|
The Great Wall, China |
Cina, negeri
yang terkenal dengan banyak sekali penduduknya ini merupakan tempat yang saya
dan teman saya kunjungi di tahun ini. Pada kesempatan kali ini saya hanya
mengunjungi 3 kota besar yang ada di Cina yaitu Beijing, Shanghai, dan Tianjin.
Ya dengan waktu seminggu sebenarnya sangat amat kurang untuk menjelajahi Cina,
secara negaranya itu amat sangat luas, itu pun kami sepertinya cukup memaksakan
untuk mengunjungi 3 kota itu. Oke langsung aja saya share pengalaman saya dan teman-teman saya.
Setelah mem-booking tiket 6 bulan sebelumnya
akhirnya tiba juga hari yang kami tunggu-tunggu. Kebetulan kami kemarin
mendapatkan tiket yang cukup murah untuk terbang PP CGK-PEK-CGK dengan meggunakan
maskapai berinisial MH dengan harga sekitar Rp. 2.800.000,- dan untungnya kami
mendapatkan pesawat yang transit-nya
ga terlalu lama. Jam 12.10 pesawat kami take
off menuju Malaysia sebagai tempat transit
dan selanjutnya kami menunggu sekitar 2 jam untuk melanjutkan menuju Cina.
Sekitar jam 1
pagi pesawat yang kami tumpangi akhirnya mendarat di Cina, jujur kami sangat excited ketika menginjakan kaki di Beijing International Aiport. Kami
langsung menuju imigrasi untuk pendataan dan untungnya lolos semua :D. Setelah
itu, kami menuju tempat pengambilan bagasi, karena kami ga mau berat
gendong-gendng tas selama jalan-jalan di Cina kami memutuskan untuk menggunakan
koper dan memanfaatkan fasilitas bagasi gratis yang disediakan maskapai yang
kami naiki.
|
Touchdown China |
|
Suasana Beijing International Airport |
Selanjutnya
setelah mengambil bagasi kami awalnya cukup kebingungan untuk mencari tempat
istirahat. Berdasarkan artikel-artikel yang kami baca sebaiknya istirahat di
Burger King yang ada di Terminal 3 namun kami tidak melihat Burger King yang
dimaksud. Setelah tanya petugas sana-sini dengan bantuan om google images (pada saat di sana kami
menggunakan fasilitas roaming dari
operator Indonesia sehingga bisa menggunakan om google) akhirnya bisa sampai di
tempat istirahat yang dimaksud. Jadi untuk mencapai sana kita harus keluar custom di Cina lalu menuju lantai 3
untuk area food court dan posisi
Burger King ada di belakang dekat dengan pintu departure. Oia di deket pintu itu juga ada tulisan I LOVE BEIJING
jadi buat yang mau foto langsung aja menuju situ. Dan setelah sampai Burger
King kami baru tau kenapa disarankan menuju Burger King, karena tokonya tutup
dan tempat duduknya yang panjang dan ada busanya, sehingga lumayan lah untuk
istirahat sejenak menunggu pagi.
|
"I Love Beijing" |
Sekitar jam 5
pagi kami bangun dan siap-siap untuk menjelajah Beijing. Oia, untuk toilet di
bandara terminal 3 ini masuh cukup bersih dan beradab, mungkin karena baru,
sehingga buat yang mau menggunakan toilet masih bisa nyaman lah, dan ingat di
Cina ini toiletnya, toilet kering ya. Selanjutnya kami menuju stasiun kereta
untuk menuju pusat kota, pada saat itu kami malah menuju terminal 2 dulu
padahal di terminal 3 pun ada stasiunnya. Kereta ini ada setiap 10 menit sekali
dan mulai beroperasi jam 6 pagi. Untuk pembayarannya bisa menggunakan Yikatong Card yang bisa dibeli di loket
dengan deposit sebesar 20 yuan untuk
kartunya dan bisa di-refund. Yikatong Card ini bisa digunakan untuk naiki subway dan bis selama di Beijing.
|
Yikatong Card |
|
Di Dalam Kereta Menuju Downtown |
Kami sampai di
Pusat Kota Beijing sekitar jam 8 pagi dan cuaca di sana pada saat itu sangat
dingin, 2 derajat celcius karena peralihan dari winter ke spring dan yang
membuat sangat dingin anginnya itu cukup kenceng dan ditambah kami harus cukup
berjalan cukup jauh menuju penginapan dikarenakan salah turun stasiun, lengkap
sudah sebagai anak tropis yang biasa panas dating ke negara yang pada saat itu
sedang dingin ditambah angin dan hujan tapi kami sangat menikmati semua moment itu. Dan kami pun sampai di
penginapan sekitar jam 9 pagi.
