Siapa yang ga tau pesona Pulau Lombok? Pulau yang sebelah timur dari Pulau
Bali ini memang memiliki pesona yang sangat menarik. Selain pantai-pantainya
yang indah seperti Pulau Bali, Pulau Lombok ini memiliki gunung yang amat terkenal
di para pecinta alam, yaitu Gunung Rinjani. Tapi saat ini saya ga bakalan
berbagi cerita tentang gunungnya, soalnya saya kurang suka naik gunung (dengan
alasan karena susah poop kalo di gunung... hahaha), saya ingin berbagi cerita
tentang perbolangan saya di Pulau Lombok ini, check this out!!
Sepulang kantor saya pun langsung bersiap menuju bandara, dikarenakan saya
menggunakan flight jam 20.00 jadi saya memutuskan untuk pergi menuju Bandara
Soekarno Hatta sekitar jam 17.00 dari kosan saya disekitaran Jakarta Selatan. Sebenernya
saat selama dikendaraan menuju bandara cukup merasa khawatir karena maskapai
yang saya gunakan cukup terkenal dengan masalah-masalahnya, dan untungnya
sampai pada saat check in semuanya
berjalan dengan lancar. Namun, mungkin namanya flight yang paling murah ada aja masalahnya, penerbangannya delay, petugasnya bilang delay selama 45 menit namun dalam
kenyataan 2 jam (lelah hayati...), tapi tak apa lah yang penting saya bisa
berangkat.
Sekitar jam 00.30 waktu setempat akhirnya saya pun sampai di Bandara
Internasional Lombok dengan disambut hujan. Karena sudah malam damri pun sudah
ga ada, akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan taksi dari bandara. Namun,
pada saat pesan taksi sepertinya saya salah bilang tempat hotel saya, yang
harusnya di Mataram malah bilang di Senggigi, alhasil saya pun kudu merogoh
kocek Rp. 300.000,- untuk sampai ke hotel (padahal beda harganya jauh T.T).
|
Touchdown Lombok Internatioal Airport |
Kesan pertama tentang Lombok ketika menjalani perjalan dari bandara menuju
hotel, Lombok itu sepi, sepi banget malah. Saya akhirnya sampai di Hotel
sekitar jam 01.30 waktu setempat dan langsung bersih-bersih dan istirahat
karena besoknya akan menjelajah Lombok mulai pagi hari sekali.
Saya pun pagi-pagi sekitar jam 05.30 bangun untuk bersiap menjelajah. Setelah
urusan sewa motor dengan pihak hotel selesai saya langsung memacu gas menuju
tempat tujuan pertama saya. Pada awalnya dalam itinerary saya, saya akan menuju Pantai Pink yang berda di Lombok
Timur. Namun, karena pada saat di perjalanan hujan dan ban motor saya bocor
(syukurnya dekat dengan tambal ban), saya pun memutuskan untuk mengganti tempat
tujuan pertama, yaitu Pantai Tanjung Aan. Itu pun ternyata cukup jauh saya
harus menggunakan motor selama kurang lebih 1 jam untuk sampai.
Sampai di Pantai Tanjung Aan cuacanya cukup mendung tapi itu tidak
menghalangi saya untuk menikmati keindahan Pantai Tanjung Aan. Dan untungnya
pantainya masih sepi, mungkin karena saya masih terlalu pagi. Pantai ini cukup
indah, disampingnya masih ada bukit-bukit pasirnya yang putih dan halus serta
kebetulan saya datang di-spot yang
ada ayunannya jadi bisa sambil bermain ayunan untuk menikmati suasana pantai
dan pantainya.
|
Pantai Tanjung Aan
|
|
Ayunan di Tanjung Aan |
|
Tanjung Aan |
Di sekitaran Pantai Tanjung Aan ini ada beberapa objek wisata yang cukup
dekat yaitu Bukit Merese dan Pantai Batu Payung. Namun, karena saya ga tau di
mana lokasi bukit merese pada saat itu jadi saya ga mengunjungi bukit tersebut.
