MY LIFE, MY STORY

Pages

Monday, May 22, 2017

MENJELAJAHI NEGERI TIRAI BAMBU, CINA


The Great Wall, China
Cina, negeri yang terkenal dengan banyak sekali penduduknya ini merupakan tempat yang saya dan teman saya kunjungi di tahun ini. Pada kesempatan kali ini saya hanya mengunjungi 3 kota besar yang ada di Cina yaitu Beijing, Shanghai, dan Tianjin. Ya dengan waktu seminggu sebenarnya sangat amat kurang untuk menjelajahi Cina, secara negaranya itu amat sangat luas, itu pun kami sepertinya cukup memaksakan untuk mengunjungi 3 kota itu. Oke langsung aja saya share pengalaman saya dan teman-teman saya.

Setelah mem-booking tiket 6 bulan sebelumnya akhirnya tiba juga hari yang kami tunggu-tunggu. Kebetulan kami kemarin mendapatkan tiket yang cukup murah untuk terbang PP CGK-PEK-CGK dengan meggunakan maskapai berinisial MH dengan harga sekitar Rp. 2.800.000,- dan untungnya kami mendapatkan pesawat yang transit-nya ga terlalu lama. Jam 12.10 pesawat kami take off menuju Malaysia sebagai tempat transit dan selanjutnya kami menunggu sekitar 2 jam untuk melanjutkan menuju Cina.





Sekitar jam 1 pagi pesawat yang kami tumpangi akhirnya mendarat di Cina, jujur kami sangat excited ketika menginjakan kaki di Beijing International Aiport. Kami langsung menuju imigrasi untuk pendataan dan untungnya lolos semua :D. Setelah itu, kami menuju tempat pengambilan bagasi, karena kami ga mau berat gendong-gendng tas selama jalan-jalan di Cina kami memutuskan untuk menggunakan koper dan memanfaatkan fasilitas bagasi gratis yang disediakan maskapai yang kami naiki.

Touchdown China

Suasana Beijing International Airport
Selanjutnya setelah mengambil bagasi kami awalnya cukup kebingungan untuk mencari tempat istirahat. Berdasarkan artikel-artikel yang kami baca sebaiknya istirahat di Burger King yang ada di Terminal 3 namun kami tidak melihat Burger King yang dimaksud. Setelah tanya petugas sana-sini dengan bantuan om google images (pada saat di sana kami menggunakan fasilitas roaming dari operator Indonesia sehingga bisa menggunakan om google) akhirnya bisa sampai di tempat istirahat yang dimaksud. Jadi untuk mencapai sana kita harus keluar custom di Cina lalu menuju lantai 3 untuk area food court dan posisi Burger King ada di belakang dekat dengan pintu departure. Oia di deket pintu itu juga ada tulisan I LOVE BEIJING jadi buat yang mau foto langsung aja menuju situ. Dan setelah sampai Burger King kami baru tau kenapa disarankan menuju Burger King, karena tokonya tutup dan tempat duduknya yang panjang dan ada busanya, sehingga lumayan lah untuk istirahat sejenak menunggu pagi.

"I Love Beijing"
Sekitar jam 5 pagi kami bangun dan siap-siap untuk menjelajah Beijing. Oia, untuk toilet di bandara terminal 3 ini masuh cukup bersih dan beradab, mungkin karena baru, sehingga buat yang mau menggunakan toilet masih bisa nyaman lah, dan ingat di Cina ini toiletnya, toilet kering ya. Selanjutnya kami menuju stasiun kereta untuk menuju pusat kota, pada saat itu kami malah menuju terminal 2 dulu padahal di terminal 3 pun ada stasiunnya. Kereta ini ada setiap 10 menit sekali dan mulai beroperasi jam 6 pagi. Untuk pembayarannya bisa menggunakan Yikatong Card yang bisa dibeli di loket dengan deposit sebesar 20 yuan untuk kartunya dan bisa di-refund. Yikatong Card ini bisa digunakan untuk naiki subway dan bis selama di Beijing.

