Bali memang
selalu menjadi tujuan yang sangat menarik dan tidak pernah membuat bosan untuk
dijadikan destinasi liburan. Di Bali ini banyak sekali destinasi yang indah dan
wajib sekali untuk di-explore.
Kesempatan kali ini saya akan mencoba membagi pengalaman saya tentang ber-solo travelling di Bali dan Nusa Penida.
Pada awalnya
saya berencana ke Bali hanya untuk bertemu teman saya yang baru kembali dari study di Inggris sekalian hanya
berjalan-jalan santai di Bali bersama dia. Namun, ternyata saya datang ke Bali
pada saat akan merayakan hari raya kuningan sehingga dia ga bisa menemani saya
jalan-jalan. Karena sudah kepalang beli tiket ya saya hanya memutuskan untuk
mengunjungin Nusa Penida ketika dia akan merayakan hari raya kuningan.
Hari kamis sore
dengan diiringi hujan gerimis saya pergi sekitar jam 15.30 saya pergi dari
kantor menuju tempat pemberhentian bis untuk pergi ke Bandara. Tepat sekitar 2
menit sebelum bis saya sampai dan naik bisnya. Kebetulan hari itu masih ada
promo sehingga ongkosnya pun hanya Rp.25.000,- dan tetap pergi walau pada saat
itu hanya saya satu-satunya penumpang.
|
Tiket Bus Menuju Bandara yang Cuma Rp. 25.000,- |
Saya sampai di
Bali sekitar jam 23.00 waktu Bali dan untungnya langsung dijemput oleh teman
saya dan langsung menuju rumahnya karena
sudah cukup malam agar besok bisa menjelajah Bali. Sebagai traveler yang kere saya
cukup beruntung mempunyai teman yang bisa saya singgahi rumahnya demi menghemat
pengeluaran. :D
|
Gembelmate ketika di di Myanmar yang Bersedia Menampung |
Pagi pun datang
dan saya terbangun sekitar jam 05.30 dan langsung mandi untuk bersiap
menjelajah. Setelah diajak sarapan oleh teman saya sekitar jam 08.00 saya mulai
jalan-jalan di Bali menggunakan motor yang dipinjamkan juga. Di hari pertama
ini teman saya tidak bisa ikut menjelajah dikarenakan harus mempersiapkan untuk
hari raya kuningan esok harinya.
Tempat pertama
yang rencananya akan saya kunjungi adalah Nusa Penida. Untuk sampai Nusa Penida
ini ada 2 pelabuhan yang bisa digunakan dari Bali untuk menyebrang. Pertama ada
di Pantai Sanur, di Pantai Sanur ini untuk menyebrang harganya adalah
Rp.150.000 – Rp. 200.000 untuk menyebrang dengan menggunakan fast
boat dan tidak bisa membawa kendaraan pastinya. Untuk yang kedua melalui
Pelabuhan Padang Bai, jika kita menggunakan pelabuhan ini menyeberangnya menggunakan kapal feri sehingga kita bisa bawa
kendaraan untuk ongkosnya pun Rp. 80.000 untuk pergi dan pulangnya Rp. 60.000,
kenapa berbeda saya pun kurang tahu.
Dari Pelabuhan
Padang Bai ini hanya ada 2 kali penyeberangan menuju Nusa Penida dalam sehari,
yang pertama sekitar jam 06.30 dan yang kedua sekitar jam 10.30, beruntungnya
saya ketika sampai waktu menunjukan jam 10.00 dan saya langsung membeli tiket
untuk menyeberang. Dan untuk kembalinya menuju bali pun hanya 2 kali dalam
sehari yaitu sekitar jam 09.00 dan jam 13.00. berdasarkan pengalaman saya
menyeberang sepertinya lebih enak menggunakan fast boat dari Pantai Sanur
karena waktunya lebih fleksibel hampi setiap jam ada dan di Nusa Penida pun
banyak tempat yang menyewakan kendaraan.
|
Kapal Feri RORO |
|
Parkiran Kapal RORO |
|
Geladak Kapal RORO |
|
Pelabuhan Padang Bai |
|
Pelabuhan Padang Bai |
|
Pelabuhan Padang Bai |
Saya sampai di
Nusa Penida sekitar jam 13.00, ini cukup ngaret dikarenakan kapal yang saya
tumpangi haru antri untuk merapat ke Pelabuhan Nusa Penida. Setelah turun di
Nusa Penida saya memutuskan tempat pertama untuk dikunjungi adalah Klingking Beach dengan bermodalkan google maps. Dan ternyata perjalanan
menuju Klingking Beach ini penuh
dengan perjuangan selain jauh jalannya pun rusak sehingga harus sangat
hati-hati. Selain itu, kanan kiri jalan yang dilalui cukup sepi karena
kebanyakan hutan dan kebun, entah google
maps memang menunjukan jalan yang tercepat atau memeng jalannya sepi
seperti itu.