Saya hanya tau Pantai Batu Payung yang ada di sekitar Pantai Tanjung Aan.
Sehinngga setelah puas menikmati Pantai Tanjung Aan ini saya melanjutkan
perjalanan menuju Pantai Batu Payung.
Untuk menuju Pantai Batu Payung ini petunjuknya ga terlalu jelas tapi bisa
mengikuti waze atau google maps. Hanya membutuhkan waktu
sekitar 5-10 menit menggunakan motor untuk menuju jalan menuju Batu Payung.
Seteah itu kita harus menitipkan kendaraan dan menyusuri pantai yang
mengelilingi bukit, kerena Batu Payung yang menjadi ikonnya ada di bukit. Untuk
menyusuri pantai harus cukup hati-hati karena jalannya berupa karang dan cukup
licin, serta kebetulan pada saat saya datang cuaca mendung dan ombak cukup
besar sehingga harus eksta hati-hati.
|
Petunjuk Menuju Pantai Batu Payung |
|
Bukit Dekat Batu Payung |
|
Bukit Dekat Batu Payung |
|
Kondisi Jalan Menuju Batu Payung |
|
Kondisi Jalan Menuju Batu Payung |
|
Kondisi Ombak Ketika Pasang di Perjalan Menuju Batu Payung |
|
Kondisi Jalan Menuju Batu Payung |
|
Batu Payung |
|
Di Batu Payung |
|
Pantai Batu Payung |
Sebenarnya ada cara lain untuk sampai ke Pantai Batu Payung ini, yaitu dengan menggunakan perahu dari Pantai Tanjung Aan. Akan tetapi, saya lebih memilih jalur darat untuk menghemat pengeluaran dan jaraknya pun tidak telalu jauh.
Setelah menikmati Pantai Batu Payung saya pun melanjutkan perjalanan menuju
tujuan berikutnya yaitu Pantai Kuta Lombok. Karena jalanan Lombok cukup sepi
jadi saya ga merasa terlalu jauh untuk untuk mencapai Pantai Kuta ini. Sampai
di Pantai Kuta pantainya cukup indah, ya merupakan pantai yang cukup bersahabat
untuk wisata keluarga. Namun, pada saat saya datang ke sana jalanan di depan Pantai
Tersebut sedang diperbaiki, tapi tidak merusak keindahannya pantai ini hanya
kenyamanannya saja. Di Pantai Kuta ini terdapat 2 jenis pasir pantai, pasir
yang seperti butiran merica dan pasir yang halus serta pemandangan yang cukup
menakjubkan juga.
|
Kuta Lombok |
|
Pantai Kuta Lombok |
|
Karang Pantai Kuta Lombok |
|
Pantai Kuta Lombok |
|
Pantai Kuta Lombok |
Di Pantai Kuta Lombok ini saya cukup lama juga dikarenakan hujan yang
cukup deras, sehingga saya memutuskan untuk beristirahat sejenak dan menikmati
pantai di warung-warung yang ada di pinggir pantai sambil mengobrol dengan
pemilik warung. Beruntung saya diberi tahu oleh pemilik warung ketika
menanyakan tujuan selanjutnya yaitu Pantai Mawun. Kata beliau untuk menuju
Pantai Mawun disarankan untuk sebelum sore sudah kembali karena jalanannya yang
masih cukup rawan.
Akhirnya setelah hujan reda pun saya melanjutkan perbolangan saya di Lombok
menuju Pantai Mawun. Untuk mencapai Pantai Mawun ini perjalanan harus melewati
tanjakan dan turunan yang cukup curam dan memang jalanannya cukup sepi sehingga
memang ga disarankan untuk menuju daerah ini kalo sudah terlalu sore.
Perjalanan sekitar 45 menit sampai 1 jam untuk menuju pantai ini dari Pantai
Kuta.