Yikatong Card

Di Dalam Kereta Menuju Downtown





Kami sampai di Pusat Kota Beijing sekitar jam 8 pagi dan cuaca di sana pada saat itu sangat dingin, 2 derajat celcius karena peralihan dari winter ke spring dan yang membuat sangat dingin anginnya itu cukup kenceng dan ditambah kami harus cukup berjalan cukup jauh menuju penginapan dikarenakan salah turun stasiun, lengkap sudah sebagai anak tropis yang biasa panas dating ke negara yang pada saat itu sedang dingin ditambah angin dan hujan tapi kami sangat menikmati semua moment itu. Dan kami pun sampai di penginapan sekitar jam 9 pagi.


Suasana Subway
Suasana Kota Beijing






Setelah menyimpan barang bawaan kami (karena baru bisa check in jam 14.00) dan mengobrol sedikit dengan orang-orang Indonesia yang kebetulan menginap di tempat yang sama kami melanjutkan penjelajahan kami menembus dinginnya Kota Beijing yang saat itu sampai 0 derajat celcius. Tujuan kami yang pertama adalah Tiananmen Square. Kami menggunakan subway untuk pergi ke setiap lokasi tujuan kami.

Tiananmen Square ini merupakan lapangan yang cukup bersejarah bagi warga Cina. Di sini ga terlalu banyak yang bisa dilakukan hanya foto-foto. Kami pun melanjutkan menuju Forbidden City yang terkenal  sering digunakan untuk film-film kolosal. Karena letaknya yang hanya di seberang Tiananmen Square. Forbidden City ini merupakan tempat tinggal kaisar Cina pada saat Dinasti Ming dan Qing. Untuk memasuki kawasannya kita harus membayar sekitar 40 yuan. Mungkin karena cuaca yang sangat dingin sehingga kami tidak terlalu menikmati suasana di Forbidden City ini, sehingga pada saat sudah di tengah-tengah kawasan kami memutuskan untuk hanya melewati Forbidden City di pintu yang berlawanan dan itu ternyata sangat jauh dan cukup melelahkan.

Monument To The People's Heroes

Di Tiananmen Square





The Forbidden City 
Di Forbidden City

Suasana di Dalam Forbidden City
Kami melanjutkan penjelajahan Kota Beijing kami dengan tujuan selanjutnya adalah Temple of Heaven. Temple of Heaven ini merupakan salah satu UNESCO World Heritage dan memang sangat recommended untuk dikunjungi. Untungnya letak kawasan temple ini tidak terlalu jauh dari stasiun sehingga tidak terlalu sulit untuk mencarinya. Setelah membayar tiket masuk kami pun berjalan di sekitar kawasan temple suasananya cukup enak untuk dinikmati. Dan setelah sampai di depan Temple of Heaven saya pribadi sangat kagum dengan arsitektur dari temple-nya tersebut karena memang sangat bagus. Di sekitar temple terdapat museum juga yang menceritakan sejarah pembangunan Temple of Heaven ini.

Halaman Temple of Heaven
Di Kawasan Temple of Heaven


Di Temple of Heaven
Temple of Heaven

Puas menikmati Temple of Heaven kami langsung menuju Bird Nest Stadium. Dengan menembus dinginnya Kota Beijing pada saat itu kami pun tetap melanjutkan petualangan kami. Sampai akhirnya kami sampai di Bird Nest Stadium yang merupakan Stadion Nasional Beijing yang dibangun ketika Olimpiade Musim Panas diadakan di Beijing, Cina, 2008 lalu. Di seberang Bird Nest Stadium terdapat juga Water Cube yang sebenarnya merupakan bagian dari stadion ini hanya untuk olahraga air. Kami datang ke stadion nasional ini dikarenakan memang cukup indah untuk dinikmati dan memang salah satu tujuan wisata di Beijing. Oia, waktu paling baik ke sini yaitu pada saat peralihan menjelang malam agar bisa menikmati perubahan lampu di Water Cube.


The Bird Nest



Setelah puas menikmati Bird Nest Stadium dan Water Cube kami melanjutkan menuju wangfujing road. Di sini terdapat night market dan pastinya kami mengunjunginya. Kami tidak terlalu lama di sini karena sudah merasa sangat lelah sehingga kami hanya sebentar saja melihat-lihat sebelum memutuskan untuk kembali ke penginapan.