|
Pemandangan di Perjalanan Menuju Klingking Beach |
Setelah satu jam
membawa motor saya pun sampai di kawasan Klingking
Beach. Karena saya merasa lapar saya pun langsung makan terlebih dahulu dan
jangan takut di kawasan Klingking Beach
ini sudah ada makanan. Dan saya pun memesan mie goreng rasanya nyesek karena
harganya Rp. 30.000, hahaha. Tapi ya dari pada kelaparan tak apalah dan mungkin
karena memang perjuangan membawa bahan-bahannya untuk sampai ketempat itu cukup
sulit.
|
Mie Goreng Rasa Nyesek Harga Rp. 30.000 |
Selesai makan
saya langsung menuju spot foto yang
paling hitz dan menikmati pemandangan yang sangat indah. Pada awalnya saya
berniat untuk turun menuju patai yang ada di bawah bukit, namun setelah
melewati sekitar 7-10 tangga saya merubah pikiran saya karena akan sangat
melelahkan dan akan cukup menghabiskan waktu.
|
Klingking Beach |
|
Klingking Beach |
|
Klingking Beach |
|
Sisi Lain Klingking Beach |
|
Peringatan Agar Tidak Menuju ke Bawah |
|
Tangga Menuju ke Pantai di Klingking Beach |
|
Salah Satu Spot Foto di Klingking Beach |
Puas menikmati Klingking Beach saya memutuskan untuk
menuju tempat kedua yaitu Angel’s
Billabong. Jarak tempuh waktu menuju Angel’s
Billabong ini sekitar satu jam juga dari Klingking Beach dengan jalan yang sangat rusak. Tapi ketika sampai
di sana semuanya terbayar dengan keindahan pemandangan alamnya. Angels’s Billabong ini satu kawasan
dengan Broken Beach yang ga kalah
bagusnya. Cukup berjalan sekitar 5 menit sudah sampai di Broken Beach.
|
Angel's Billabong |
|
Ujung Angel's Billabong |
|
Angel's Billabong Dari Sisi Lain |
|
Di Angel's Billabong |
|
Bawah Air Angel's Billabong |
|
Di Broken Beach |
Waktu sudah
menunjukan sekitar jam 17.00 saya pun bergegas menuju motor dan langsung
meutuskan melanjutkan jalan-jalan. Pada awalnya saya berencan melanjutkan meuju
Crystal Bay untuk melihat sunset namun karen jalanan di Nusa
Penida cukup sepi dan saya hanya sendiri saya memutuskan untuk langsung saja
menuju penginapan.
Oia sebagai info
tambahan ketika malam suasana di Nusa Penida ini sangat sepi entah saya emang
menginap di tempat yang jarang ada penginapan ato gimana, tapi saya merasa
memang sangat sepi, soalnya saya berkeliling menggunakan motor untuk
mencari makanan dan itu sepi tapi so far aman.
Keesokan paginya
saya bangun sekitar pukul 06.00 dan langsung mandi dan bersiap untuk kembali ke
Bali menggunakan kapal feri. Pada awalnya saya kepikiran untuk mampir ke Crystal Bay namun membayangkan kondisi
jalan yang saya lewati kemarin saya mengurungkan niat. Sampai di Pelabuhan saya
langsung membeli tiket dan menunggu kapal.
|
Kantor Pelabuhan Nusa Penida |
Ketika di kapal
feri saya sempat mengobrol dengan penumpang lain dan dia memberikan beberapa
tempat rekomendasi, salah satunya adalah Virgin
Beach. Akhirnya ketika sampai kembali di Bali saya memutuskan langsung
menuju Virgin Beach. Jarak dari
Pelabuhan Padang Bai ke Virgin Beach
tidak terlalu jauh sekitar 30 – 45 menit.