|
Suasana Subway |
|
Suasana Kota Beijing |
Setelah
menyimpan barang bawaan kami (karena baru bisa check in jam 14.00) dan
mengobrol sedikit dengan orang-orang Indonesia yang kebetulan menginap di
tempat yang sama kami melanjutkan penjelajahan kami menembus dinginnya Kota
Beijing yang saat itu sampai 0 derajat celcius. Tujuan kami yang pertama adalah
Tiananmen Square. Kami menggunakan subway untuk pergi ke setiap lokasi
tujuan kami.
Tiananmen Square ini
merupakan lapangan yang cukup bersejarah bagi warga Cina. Di sini ga terlalu
banyak yang bisa dilakukan hanya foto-foto. Kami pun melanjutkan menuju Forbidden City yang terkenal sering digunakan untuk film-film kolosal.
Karena letaknya yang hanya di seberang Tiananmen
Square. Forbidden City ini
merupakan tempat tinggal kaisar Cina pada saat Dinasti Ming dan Qing. Untuk
memasuki kawasannya kita harus membayar sekitar 40 yuan. Mungkin karena cuaca
yang sangat dingin sehingga kami tidak terlalu menikmati suasana di Forbidden City ini, sehingga pada saat
sudah di tengah-tengah kawasan kami memutuskan untuk hanya melewati Forbidden City di pintu yang berlawanan
dan itu ternyata sangat jauh dan cukup melelahkan.
|
Monument To The People's Heroes |
|
Di Tiananmen Square |
|
The Forbidden City |
|
Di Forbidden City |
|
Suasana di Dalam Forbidden City |
Kami melanjutkan
penjelajahan Kota Beijing kami dengan tujuan selanjutnya adalah Temple of Heaven. Temple of Heaven ini merupakan salah satu UNESCO World Heritage dan memang sangat recommended untuk dikunjungi. Untungnya letak kawasan temple ini tidak terlalu jauh dari
stasiun sehingga tidak terlalu sulit untuk mencarinya. Setelah membayar tiket
masuk kami pun berjalan di sekitar kawasan temple
suasananya cukup enak untuk dinikmati. Dan setelah sampai di depan Temple of Heaven saya pribadi sangat
kagum dengan arsitektur dari temple-nya
tersebut karena memang sangat bagus. Di sekitar temple terdapat museum
juga yang menceritakan sejarah pembangunan Temple of Heaven ini.
|
Halaman Temple of Heaven |
|
Di Kawasan Temple of Heaven |
|
Di Temple of Heaven |
|
Temple of Heaven |
Puas menikmati Temple of Heaven kami langsung menuju Bird Nest Stadium. Dengan menembus
dinginnya Kota Beijing pada saat itu kami pun tetap melanjutkan petualangan
kami. Sampai akhirnya kami sampai di Bird
Nest Stadium yang merupakan Stadion Nasional Beijing yang dibangun ketika
Olimpiade Musim Panas diadakan di Beijing, Cina, 2008 lalu. Di seberang Bird Nest Stadium terdapat juga Water Cube yang sebenarnya merupakan
bagian dari stadion ini hanya untuk olahraga air. Kami datang ke stadion
nasional ini dikarenakan memang cukup indah untuk dinikmati dan memang salah
satu tujuan wisata di Beijing. Oia, waktu paling baik ke sini yaitu pada saat
peralihan menjelang malam agar bisa menikmati perubahan lampu di Water Cube.
|
The Bird Nest |
Setelah puas menikmati Bird Nest Stadium dan Water Cube kami melanjutkan menuju wangfujing road. Di sini terdapat night market dan pastinya kami mengunjunginya. Kami tidak terlalu lama di sini karena sudah merasa sangat lelah sehingga kami hanya sebentar saja melihat-lihat sebelum memutuskan untuk kembali ke penginapan.
|
Di Wangfujing Night Market |
Keesokan harinya
kami bangun agak siang dan tidak sesuai dengan jadwal itinerary yang kami buat karena kami berpikir tujuan kami hanya The Great Wall. Namun itu merupakan
salah satu kesalahan yang cukup salah. Seperti biasa sebelumnya (pada saat di
Indonesia) kami mencari informasi tentang cara menuju The Great Wall dan kami mendapatkan informasi jika kita ingin
menuju ke sana dengan pintu masuk di Badaling kita bisa menggunakan S2 Train yang tujuannya memang menuju
Stasiun Badaling.