Di Wangfujing Night Market
Keesokan harinya kami bangun agak siang dan tidak sesuai dengan jadwal itinerary yang kami buat karena kami berpikir tujuan kami hanya The Great Wall. Namun itu merupakan salah satu kesalahan yang cukup salah. Seperti biasa sebelumnya (pada saat di Indonesia) kami mencari informasi tentang cara menuju The Great Wall dan kami mendapatkan informasi jika kita ingin menuju ke sana dengan pintu masuk di Badaling kita bisa menggunakan S2 Train yang tujuannya memang menuju Stasiun Badaling.

Sebenarnya pada hari sebelumnya kami sudah diberitahu oleh pihak hostel kami jika stasiun S2 Train sedang direnovasi. Tapi kami malah berprasangka jika pihak hostel hanya ingin menjual tour-nya saja. Selain itu, kami memang tidak punya banyak waktu juga untuk menggunakan mobil ataupun bis karena kami malamnya harus mengejar pesawat menuju Shanghai.

Kami pun jalan menuju Beijing North Railway Station yang turun di Xizhimen Metro Station. Namun ternyata informasi tentang stasiun kereta menuju Stasiun Badaling yang sedang di renovasi benar adanya. Di Xizhimen Metro Station kami benar-benar terlihat kebingungan (ini kesalahan yang cukup fatal sebagai turis) sehingga menjadi sasaran empuk buat orang-orang yang menawarkan jasa tour dan kemungkinan merupakan para scammer karena kami hamper diajak ke tempat yang cukup sepi. Kami pun menghindar sebisa mungkin sampai menemukan 7-eleven dan untungnya ada petugas stasiun yang sedang belanja juga sehingga kami diberitahu kalau stasiun kerata yang menuju Badaling dipindahkan sementara ke Huangtudian Station dan kami pun langsung menuju ke sana.

Informasi Tentang Satsiun Sementara Menuju Badaling
Sampai di sana kami melihat antrian untuk membeli tiket sudah sangat panjang namun untungnya kami mempunyai Yikatong Card dan bisa digunakan untuk menggunakan S2 Train. Namun, tetap saja antrian untuk menuju keretanya sudah banyak juga. Ketika antri itu kami baru sadar kenapa kami harus sesuai jadwal, karena S2 Train itu ada jadwal keberangkatannya, sehingga kami yang seharusnya menggunakan kereta jam 09.00 jadi menggunakan kereta jam 11.00 pagi.

Setelah antri sekitar 1 jam akhirnya pintu menuju kereta pun dibuka. Di sini merupakan ‘pertarungan dan perjuangan’ sesungguhnya (ini lebay sih), ya ketika pintu dibuka semua orang berdesak-desakan berebut menuju kereta pada saat itu cukup brutal sih orang-orang sana tanpa pandang bulu itu anak-anak, orang tua apa bukan tetap saja rusuh berebut menuju kereta. Ketika keluar pintu antrian kami pun langsung berlari menuju kereta mencari tempat duduk. Karena pada saat itu saya berpikir jika tidak dapat tempat duduk tidak boleh naik, tapi ternyata boleh naik. Kami langsung berlari menuju gerbong terakhir dan mendapatkan tempat duduk.

Ketika Menunggu Pintu Kereta Menuju Badaling di Buka
Perjalanan menuju Stasiun Badaling kurang lebih 1 jam. Selama di kereta kami hanya mengobrol dan lihat kondisi Kota Beijing. Dan ketika sampai kami sangat senang karena bisa melihat cherry blossom alias bunga sakura dan juga bisa melihat salju (norak banget yak maklum anak tropis). Sampai di Stasiun Badaling kita bisa jalan menuju pintu masuk atau menggunakan bis yang disediakan dan tentu dengan perjuangan desak-desakan. Jaraknya lumayan lah sekitar 5 menit menggunakan bis.

Anak Tropis Nginjek Salju

Anak Tropis Pegang Salju
Sampai di pintu masuk, kami menuju loket pembelian tiket dan langsung membeli tiket masuk dan tiket kereta gantung. Kami pun sampai di The Great Wall, China kami sungguh senang ketika sampai dan pastinya langsung berfoto di sekitaran. Kami mencoba ke tempat yang lebih tinggi dengan menaiki tangga dan itu melelahkan tapi sangat membahagiakan bisa sampai di The Great Wall. Lalu kami menikmati pemandangan dari Great Wall sambil istirahat sejenak. Setelah puas kami pun kembali ke tempat kereta gantung dan membeli tiket kembali karena tiket yang kami beli hanya satu arah.