Memang pantai yang bagus itu harus di peroleh dengan perjalanan yang luar
biasa. Pada saat sampai di Pantai Mawun ini memang indah, ombak yang
bersahabat, dikeliling bukit, pasir yang putih dan halus, pokonya enak banget
lah ini pantai. Dan jangan khawatir di sini banyak yang jualan juga sih jadi
untuk makan ga perlu khawatir.
|
Panorama Pantai Mawun |
|
Pantai Mawun |
|
Pantai Mawun |
Selanjutnya karena sudah merasa lelah saya pun memutuskan untuk kembali ke
Hotel untuk beristirahat. Ya karena di hari sebelumnya saya baru tidur sekitar
jam 2 dan harus bangun jam 5 pagi. Perjalan menuju hotel yang ada di Kota
Mataram cukup jauh yaitu sekitar 2 jam sehingga saya mutuskan sambil menikmati
kuliner khas Lombok. Makanan yang pertama saya coba adalah Nasi Balap Puyung
ditambah ayam kampung dan Plecing Kangkung Khas Lombok dan harganya cukup
bersahabat. Puas makan nasi balap saya melanjutkan perjalan menuju Taman
Udayana yang menjual Sate Bulayak khas Lombok, yang merupakan sate (ada ayam,
sapi dan usus sapi) dengan lontong khas lombok yang disebut bulayak.
|
Nasi Ayam Balap Puyung dan Plecing Kangkung |
|
Sate Bulayak |
Setelah menikmati 2 makanan khas lombok saya pun kembali ke hotel dan
bersih-bersih setelah bersih-bersih karena belum terlalu malam saya pun
meutuskan menikmati salah satu makanan khas Lombok lagi yaitu Ayam Taliwang yang
kebetulan ada restoran yang menjualnya dekat dengan hotel. Setelah makan pun
saya kembali kehotel untuk istirahat.
Di hari ke dua saat bangun hujan sudah mengguyur Kota Mataram. Saya pun
tetap bersiap berharap hujan akan berhenti setelah saya selesai bersiap. Namun,
ternyata saat akan pergi meninggalkan hotel pun hujan tetap turun. Rencana saya
untuk hari kedua ini adalah menikmati The Gili’s yang terkenal di Pulau Lombok,
yaitu Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air.
Karena pada awalnya saya baca-baca perahu untuk menyebrang ke Gili
Trawangan hanya sampai jam 08.00 jadi dengan penuh rasa deg-degan saya pun
pergi menuju Pelabuhan Bangsal walau hujan masih turun. Dan ketika sampai
Pelabuhan Bangsal saya langsung memarkirkan motor dan langsung ke loket tiket.
Ternyata untuk penyebrangan ke Gili Trawangan itu ada mulai jam 08.00 sampai
17.00 untuk yang menggunankan perahu publik biasa dengan tiket Rp.15.000,- dan
untuk fast boat memang ada jadwalnya
untuk berangkat dengan harga tiket Rp.85.000,- untuk sekali jalan.
|
Tempat Pembelian Tiket Menyebrang ke The Gili's Trawangan |
Saya memutuskan untuk menggunakan public
boat saja selain harganya yang lebih murah karena memang jarak antara Pulau
Lombok dan Gili Trawangan tidak terlalu jauh hanya sekitar 30 menit menggunakan
perahu biasa. Namun, memang ombaknya ketika menyebrang cukup besar, tapi itu
enak untuk dinikmati menurut saya. Saya sampai di Gili Trawangan jam 9.30 dan
langsung cukup terkejut karena pulau yang satu ini sangat ramai.
|
Public Boat di Pelabuhan Bangsal |
|
Suasana Public Boat |
Ketika sampai saya langsung mencari Gili Gelato yang memang cukup terkenal
dan recommend untuk dicoba. Sekalian
ketika saya mencari Gili Gelato, saya memesan paket snorkeling 3 gili yang banyak ditawarkan di Gili Trawangan ini.
