|
Landscape Hidden Beach Atuh Cliff dari Atas
|
Bali, tempat yang ga pernah membosankan
untuk dieksplor. Bali bukan hanya soal pantai, tapi banyak sekali tempat yang indah
di sana, seperti gunung, air terjun bahkan suasana pesawahan pun ada di sana.
Kesempatan sekarang saya ingin menceritakan perjalanan saya lagi di Bali dan
Nusa Penida (karena saya pun pernah solo traveling di bali dan nusa penida
sebelumnya) namun mengunjungi tempat yang berbeda pastinya.
Saat itu saya mengunjungi Bali lagi
sekalian menghadiri pernikahan teman saya. Awalnya saya akan menjelajah Bali
bersama teman saya, namun dikarenkan ada masalah dipekerjaannya teman saya pun
ga jadi ikut ke Bali dan terpaksa saya sendirian menjalajahi Bali dan Nusa
Penida. Awalnya saya akan menyewa guide sekalian kendaraan, namun ketika saya
coba untuk menghubungi kembali guidenya ternyata di tanggal yang sesuai rencana
saya tidak bisa dan saya langsung memutuskan untuk menjelajah sendiri lagi.
*Hari Pertama*
Hari pertama ini ga banyak yang saya
lakukan dan saya kunjungi. Pertama saya mengunjungi pernikahan teman saya.
Ternyata adat pernikahan Bali cukup panjang, tapi seru aja melihatnya. Jam 12
saya memutuskan kembali ke penginapan dan pindah ke daerah Sanur.
|
Happy Wedding Diah!! |
Kemudian
saya memutuskan untuk beristirahat sampai jam 16.00, setelah itu pun saya
berjalan ke Pantai Sindhu di sana saya menikmati pemandangan laut sore, karena
Pantai Sindhu ini ssatu garis pantai dengan Pantai Sanur sehingga di sini ga
akan terlihat sunset. Dan secara kebetulan ketika saya di sana ada prosesi pembuangan
abu orang yang meninggal setelah di ngaben.
|
Upacara Pembuangan Abu |
|
Prosesi Pembuangan Abu |
Setelah itu saya bertemu dengan
teman saya yang di Bali. Saya pun diajak untuk menikmati Legian dan Pantai Kuta
di malam hari. Bagi yang pernah ke Bali pasti tau kan nightlife nya Bali itu
ada di Legian, tapi karena saya datang ke situ sekitar jam 8 sehingga masih
belum terlalu ramai juga. Saya pun menyusuri Legian sampai ke Pantai Kuta.
Menikmati pantai di malam hari ga terlalu buruk juga, mendengar deburan ombak
serta menikmati angin yang menerpa kulit cukup bikin nyaman dan tenang dan yang
pasti ga bisa main air ya, soalnya penerangannya kurang.
|
Kuta di Malam Hari |
Sekitar jam 22.00 saya memutuskan untuk
kembali ke penginapan, dikarenakan esok saya harus bangun cukup pagi untuk
menyeberang ke Nusa Penida.
*Hari Kedua*
Di hari kedua ini saya harus bersiap cukup
pagi sekitar jam 06.00 karena saya harus check in untuk menyeberang kapal
menuju Nusa Penida. Saya memang memesan tiket jauh-jauh hari lewat
Gotravela.com karena saya kurang tau cara memesan tiket untuk menyeberang ke
Nusa Penida. Tapi ada untungnya juga, walau memang sepertinya lebih mahal tapi
ga jauh juga dengan harga aslinya, tapi kita fix bisa mendapatkan tiket. Karena
pada saat saya menunggu kapal untuk menyeberang ada beberapa orang yang
menanyakan ketersediaan tiket namun sudah habis. Setelah menunggu, sekitar jam
08.00 saya pun naik ke kapal dan mulai menyeberang ke Nusa Penida.
|
Gorengan Petis Ala Sanur |
|
Antrian Menuju Speed Boat |
Perjalan menuju Nusa Penida dari Sanur
menggunakan speed boat kurang lebih 45 menit. Saya tiba di nusa penida sekitar
jam 09.00 lalu saya langsung menghubungi orang yang menyewakan motor untuk
saya. Saya menyewa motor lewat Gotravela.com juga, walaupun ketika sampai Nusa
Penida banyak orang yang menawarkan sewa motor tapi itu ga bakal menjamin
kalian dapat. Kebetulan ketika saya akan pergi ada beberapa turis luar yang
menanyakan sewa motor namun semuanya sudah habis.
Setelah mendapatkan motor saya pun langsung
memulai petualangan saya di Nusa Penida. Tempat pertama yang akan saya datangi
adalah Pantai Atuh dan Atuh Cliff. Saya menjelajah Nusa Penida Timur di hari
pertama dan di hari kedua Wisata yang ada di Selatan, karena di wisata yang
berada di Nusa Penida Barat saya sudah pernah dan sudah saya ceritakan di
artikel saya sebelumnya. Saya menggunakan kapal yang berlabuh di pelabuhan Br.