Sebenarnya pada
hari sebelumnya kami sudah diberitahu oleh pihak hostel kami jika stasiun S2 Train sedang direnovasi. Tapi kami malah
berprasangka jika pihak hostel hanya ingin menjual tour-nya saja. Selain itu, kami memang tidak punya banyak waktu
juga untuk menggunakan mobil ataupun bis karena kami malamnya harus mengejar
pesawat menuju Shanghai.
Kami pun jalan
menuju Beijing North Railway Station
yang turun di Xizhimen Metro Station.
Namun ternyata informasi tentang stasiun kereta menuju Stasiun Badaling yang
sedang di renovasi benar adanya. Di Xizhimen
Metro Station kami benar-benar terlihat kebingungan (ini kesalahan yang
cukup fatal sebagai turis) sehingga menjadi sasaran empuk buat orang-orang yang
menawarkan jasa tour dan kemungkinan
merupakan para scammer karena kami
hamper diajak ke tempat yang cukup sepi. Kami pun menghindar sebisa mungkin
sampai menemukan 7-eleven dan
untungnya ada petugas stasiun yang sedang belanja juga sehingga kami diberitahu
kalau stasiun kerata yang menuju Badaling dipindahkan sementara ke Huangtudian Station dan kami
pun langsung menuju ke sana.
|
Informasi Tentang Satsiun Sementara Menuju Badaling |
Sampai di sana
kami melihat antrian untuk membeli tiket sudah sangat panjang namun untungnya
kami mempunyai Yikatong Card dan bisa
digunakan untuk menggunakan S2 Train.
Namun, tetap saja antrian untuk menuju keretanya sudah banyak juga. Ketika
antri itu kami baru sadar kenapa kami harus sesuai jadwal, karena S2 Train itu ada jadwal
keberangkatannya, sehingga kami yang seharusnya menggunakan kereta jam 09.00
jadi menggunakan kereta jam 11.00 pagi.
Setelah antri
sekitar 1 jam akhirnya pintu menuju kereta pun dibuka. Di sini merupakan
‘pertarungan dan perjuangan’ sesungguhnya (ini lebay sih), ya ketika pintu
dibuka semua orang berdesak-desakan berebut menuju kereta pada saat itu cukup
brutal sih orang-orang sana tanpa pandang bulu itu anak-anak, orang tua apa
bukan tetap saja rusuh berebut menuju kereta. Ketika keluar pintu antrian kami
pun langsung berlari menuju kereta mencari tempat duduk. Karena pada saat itu
saya berpikir jika tidak dapat tempat duduk tidak boleh naik, tapi ternyata
boleh naik. Kami langsung berlari menuju gerbong terakhir dan mendapatkan
tempat duduk.
|
Ketika Menunggu Pintu Kereta Menuju Badaling di Buka |
Perjalanan
menuju Stasiun Badaling kurang lebih 1 jam. Selama di kereta kami hanya
mengobrol dan lihat kondisi Kota Beijing. Dan ketika sampai kami sangat senang
karena bisa melihat cherry blossom
alias bunga sakura dan juga bisa melihat salju (norak banget yak maklum anak
tropis). Sampai di Stasiun Badaling kita bisa jalan menuju pintu masuk atau
menggunakan bis yang disediakan dan tentu dengan perjuangan desak-desakan.
Jaraknya lumayan lah sekitar 5 menit menggunakan bis.
|
Anak Tropis Nginjek Salju |
|
Anak Tropis Pegang Salju |
Sampai di pintu
masuk, kami menuju loket pembelian tiket dan langsung membeli tiket masuk dan
tiket kereta gantung. Kami pun sampai di The
Great Wall, China kami sungguh senang ketika sampai dan pastinya langsung
berfoto di sekitaran. Kami mencoba ke tempat yang lebih tinggi dengan menaiki
tangga dan itu melelahkan tapi sangat membahagiakan bisa sampai di The Great Wall. Lalu kami menikmati
pemandangan dari Great Wall sambil
istirahat sejenak. Setelah puas kami pun kembali ke tempat kereta gantung dan
membeli tiket kembali karena tiket yang kami beli hanya satu arah.
|
Pemandang dari Kereta Gantung |
|
Suasana The Great Wall |
|
Walau Ramai Kami Bahagia Bisa Sampai Great Wall |
|
Di The Great Wall |
|
Selfie di The Great Wall |
|
Pemandangan dari The Great Wall |
Setelah sampai
bawah kami membeli koin untuk kenang-kenangan dan langsung menuju antrian untuk
menaiki bis untuk kembali ke Stasiun Badaling. Sampai stasiun antrian untuk
kereta sudah sangat panjang dan kami hanya bisa menikmati. Kereta pun tiba dan
kami langsung naik untuk menuju Stasiun Huangtudiang.