Harganya cukup variatif tergantung kita nyarinya. Setelah itu, saya pun
melanjutkan mencari Gili Gelato dan akhirnya menemukan dan langsung
menikmatinya.
|
Suasana Gili Trawangan |
|
Gili Gelato |
Selesai menikmati Gili Gelato waktu untuk snorkeling pun tiba dan saya langsung bersiap. Oia, waktu
snorkeling yang ditawarkan itu ada 2 yang jam 10.30 dan yang jam 13.00
tergantung selera kita. Berhubung saat itu penginapan saya ada di Pulau Lombok,
dan perahu terakhir untuk kembali ke Pulau Lombok itu jam 17.00 maka saya pun
memutuskan untuk mengikuti snorkeling
yang jam 10.30 agar kembali ke Gili Trawangan sekitar jam 15.30 sehingga masih
bisa mengejar perahu ke Pelabuhan Bangsal.
Spot snorkeling pertama sekitaran Gili Trawangan. Menurut
saya spot ini biasa aja dan cukup
dalam. Terumbunya memang banyak yang mati, mungkin karena sudah terlalu sering
dieksploitasi tapi lumayan enak untuk snorkeling
dan free dive. Saran juga, cukup
harus berhati-hati snorkeling di sini, kerana ombaknya cukup besar jadi cukup
manakutkan.
|
Terumbu di Sekitaran Gili Trawangan |
|
Free Dive di Gili Trawangan |
|
Terumbu Gili Trawangan |
Setelah itu, kami melanjutkan menuju spot
snorkeling yang kedua di sekitaran
Gili Meno. Kondisi di sini ga jauh berbeda dengan di Gili Trawangan terumbunya
cukup banyak yang sudah mati hanya saja ombaknya lebih tenang, sehingga cukup
enak untuk berenang dan melihat-lihat santai. Tapi infonya sekarang di
sekitaran Gili Meno ini disimpan patung-patung yang cukup artistik jadi mungkin
sekarang bakalan lebih bagus.
|
Underwater Gili Meno |
|
Terumbu Gili Meno |
|
Terumbu Gili Meno |
|
Underwater Gili Meno |
Puas
snorkeling di tempat kedua,
langsung menuju ke Gili yang ketiga, yaitu Gili Air. Di Gili Air ini kapal
merapat untuk memberikan kesempatan ke peserta
snorkeling untuk makan siang. Suasana di Gili Air ini ga terlalu
beda jauh dengan Gili Trawangan hanya saja mungkin sedikit lebih sepi.
Durasi snorkeling di tempat
ketiga tidak terlalu lama, mengingat sudah hampir jam 15.30 dan para peserta
pun setelah diberi aba-aba oleh sang kapten pada kembali menuju kapal. Setelah
semua peserta naik, kapal pun melanjutkan perjalan kembali menuju Gili Trawangan.
Karena sudah mulai sore ombaknya mulai cukup besar dan saya hanya bisa
menikmatinya saja.
|
Di Dermaga Gili Trawangan |
|
Di Dermaga Gili Trawangan |
Setelah sampai di Gili Trawangan saya langsung menuju ke tempat pembelian
tiket kapal menuju Pulau Lombok. Karena memang saya tidak menginap di Gili
Trawangan. Namun sebelumnya saya menyempatkan membeli Gili Gelato kembali
karena saya merasa ketagihan :D. Saya pun menunggu sekitar 15 menit sebelum
kapal mulai jalan menuju Pulau Lombok. Selama menyebrang menuju Pulau Lombok,
ombak di lautannya sangat amat besar jadi nanti buat yang mau ke sana dan ga
mau merasakan ombak yang besar disarankan untuk datang dan pulang di pagi hari
saja.
Sekitar jam 17.00 saya pun tiba kembali di Pelabuhan Bangsal dan saya
langsung mencari tempat bilas. Selesai Bilas pun saya langsung mengedarai motor
untuk kembali menuju Mataram karena saya kira di sekitaran Senggigi bakalan
sepi, namun ternyata makin malam susasana di Senggigi semakin ramai, malah
banyak yang jual jagung bakar.