Pemandang dari Kereta Gantung

Suasana The Great Wall

Walau Ramai Kami Bahagia Bisa Sampai Great Wall

Di The Great Wall

Selfie di The Great Wall

Pemandangan dari The Great Wall
Setelah sampai bawah kami membeli koin untuk kenang-kenangan dan langsung menuju antrian untuk menaiki bis untuk kembali ke Stasiun Badaling. Sampai stasiun antrian untuk kereta sudah sangat panjang dan kami hanya bisa menikmati. Kereta pun tiba dan kami langsung naik untuk menuju Stasiun Huangtudiang.

Sampai di Stasiun Huangtudiang kami langsug menuju stasiun subway karena kami cukup terburu-buru untuk menuju hostel mengambil barang. Selanjutnya setelah sampai hostel kami langsung ambil barang dan mencari taksi menuju bandara untuk flight ke Shanghai. Mancari taksi di China cukup sulit jika kita menunggu di pinggir jalan selain bingung memberhentikannya keterbatasan bahasa pun menjadi kendala. Beruntung kami bertemu warga lokal yang baik hati dengan bantuan om google translate kami pun bisa memesan taksi dan pergi ke bandara tepat waktu. Oia, untuk taksi selama di China ini saya menggunakan argo jadi ga pake tawar-menawar.

Kami mendarat di Shanghai sekitar jam 23.30 dan langsung menuju hotel mengingat kami sudah sangat lelah dan hari pun sudah malam. Kami menggunakan taksi kembali untuk sampai hotel di sekitar The Bund.

Keesokan harinya kami memulai petualangan kami di Shanghai. Karena di Shanghai ga telalu banyak yang ingin kami jelajahi sehingga kami memutuskan untuk menggunakan Big Bus, semacam hop on hop off bus untuk city tour Shanghai sehingga kami hanya tinggal duduk manis menikmati kota Shanghai. Dengan menggunakan hop on hop off bus ini kami mengunjungi Shanghai Pearl Tower, Shanghai Tower yang merupakan salah satu gedung tertinggi di dunia saat ini dan tempat-tempat yang cukup ada di list rute bis. Dan berakhir di The Bund yang merupakan tempat untuk menikmati kemegahan Kota Shanghai.

Di Depan Hop On Hop Off Bus

Di Atas Hop On Hop Off Bus




Shanghai Tower
Shanghai Pearl Tower

Di The Bund

View Pudong District Dari The Bund di Siang Hari
Puas menikmati The Bund kami kembali naik bis menuju Nanjing Road. Oia, untuk naik bis ini kita harus membeli tiket seharga 100 Yuan yang berlaku selama 24 jam, jadi selama 24 jam kita bisa menikmati Kota Shanghai dengan menggunakan bis. Nanjing Road ini merupakan surga buat orang yang suka belanja banyak sekali toko-toko mulai dari yang biasa aja sampai yang branded. Di sini juga banyak tempat makan mulai dari cemilan sampai makanan berat dan menurut saya Shanghai ini merupakan tempat yang cukup Muslim friendly karena tempat makan yang halal lumayan ada beberapa sepanjang Nanjing Road.

Nanjing Road di Siang Hari

Di Depan  Restaurant Mie yang Halal

Menu dari Restaurant




Nanjing Road Menjelang Malam
Semakin menjelang malam kawasan Nanjing Road ini semakin ramai. Kami pun berjalan sambi melihat-lihat dan belanja pastinya. Dan tanpa kami sadari ternyata ujung dari Nanjing Road ini adalah The Bund. Kami pun langsung menikmati The Bund di malam hari. Pemandangan gedung-gedung pencakar langit dengan lampu-lampunya dari The Bund sangat wajib dinikmati jika pergi ke Shanghai.

View Pudong District Dari The Bund di Malam Hari



Puas menikmati pemandangan dari The Bund kami kembali menyusuri Nanjing Road karena ada yang ingin kami beli. Perjalanan semakin ramai  dan cukup melelahkan. Selesai membeli yang kami inginkan kami pun langsung kembali menuju hotel. Karena hotel kami ada di sisi lain Nanjing Road dan kami sudah lelah, kami pun memutuskan untuk kembali menggunakan kereta wahana yang ada di Nanjing Road. Setelah sampai kami pun langsung menuju hotel dan istirahat.

