Bengkulu, sebuah provinsi di Pulau Sumatera. Kota ini beribukotakan kota
Bengkulu sendiri. Provinsi ini terletak di sisi sebelah barat Pulau Sumatera,
sehingga berada di pesisir Samudera Hindia. Pada kesempatan kali ini saya ingin
berbagi cerita tentang pengalaman saya keliling Kota Bengkulu yang merupakan
ibu kota provinsi. Karena kebetulan saya ada tugas dari kantor ke sana jadi
sekalian saya manfaatkan untuk keliling Kota Bengkulu.
Pagi-pagi buta saya harus sudah bangun menuju Bandara Soekarno-Hatta
dikarenakan takut terjebak kemacetan Ibu Kota dan ternyata saya kepagian.
Setelah menunggu sekitar 1,5 jam akhirnya saya boarding juga menuju Bengkulu. Sepanjang perjalanan saya hanya menonton film yang disediakan oleh maskapai.
Sekitar jam 8.30 akhirnya saya menginjakan kaki di Bandara Fatmawati,
Bengkulu. Saya menunggu jemputan dari kantor yang sudah disediakan kantor. Di
hari pertama ini saya ga bakalan banyak cerita soalnya saya hanya bekerja
selama seharian dan tidak ada yang spesial juga. Dan akhirnya sekitar jam 21.00
saya ke Hotel untuk beristirahat.
|
Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu |
Keesokan harinya saya bangun sekitar jam 6.00 dan langsung mandi serta
bersiap menjelajah Kota Bengkulu. Setelah siap saya bergegas sarapan dan menuju
meja receptionist untuk menanyakan
motor yang saya sewa sebesar Rp. 100.000,- dari hotel. Di jalan-jalan kali ini
saya ga bikin itinerary hanya
berjalan dengan berdasarkan google map
dan waze.
|
Suasana Jalan di Sekitaran Pantai Panjang |
Saya memutuskan, tempat pertama yang saya datangi adalah Pantai Panjang.
Jalan-jalan di Kota Bengkulu ini ga terlalu sulit cukup ikutin google map atau waze pasti sampai pada tujuan. Sekitar 30 menit akhirnya saya
sampai di Pantai Panjang. Awalnya saya bingung karena ga da tempat parkir
sehingga saya langsung parkir di pinggir pantai dan langsung foto-foto.
|
Pantai Panjang |
|
Pantai Panjang |
|
Hutan Pinus di Sekitaran Pantai Panjang |
Setelah puas foto-foto saya berencana melanjutkan perjalanan menuju Benteng
Fort Marlborough. Tapi ditengah perjalanan saya menemukan spot wisata Pantai Panjang dan berhenti sejenak untuk melihat dan
berfoto lagi. Kebetulan saya ke sana pagi dan di hari kerja, sehingga tidak
terlalu banyak orang di sana.
|
Spot Foto Pantai Panjang |
Selanjutnya saya melanjutkan perjalanan menuju Benteng Fort Marlborough.
Jaraknya ga terlalu jauh dari Pantai Panjang apalagi sepanjang perjalanan saya
menyusuri pantai. Untuk masuk ke benteng ini hanya cukup membayar sebesar Rp.
5.000,- dan kita bisa melihat sejarah yang pernah terjadi di Bengkulu. Di
Benteng Fort Marlborough diceritakan juga perjuangan Bangsa Indonesia dalam
merebut Kota Bengkulu dari penjajah. Namun pada saat saya ke sana banyak
Bentengnya sedang dipugar, tapi saya cukup puas menikmatinya.
|
Fort Marlborough |
|
Gerbang Masuk Fort Marlborough |
|
Suasana di Dalam Fort Marlborough |
Tidak jauh dari Benteng Fort Marlborough ada salah satu cagar budaya yaitu
Tugu Thomas Parr yang berada di Taman Raffles. Sebenernya tugu ini merupakan
kuburan Thomas Parr yang merupakan seorang gubernur pada saat Bengkulu dikuasai
Inggris. Letaknya tidak jauh juga dengan alun-alun Kota Bengkulu.
|
Tugu Thomas Parr |
Saya pun melanjutkan perjalanan saya setelah puas di Benteng Fort
Marlborough menuju cagar budaya yang lain yaitu Makam Inggris. Memang ini
merupakan wisata yang cukup unik kuburan dijadikan tempat wisata. Tempat ini
memang sebagai salah satu bukti bahwa Inggris dulu pernah menguasi Bengkulu.