Sebelum menuju penginapan saya pun menyempatkan diri untuk mengisi perut
dengan kuliner khas Lombok, yaitu Sate Rembiga yang ada di sekitaran Jalan
Rembiga. Sate rembiga ini merupakan sate pedas khas Lombok, rasa pedasnya itu
berasal dari satenya yang sebelum dibakar sudah diberi bumbu-bumbu. Di Jalan
Rembiga ini terdapat banyak warung yang menjual sate rembiga, namun yang paling
terkenal dan recomended adalah Sate
Rembiga Ibu Sinasih.
|
Sate Rembiga Khas Lombok |
Setalah makan sate, saya pun mampir ke tempat oleh-oleh terlebih dahulu
sebelum kembali ke penginapan. Tempat oleh-oleh Phoenix adalah tujuan saya
menuju untuk membeli oleh-oleh. Memang tidak sebesar dan selengkap pusat
oleh-oleh Sasaku, tapi harganya lumayan jauh lebih murah, kenapa saya bisa
tahu? Nanti saya cerita di artikel saya selanjutnya yang tentang Lombok. Oia,
buat kalian yang mau membeli oleh-oleh mutiara ada tempat khususnya juga yaitu
di daerah Sekarbela. Selesai membeli oleh-oleh saya pun memutusakan untuk
kembali menuju penginapan untuk beristirahat dikarenakan sudah merasa sangat
lelah.
Keesokan harinya merupakan hari terakhir saya jalan-jalan di Lombok. Salah
satu tujuan utama saya ke Lombok ini adalah menuju Pantai Pink di Lombok.
Setelah bernegosiasi dengan pihak hotel saya pun menyewa mobil sekaligus sopir
untuk menuju Pantai Pink ini melalu jalur darat dan untuk minta diantar
langsung juga menuju Bandara.
Pantai Pink ini menurut artikel yang saya baca hanya ada 8 di dunia, 2
diantaranya ada di Indonesia yang pertama ada di Pulau Komodo dan yang kedua
ada di Pulau Lombok tepatnya di Lombok Timur. Di Lombok sendiri ada 3 pantai
pink yaitu, Pantai Tangsi, Pantai Segui dan Pantai Cumi. Warna pink itu
dikarenakan pecahan terumbu karang bewarna merah yang berpadu dengan putihnya
pasir pantai. Dan waktu yang tepat untuk melihat pinknya itu saat pagi hari
atau sore hari.
Untuk sampai ke Pantai Pink ini ada 2 cara, yaitu cara pertama menggunakan
jalur laut yang bisa ditempuh dari Dermaga Telong Elong atau Pelabuhan Tanjung
Luar dan cara kedua melalui jalur darat. Kalo menurut saya perjalanan
menggunakan jalur darat harus ditempuh
menggunakan mobil dan dilakukan perjalanan pada pagi hari karena jalanan yang
amat sangat rusak dan melawati hutan-hutan dikhawatirkan ada orang jahat, ya
walaupun cukup banyak orang menuju pantai pink ini menggunakan motor, tapi
lebih baik cari amannya saja.
|
Jalan Darat Menuju Pantai Pink |
|
Suasana Jalan Darat Menuju Pantai Pink |
Saya menyempatkan diri untuk berenang di pantai ini. Oia di sini ditawarkan
juga untuk snorkeling dengan harga
sekita Rp. 350.000,- per perahu namun karena sawa terbatas dengan jadwal
pesawat sehingga saya memutuskan untuk tidak snorkeling. Puas berenang-renang di pinggir pantai saya pun
melanjutkan berjalan-jalan menuju bukit di Pantai Pink ini dan pastinya
foto-foto, sampai-sampai tak terasa waktu sudah mulai menunjukan jam 15.30 saya
pun bergegas kembali menuju mobil dan langsung menuju bandara untuk kembali ke
Jakarta.
pantai pinknya cantik sekali
ReplyDeleteiya emang cantik banget kebayar perjuangan ke sana lewat jalur darat
Delete