Nanjing Road di Malam Hari
Keesokan harinya kami bangun cukup pagi, karena tujuan kami adalah Disneyland Shanghai. Awalnya kami akan menggunakan taksi menuju Disneyland, namun karena cukup sulit akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke hotel meminta bantuan orang hotel. Namun ternyata orang hotel tersebut berabaik hati menyarankan kami menggunakan subway. Awalnya kami memutuskan menggunakan taksi karena ga tau subwaynya dan ternyata ada subway yang langsung menuju Disneyland. Akhirnya kami bisa lebih hemat dan lebih cepat juga.

Setelah sampai di Disneyland, karena kami membeli tiket secara online kami cukup bingung menukarkan tiketnya. Namun untungnya petugasnya cukup bisa berbahasa inggris. Oia, pada saat masuk kami menggunakan pintu khusus bagi yangsudah beli secara online, jadi ga perlu antri soalnya antriannya panjang. Pada saat masuk kami pun langsung berfoto-foto pastinya.

Disney Castle Shanghai

Disneyland

Ketika Ketemu Sama Orang Indonesia Lagi Bahagia :D
Kami pun langsung menuju wahana-wahana yang kami ingin coba dan antriannya panjang banget. Hampir setiap wahana yang ingin kami cioba kami harus antri sekitar 1-1,5 jam. Sebenarnya ada fastpass agar tidak perlu dan itu harus dibeli untuk setiap wahana untuk satu kali masuk itu harganya 120 yuan. Kami menikmati wahana sampai malam dan sampai pertunjukan Disneyland pastinya. Kami kembali ke hotel menggunakan taksi karena kami sudah merasa sangat lelah juga kami berpikir jika menggunakan kereta akan penuh dan kami harus berdiri cukup lama.

Disney Castle di Malam Hari
Esoknya kami bangun sekitar jam 04.30 karena jam 05.30 kami harus segera berangkat menuju bandara untuk flight menuju Tianjin. Sebenarnya kami ke Tianjin hanya ingin merasakan salah satu bullet train tercepat di dunia jadi kami jalan-jalan sebentar di Tianjin.
Sampai di Tianjin kami langsung menuju main station-nya untuk menitipkan barang bawaan kami. Oia di Tianjin ini petunjuk arahnya ga ada yang menggunakan tulisan latin tapi menggunakan tulisan cacing semua dan orang-orangnya pun yang bisa bahasa inggris sangat sedikit. Dalam ittinerary kami sebenaranya banyak sekali tempat yang akan dikunjungi. Namun rencana hanyalah rencana, karena kami sudah merasa lelah kami hanya menuju Tianjin Eye yang merupakan salah satu tujuan wisata di Tianjin.

Untuk menuju Tianjin Eye kami hanya bermodalkan gambar dan bertanya ke penduduk lokal. Dan kami browsing sebelumnya menuju emang menuju sana tidak ada subway harus menggunakan bis. Karena kami kebingungan untuk mencari halteu bisnya kami memutuskan untuk berjalan menyusuri sungai yang emang suasananya enak banget buat jalan menuju Tianjin Eye.

Suasana Kota Tianjin

Menikmati Kota Tianjin

Di Ancient Culture Streer, Tianjin

The Tianjin Eye

The Tianjin Eye

View Tianjin dari Atas Ferris Wheel
Setelah berjalan sekitar 30 menit kami akhirnya sampai di Tianjin Eye. Kami pun langsung naik bianglala yang muat sampai 10 orang. Kami naik bianglala Tianjin Eye  sekitar 30 menit. Setelah naik bianglala kami pun memutuskan untuk kembali ke main station dan menunggu kereta kami yang menuju Beijing yang sudah kami pesan tiketnya sebelumnya. Kami menunggu sekitar 1 jam dan akhirnya kereta kami tiba kami pun langsung menuju Beijing. Sesampainya di Beijing kami langsung menuju bandara untuk dan kembali ke Indonesia.


2 comments:

  1. Mantap Mas liburannya.. temple of heaven kayak jalan menuju Borobudur ya, btw saya pengen banget ke Great wall dan Disneyland nya hihi aamiin tfs ya Masss

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya Kak wajib baget kalo ke CHina great wall dan Shanghai disneyland, semoga segera ke sana yaaa... aamiin. iya semoga bermanfaat ya dan bisa ngasih informasi :)

      Delete