Sampai di sini memang ga terlalu bagus cagar budayanya karena memang tidak
terurus. Saya pun mencari tempat parkirnya agak kesulitan dan akhirnya parkir
di kantor kecamatan di seberang gereja yang ada di sekitaran Makam Inggris. Di
sekitaran makamnya pun tidak ada yang spesial dan kesannya biasa aja karena
tidak terawat.
|
Gerbang Makam Inggris |
|
Suasana Makam Inggris |
|
Makam Inggris |
Setalah dari Makam Inggris dan waktu masih sekitar jam 10.30 saya
memutuskan untuk menuju tempat bersejarah lainnya. Tempat yag saya kunjungi
adalah Rumah Kediaman Bung Karno pada waktu pengasingan di Bengkulu. Di sini
kita bisa melihat furniture yang
pernah digunakan Bung Karno, buku-buku milik beliau, serta sepeda yang pernah
digunakannya. Dan ada yang cukup unik di dalamnya terdapat juga lemari yang
berisi seragam untuk drama Monte Carlo pada saat itu. Oia, di halaman belakang
rumahnya terdapat sebuah sumur, saya mendapat cerita dari teman saya konon yang
meminum air dari sumur itu bakalan enteng jodoh tapi saya baru dikasih taunya
setelah meninggalkan Rumah Kediaman Bung Karno.
|
Rumah Kediaman Bung Karno |
|
Rumah Kediaman Bung Karno selama Pengasingan di Bengkulu |
|
Salah Satu Sudut di Dalam Rumah Kediaman Bung Karno |
Dari Rumah Kediaman Bung Karno saya selanjutnya menuju Rumah Penjahit Dwi
Warna, siapa lagi kalo bukan Fatmawati. Untuk masuk kerumah ini gratis, ga di
pungut bayaran sama sekali. Di sini pertama masuk kita akan melihat lukisan Bung Karno dan Fatmawati. Lalu kita bisa melihat kamar tidur Ibu Fatmawati
serta mesin jahit yang digunakan untuk menjahit bendera pusaka merah putih.
|
Rumah Fatmawati |
|
Lukisan Bung Karno dan Fatmawati |
|
Mesin Jahit yangDigunakan untuk Menjahit Bendera Pusaka |
Waktu sudah menujukan sekitar jam 12.00 dan perut saya sudah keroncongan,
saya pun memutuskan untu makan siang terlebih dahulu. Dari hasil browsing saya mencari makanan khas
Bengkulu yaitu Bagar Ikan Hiu. Makanan yang tebuat dari anak ikan hiu ini
merupakan salah satu khas Bengkulu. Cukup sulit menemukan makanan ini. Dan
setelah berkeliling saya menemukan rumah makan yang menjualnya.
|
Makanan Khas Bengkulu Bagar Hiu, Sambel Ikan Gleber dan Sayur Buah Kelor |
Perut sudah kenyang saya pun akhirnya melanjutkan perjalanan menuju tempat
wisata yang lain. Saya memutuskan untuk menuju Pantai Sungai Suci. Pantai ini
menjadi salah satu destinasi andalan Bengkulu. Memang suasananya sangat enak duduk
sambil menikmati pemandangan samudera yang luas dan angin laut yang
sepoi-sepoi. Oia, saya pribadi menjulukinya tanah lot Bengkulu karena keadaan
alamnya yang cukup mirip dengan tanah lot Bali.
|
Jembatan Gantung Pantai Sungai Suci |
|
Pantai Sungai Suci |
|
Pantai Sungai Suci |
|
Landscape Pantai Sungai Suci |
Ketika sedang bersantai di Pantai Sungai Suci saya merasa ngantuk dan
akhirnya saya pun memutuskan untuk kembali ke hotel terlebih dahulu untuk
beristirahat. Sebelum ke hotel saya mampir di kawasan simpang lima, Bengkulu. Di
sini merupakan sentra oleh-oleh dan saya pun memebeli beberapa oleh-oleh khas
Bengkulu untuk kerabat.
Selesai berisitirahat saya mandi dan kembali berjalan-jalan Kota Bengkulu.
Tujuan terakhir saya di Kota Bengkulu ini adalah Danau Dendam Tak Sudah. Entah
saya ga tau namanya Dendam Tak Sudah. Pemandangan Danau Dendam Tak Sudah ini
cukup indah namun suasananya kurang enak karena posisi kita menikmati keindahan
danau ini tepat di pinggir jalan sehingga benar-benar berisik oleh suara
kendaraan.
|
Danau Dendam Tak Sudah |
|
Danau Dendam Tak Sudah |
Karena waktu sudah menjelang malama saya pun memutuskan untuk pulang ke
hotel bersiap untuk esok hari kembali ke Jakarta. Namun, sebelum kembali ke
hotel saya menyempatkan diri untuk mencicipi Pempek 7 Ulu Cek Toni yang kata
temen saya cukup terkenal dan enak. Setelah saya coba rasanya memang enak, kalo
orang Bengkulu bilang “Camkoha!”. Selesai makan pempek saya pun kembali ke
hotel untuk packing dan istirahat.
|
Pempek 7 Ulu Cek Toni, CAMKOHA!! |
No comments:
Post a Comment