Nyuh yang ada di Nusa Penida Barat, sehingga untuk menuju Pantai Atuh yang ada
di Nusa Penida timur dibutuhkan waktu sekitar 1 jam sampai 1,5 jam. Perjalanan
menuju Pantai Atuh ini cukup bagus dan beraspal, hanya saja ketika mendekati
tujuan jalanan mulai jelek dan ketika bawa motor harus cukup hati-hati karena
bisa membuat motor selip dan membuat kita terjatuh.
Namun setelah melewati perjalanan yang cukup
panjang dan cukup sulit kita akan disuguhkan oleh ciptaan Tuhan yang amat
sangat menakjubkan dan Indah. Puas melihat dan berfoto ria, saya memutuskan
untuk turun ke Atuh Cliff. Menuruni Atuh Cliff ini kita bener-bener harus super
duper hati-hati, sangat ga disarankan menggunakan sandal jepit. Tapi ketika
sudah sampai di bawah kita bakalan mendapatkan private beach. Pantainya
bener-bener sepi, ketika saya sampai di sana awalnya sendiri namun beberapa
saat kemudian ada 4 orang turis lainnya. Di pantai yang dari Atuh Cliff ini
kita akan menemukan jacuzi alami yang bisa dinikmati.
|
Potrait Pemandangan Pantai Atuh Cliff dari Atas |
|
Landscape Pemandangan Sisi Lain Pantai Atuh Cliff dari Atas |
|
Atuh Cliff |
|
Atuh Cliff Hidden Beach |
|
Jacuzi Alami Atuh Cliff Beach |
Puas menikmati Atuh Cliff ini, saya
kembali lagi ke atas dengan perjuangan yang luar biasa karena sangat
melelahkan, tapi so far saya puas. Sampai atas saya mengurungkan niat untuk
menuju Pantai Atuh nya, karena selain harus turun lagi ke sisi yang lain (tapi
jalannya sudah bagus) dilihat dari atas pantainya sedang surut pada saat itu. Jadi
saya melanjutkan ke spot selanjutnya yaitu Rumah Pohon Molenteng dan Raja Lima.
Kedua spot itu ga terlalu jauh dari Atuh, hanya membutuhkan waktu sekitar 10
menit dan kedua tempat tersebut merupakan tempat yang sama.
|
Atuh Beach dari Atas |
Di Rumah Pohon Molenteng ini ada warung,
saya pribadi sih nyebutnya warung serba 15 ribu, karena saya rasa harga semua
yang dijual 15 ribu. Dan untuk sampai ke tempat fotonya kita harus menuruni
tangga, yang pasti kita harus bekal minum untuk ke setiap spot fotonya.
|
Warung Serba 15 Ribu |
|
Kawasan Rumah Pohon Molenteng |
|
Tangga Menuju Rumah Pohon Molenteng |
|
Rumah Pohon Molenteng 1 |
|
Rumah Pohon Molenteng 2 |
|
Rumah Pohon Molenteng 3 |
|
Pemandangan dari Salah Satu Rumah Pohon |
|
Selfie di Rumah Pohon Molenteng |
|
Raja Lima |
Setelah berfoto dan beristirahat sejenak
saya pun memutuskan untuk kemabli melanjutkan perjalanan manuju Pantai Suwehan.
Pada saat akan melanjutkan sebenarnya saya diberi tahu soal kondisi jalan
menuju Pantai Suwehan. Tapi saya memang bandel dan tetap harus ke sana karena
termasuk dalam list tempat yang harus saya kunjungi. Dan benar saja jalanan
menuju Pantai Suwehan dari kawasan Pantai Atuh ini amat sangat jelek berbatu,
licin dan sepi. Saya pun sempat terjatuh, sampai saya cukup trauma dengan
turunan dengan kondisi jalan yang jelek, sampai ada turunan saya ga berani
melewatinya saya pun turun dari motor dan menuntun motornya untuk melewatinya.
Dan setelah perjuangan di perjalanan yang luar biasa saya sampai di Pantai
Suwehan, namun ternyata jalan untuk menuju pantainya rusak dan ga bisa dilalui
sama sekali sebagai salah satu impact dari Gempa Lombok kemarin.
|
Suwehan Beach |
|
Tangga Menuju Pantai Suwehan |
|
Akhir Jalan untuk Melihat Pantai Suwehan |
Akhirnya saya pun hanya memotret Pantai
Suwehan di titik terkahir jalan yang bisa dilewati dan langsung kembali dengan
perasaan yang sedikit kecewa. Setelah itu saya melanjutkan perjalanan, tadinya
saya memutuskan untuk menuju Crystal Bay sekalian menuju penginapan. Akan
tetatpi diperjalanan saya menyasar dan menemukan salah satu spot foto di Nusa
Penida yaitu, Bukit Teletubbies Nusa Penida.