Sampai di
Stasiun Huangtudiang kami langsug menuju stasiun subway karena kami cukup terburu-buru untuk menuju hostel mengambil
barang. Selanjutnya setelah sampai hostel kami langsung ambil barang dan
mencari taksi menuju bandara untuk flight
ke Shanghai. Mancari taksi di China cukup sulit jika kita menunggu di pinggir
jalan selain bingung memberhentikannya keterbatasan bahasa pun menjadi kendala.
Beruntung kami bertemu warga lokal yang baik hati dengan bantuan om google
translate kami pun bisa memesan taksi dan pergi ke bandara tepat waktu. Oia,
untuk taksi selama di China ini saya menggunakan argo jadi ga pake
tawar-menawar.
Kami mendarat di
Shanghai sekitar jam 23.30 dan langsung menuju hotel mengingat kami sudah
sangat lelah dan hari pun sudah malam. Kami menggunakan taksi kembali untuk
sampai hotel di sekitar The Bund.
Keesokan harinya
kami memulai petualangan kami di Shanghai. Karena di Shanghai ga telalu banyak
yang ingin kami jelajahi sehingga kami memutuskan untuk menggunakan Big Bus, semacam hop on hop off bus untuk city
tour Shanghai sehingga kami hanya tinggal duduk manis menikmati kota
Shanghai. Dengan menggunakan hop on hop
off bus ini kami mengunjungi Shanghai Pearl Tower, Shanghai Tower yang
merupakan salah satu gedung tertinggi di dunia saat ini dan tempat-tempat yang
cukup ada di list rute bis. Dan
berakhir di The Bund yang merupakan
tempat untuk menikmati kemegahan Kota Shanghai.
|
Di Depan Hop On Hop Off Bus |
|
Di Atas Hop On Hop Off Bus |
|
Shanghai Tower |
|
Shanghai Pearl Tower |
|
Di The Bund |
|
View Pudong District Dari The Bund di Siang Hari |
Puas menikmati The Bund kami kembali naik bis menuju Nanjing Road. Oia, untuk naik bis ini
kita harus membeli tiket seharga 100 Yuan yang berlaku selama 24 jam, jadi selama
24 jam kita bisa menikmati Kota Shanghai dengan menggunakan bis. Nanjing Road ini merupakan surga buat
orang yang suka belanja banyak sekali toko-toko mulai dari yang biasa aja
sampai yang branded. Di sini juga
banyak tempat makan mulai dari cemilan sampai makanan berat dan menurut saya
Shanghai ini merupakan tempat yang cukup Muslim
friendly karena tempat makan yang halal lumayan ada beberapa sepanjang Nanjing Road.
|
Nanjing Road di Siang Hari |
|
Di Depan Restaurant Mie yang Halal |
|
Menu dari Restaurant |
|
Nanjing Road Menjelang Malam |
Semakin menjelang malam kawasan Nanjing
Road ini semakin ramai. Kami pun berjalan sambi melihat-lihat dan belanja
pastinya. Dan tanpa kami sadari ternyata ujung dari Nanjing Road ini adalah The
Bund. Kami pun langsung menikmati The
Bund di malam hari. Pemandangan gedung-gedung pencakar langit dengan
lampu-lampunya dari The Bund sangat
wajib dinikmati jika pergi ke Shanghai.
|
View Pudong District Dari The Bund di Malam Hari |
Puas menikmati pemandangan dari The
Bund kami kembali menyusuri Nanjing
Road karena ada yang ingin kami beli. Perjalanan semakin ramai dan cukup melelahkan. Selesai membeli yang kami
inginkan kami pun langsung kembali menuju hotel. Karena hotel kami ada di sisi
lain Nanjing Road dan kami sudah
lelah, kami pun memutuskan untuk kembali menggunakan kereta wahana yang ada di Nanjing Road. Setelah sampai kami pun
langsung menuju hotel dan istirahat.
|
Nanjing Road di Malam Hari |
Keesokan harinya kami bangun cukup pagi, karena tujuan kami adalah
Disneyland Shanghai. Awalnya kami akan menggunakan taksi menuju Disneyland,
namun karena cukup sulit akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke hotel
meminta bantuan orang hotel. Namun ternyata orang hotel tersebut berabaik hati
menyarankan kami menggunakan subway.