Virgin Beach ini memang sangat sesuai dengan namanya masih
sangat virgin dan indah. Saya
memutuskan untuk menikamati sejenak pemandangannya dan leyeh-leyeh di warung
yang ada di sana. Setelah leyeh-leyeh saya pun memutuskan untuk berenang di
pantainya, kebetulan ombaknya cukup bersahabat, tapi tetap sih kita harus
hati-hati.
|
Jalan Menuju Virgin Beach |
|
Virgin Beach |
|
Virgin Beach |
|
Leyeh-leyeh Setelah Berenang di Virgin Beach |
Puas
bermain-main di Virgin Beach saya pun
memutuskan untuk melanjutkan penjelajahan saya. Awalnya saya bingung mau ke
mana namun ketika di jalan saya melihat petunjuk menuju Pura Agung Besakih dan
saya pun memutuskan untuk menuju ke sana. Dan ternyata jaraknya itu cukup jauh
tapi saya sangat menikmati selama perjalanan karena pada saat itu udara tidak
terlalu panas dan udaranya cukup sejuk. Pemandangannya pun tidak membosankan.
|
Pemandangan Menuju Pura Agung Besakih |
Setelah sekitar
mengendarai motor kurang lebih 1,5 jam akhirnya sampai juga di Pura Agung
Besakih. Tiket masuknya sekitar Rp.25.000,- sudah termasuk ojek untuk ke atas
karena jarak antara parkiran dan puranya lumayan cukup jauh. Oia ketika itu
saya menggunakan jasa guide juga
dengan biaya yang tidak ia patok juga.
Ketika sampai di
Pura Agung Besakih ini saya cukup terkena scam
juga jadi kalian harus cukup hati-hati. Pada saat turun dari ojek akan ada penduduk yang memaksa untuk membeli dupa dan
bunga. Karena saya tidak tahu dan pada saat itu juga sedang ada acara hari
besar Kuningan sehingga saya pikir wajib untuk memebeli bunga dan dupa. Tapi
jika kalian memang akan sembahyang itu cukup membantu, namun saya pribadi
caranya kurang sreg aja soalnya cukup memaksa dan sedikit menipu karena
bilangnya diwajibkan.
Akhirnya saya
pun berkeliling di Pura Agung Besakih dengan bantuan guide yang menjelaskan tentang Pura Agung Besakih dan soal kasta
yang ada di Bali juga. Saran saya jika kalian memang sendirian ga ada salahnya
menggunkan jasa guide ini. Selain cukup
membantu menjelaskan tentang pura bisa juga membantu untuk ambil foto (hehehe).
Pura ini cukup besar juga untuk dikeliling tapi cukup seru dan tidak
membosankan.
|
Pura Agung Besakih |
|
Suasana Sembahyang di Pura Agung Besakih |
|
Pura Agung Besakih |
|
Pura Agung Besakih |
Nah setelah
selesai keuntungan menggunakan guide
juga kita diantarkan sampai parkiran. Setelah di parkiran saya pun bergegas
melanjutkan perjalan menuju pantai kembali dan saya memilih Pantai Seminyak.
Ternyata itu sangat jauh jika kita tempuh dari Pura Agung Besakih. Saya
menggunakan motor membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam untuk sampai Pantai
Seminyak.
Sampai di pantai
seminyak saya berjalan-jalan sebentar dan akhirnya leyeh-leyeh di pantai juga
sambil menunggu sunset. Dan ternyata
pada hari saya datang mataharinya tertutup awan sehingga tidak ada sunset. Saya pun memutuskan
berjalan-jalan dan mencari makan malam. Setelah makan malam saya pun memutuskan
kembali menuju rumah teman saya untuk beristirahat.
|
Leyeh-leyeh di Pantai Seminyak |
|
Sunset yang tertutup awan di Seminyak |
Keesokan harinya
saya berencana berangkat ke daerah Buleleng. Kebetulan teman saya pada saat itu
sedang tidak terlalu sibuk sehingga di bisa menemani saya. Tujuan saya dan tema
saya adalah Puncak Wanagiri, salah satu tempat yang sedang cukup hitz di Bali.
Emang pada awalnya tujuannya adalah Pura Danu Beratan yang tidak terlalu jauh
dari Puncak Wanagiri.
Saya dan teman
saya pergi sekitar jam 09.00 dengan menggunakan mobil. Perjalanan menuju tempat
wisatanya cukup jauh dengan jalan yang menanjak dan mungkin karan pada saat itu
hari minggu jadi jalanan lumayan padat. Sekitar jam 11.30 kami sampai di Puncak
Wanagiri. Setalah parkir saya dan teman saya langsung membeli tiket lalu
mengantri untuk berfoto ria. Puas berfoto mengingat sudah siang kami pun
beristirahat sejenak untuk makan siang di sekitaran tempat wisata.
|
Puncak Wanagiri |
|
Puncak Wanagiri |
|
Puncak Wanagiri |
|
Puncak Wanagiri |
|
Puncak Wanagiri |
Selesai makan
siang pun ternyata hujan turun cukup lebat. Hal ini membuat saya dan teman saya
harus beristirahat sejenak sambil menunggu hujansedikit reda karena hujannya
pada saat itu sampai membuat jarak pandang cukup pendek. Sekitar 1,5 jam
menunggu akhirnya hujannya mulai kecil tidak sederas sebelumnya. Karena masih
hujan kami memutuskan untuk langsung pulang saja dan kuliner di sekitaran Sanur
saja.