Awalnya kami memutuskan menggunakan taksi karena ga tau subwaynya dan ternyata
ada subway yang langsung menuju Disneyland. Akhirnya kami bisa lebih hemat dan
lebih cepat juga.
Setelah sampai di Disneyland, karena kami membeli tiket secara online kami cukup bingung menukarkan
tiketnya. Namun untungnya petugasnya cukup bisa berbahasa inggris. Oia, pada
saat masuk kami menggunakan pintu khusus bagi yangsudah beli secara online, jadi ga perlu antri soalnya
antriannya panjang. Pada saat masuk kami pun langsung berfoto-foto pastinya.
|
Disney Castle Shanghai |
|
Disneyland |
|
Ketika Ketemu Sama Orang Indonesia Lagi Bahagia :D |
Kami pun langsung menuju wahana-wahana yang kami ingin coba dan antriannya
panjang banget. Hampir setiap wahana yang ingin kami cioba kami harus antri
sekitar 1-1,5 jam. Sebenarnya ada fastpass
agar tidak perlu dan itu harus dibeli untuk setiap wahana untuk satu kali masuk
itu harganya 120 yuan. Kami menikmati wahana sampai malam dan sampai
pertunjukan Disneyland pastinya. Kami kembali ke hotel menggunakan taksi karena
kami sudah merasa sangat lelah juga kami berpikir jika menggunakan kereta akan
penuh dan kami harus berdiri cukup lama.
|
Disney Castle di Malam Hari |
Esoknya kami bangun sekitar jam 04.30 karena jam 05.30 kami harus segera
berangkat menuju bandara untuk flight
menuju Tianjin. Sebenarnya kami ke Tianjin hanya ingin merasakan salah satu bullet train tercepat di dunia jadi kami
jalan-jalan sebentar di Tianjin.
Sampai di Tianjin kami langsung menuju main
station-nya untuk menitipkan barang bawaan kami. Oia di Tianjin ini
petunjuk arahnya ga ada yang menggunakan tulisan latin tapi menggunakan tulisan
cacing semua dan orang-orangnya pun yang bisa bahasa inggris sangat sedikit.
Dalam ittinerary kami sebenaranya
banyak sekali tempat yang akan dikunjungi. Namun rencana hanyalah rencana,
karena kami sudah merasa lelah kami hanya menuju Tianjin Eye yang merupakan salah satu tujuan wisata di Tianjin.
Untuk menuju Tianjin Eye kami
hanya bermodalkan gambar dan bertanya ke penduduk lokal. Dan kami browsing
sebelumnya menuju emang menuju sana tidak ada subway harus menggunakan bis. Karena kami kebingungan untuk mencari
halteu bisnya kami memutuskan untuk berjalan menyusuri sungai yang emang
suasananya enak banget buat jalan menuju Tianjin
Eye.
|
Suasana Kota Tianjin |
|
Menikmati Kota Tianjin |
|
Di Ancient Culture Streer, Tianjin |
|
The Tianjin Eye |
|
The Tianjin Eye |
|
View Tianjin dari Atas Ferris Wheel |
Setelah berjalan sekitar 30 menit kami akhirnya sampai di Tianjin Eye. Kami pun langsung naik
bianglala yang muat sampai 10 orang. Kami naik bianglala Tianjin Eye sekitar 30
menit. Setelah naik bianglala kami pun memutuskan untuk kembali ke main station dan menunggu kereta kami
yang menuju Beijing yang sudah kami pesan tiketnya sebelumnya. Kami menunggu
sekitar 1 jam dan akhirnya kereta kami tiba kami pun langsung menuju Beijing.
Sesampainya di Beijing kami langsung menuju bandara untuk dan kembali ke
Indonesia.
Mantap Mas liburannya.. temple of heaven kayak jalan menuju Borobudur ya, btw saya pengen banget ke Great wall dan Disneyland nya hihi aamiin tfs ya Masss
ReplyDeleteiya Kak wajib baget kalo ke CHina great wall dan Shanghai disneyland, semoga segera ke sana yaaa... aamiin. iya semoga bermanfaat ya dan bisa ngasih informasi :)
Delete