Kami sampai di
Sanur sekitar jam 18.00 dikarenakan perjalanan pulang cukup macet. Dan karena
dingin mungkin kami sudah merasa lapar lagi dan memutuskan untuk makan di Be
Sanur dengan menu makanan seperti di Mak Beng yang udah terkenal. Menurut saya
pribadi rasanya lebih enak hanya saja mungkin karena posisinya yang cukup jauh
dari pantai saja. Selanjutnya kami melanjutkan makan dessert di Massimo Italian Restaurant.
|
Italian Massimo Gellato |
Puas makan kami
pun langsung kembali ke rumah untuk bersih-bersih dan istirahat.
Keesokan
harinya, dikarenakan ada teman dari teman saya yang datang jadinya sebelum
pulang saya pun berjalan-jalan menjelajah Bali sendiri (lagi). Tujuan saya
adalah tempat wisata di Bali Selatan. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Water Blow, yang berada di kawasan Nusa
Dua. Di tempat ini kita harus cukup bersabar untuk melihat ombak yang besar,
tapi sayang pada saat saya ke sana ombaknya tidak terlalu besar tapi tempatnya
cukup enak untuk dinikmati.
|
Water Blow |
|
Water Blow |
Lelah menunggu ombak yang besar akhirnya saya
memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju tempat selanjutnya. Tempat yang
saya kunjungi selanjutnya adalah abandoned
aircraft. Ya, itu Cuma pesawat yang terbengkalai saja namun cukup instagramable untuk menambah koleksi
foto. Untuk mencapai tempatnya cukup menggunakan google maps aja.
|
Abandoned Aircraft |
Ga terlalu
banyak aktivitas yang dilakukan di abandoned
aircraft ini selain foto-foto saja. Selanjutnya saya awalnya bingung namun
setelah googling saya memutuskan
menuju Nyang-Nyang Beach. Nyang-Nyang Beach ini merupakan salah
satu pantai tersembunyi yang ada di Bali. Untuk mencapai pantainya saja butuh
usaha yang cukup sulit, namun semua
terbayarkan ketika sampai pantainya yang indah dan berasa private. Pantai Nyang-Nyang ini memiliki pasir putih yang lembut
ombak yang tenang dan ada hotel yang cukup unik juga loh Bubble Hotel Bali.
|
Jalan Menuju Nyang-nyang Beach |
|
Track Menuju Nyang-nyang Beach |
|
Bukit yang di lalui Menuju Nyang-nyang Beach |
|
Track Menuju Nyang-nyang Beach |
|
Nyang-nyang Beach Dari Atas Bukit |
|
Nyang-nyang Beach |
|
Nyang-Nyang Beach |
|
Bubble Hotel Bali |
Sebenarnya cukup
sedikit malas untuk pulang dari Nyang-Nyang
Beach ini, selain dikarenakan pantainya emang enak untuk bersantai jalan
untuk kembalinya cukup amat melelahkan. Namun, saya memutuskan untuk menuju
tempat selanjutnya untuk yaitu Pantai Tegal Wangi. Letak pantai ini tidak
terlalu jauh sekitar 30 menit untuk mencapainya.
Pantai Tegal
Wangi ini cukup eksotis dan cukup indah sehingga memang sering digunakan untuk
pemotretan pre wedding. Dan kalo
beruntung di pantai ini kita bisa menikmati jacuzzi
alami. Namun sayag ketika saya ke sana ombaknya cukup besar sehingga saya ga
bisa menikmati jacuzzi alami
tersebut.
|
Pantai Tegal Wangi |
|
Nasib Solo Traveller (T_T) |
|
Pantai Tegal Wangi |
|
Pantai Tegal Wangi |
|
Jacuzzi Alami di Pantai Tegal Wangi |
Dikarenakan
waktu yang sudah mulai sore, saya memutuskan untuk kembali ke rumah teman saya.
Namun sebelumnya saya mampir untuk membeli oleh-oleh di daerah Kuta. Dan
setelah selesai membeli oleh-oleh saya pun kembali ke rumah teman dan bersiap
untuk kembali ke Jakarta.
No comments:
Post a Comment