|
Bukit Teletubbies Nusa Penida |
Selanjutnya, setelah foto-foto sebentar
saya pun melanjutkan ke Crystal Bay untuk hunting sunset. Perjalanannya cukup
lama karena Crystal Bay ada di barat Nusa Penida. Karena saya sampai pada saat
sunset masih lama saya pun leyeh-leyeh sebentar sekalian beristirahat sambil
menunggu sunset. Setelah sunset saya pun langsung menuju penginapan untuk
beristirahat.
|
Sunset di Crystal Bay |
|
*Hari Ketiga*
Sekitar jam 07.00 saya sudah siap dan
langsung check out dari penginapan dan langsung melanjutkan penjelajahan Nusa
Penida. Tempat pertama yang saya kunjungi di hari ketiga ini adalah Mata Air
Peguyangan. Untuk menuju Mata Air Peguyangan butuh waktu sekitar 1 jam. Cukup
mengikuti google maps aja untuk sampai tempat wisata ini, jalanannya pun ga
terlalu jelek.
Mata Air Peguyangan ini tidak terlalu ramai
dan tidak ada tiket masuk untuk menikmatinya. Hanya saja untuk masuk kita harus
menggunakan sarung dan untuk wanita yang sedang datang bulan dilarang masuk
juga dikarenakan mata air ini satu dengan pura. Tapi jangan khawatir di tempat
parkiran ada yang menyewakan sarung untuk memasukinya.
Perjalanan menuju mata airnya butuh
perjuangan yang amat luar biasa. Kita harus melewati tangga biru yang banyak
banget. Selain itu, tangganya pun cukup curam serta untuk bagian bawah ketika
mendekati mata airnya kita harus hati-hati karena cukup licin. Saya sarankan
untuk kesini menggunakan sandal gunung yang anti selip atau sepatu yang anti
selip dan siap basah. Oia, kita juga harus hati-hati juga melewati setiap
tangga biru yang bentuknya seperti rel kereta, karena bawahnya langsung
memperlihat kan laut dengan karang-karang yang cukup tajam. Jadi kalo ada
barang jatuh lebih baik diikhlaskan saja.
|
Pintu Masuk Mata Air Peguyangan |
|
Blue Stairs |
|
View Menuju Mata Air Peguyangan |
|
Touchdown Area Mata Air Peguyangan |
Sampai ke mata airnya semua perjuangan yang
dilalui akan akan terbayar apalagi di tambah lagi di sana ada bathing area yang
membuat sangat betah. Kita bisa berendam di alam bebas sambil mendengar deburan
ombak menghantam batu karang. Air di sana benar-benar sangat menyegarkan sangat
wajib dicoba kalo kalian ke sana dan ada air terjun kecilnya juga.
|
Mata Air Peguyangan |
|
Pura Mata Air Peguyangan |
|
Jalur Menuju Area Pemandian |
|
Air Terjun di Mata Air Peguyangan |
|
Area Pemandian di Mata Air Peguyangan |
|
Area Pemandian di Mata Air Peguyangan |
Puas berenang, jika mengingat kita harus
menaiki tangga lagi rasanya sangat malas. Tapi bagaimana lagi itu satu-satu
jalan untuk pulang. Saya pun berjalan secara pelahan saja agar ga terlalu lelah
dan menikmati pemandangan-pemandangan yang disajikan. Sampai di atas rasa
bahagia pun entah keluar sendiri rasanya (ini lebay sih) tapi beneran rasanya
kayak pengen teriak “berhasil”.
Di atas saya pun berisitirahat sebentar sambil
makan terlebih dahulu, beruntung di atas ada warung. Selesai makan saya pun
melanjutkan penjelajahan saya. Awalnya saya mau ke Air Terjun Seganing, tapi
saya salah belok dan ketika menanyakan ke warga setempat malah bertanya Tembeling.
Akhirnya saya malah ke Tembeling Beach and Forest. Dinamakan Tembeling Beach
and Forest karena sebelum ke pantainya kita harus melewati hutan.
|
Jalanan Menuju Pantai Tembeling |
|
Jalanan Menuju Tembeling Beach |
|
Pastinya Harus Melalui Tangga |
Perjalanan menuju Tembeling Beach ini bisa
di lalui motor, namun harus super hati-hati karena jalannya jelek dan turunnya
cukup tajam juga rawan jurang juga. Kalo ga berani bisa sewa ojek juga sih dari
atas sampai depan pintu masuknya. Di Tembeling ini sebenarnya yang terkenal
bukan pantai mau pun hutannya, tapi natural pool/ kolam alami. Kolam alami ini
airnya tawar walau dekat dengan pantai dan sangat menyegarkan. Justru saya ke
Tembeling ini untuk berenang di natural pool nya saja karena pantainya pun
hanya pantai karang dengan ombak cukup besar.
|
Tembeling Beach |
|
Tembeling Beach |
|
Natural Pool di Kawasan Pantai Tembeling |
|
Menikmati Natural Pool, Tembeling Beach |
|
Menikmati Natural Pool, Tembeling Beach |
Setelah menikmati natural pool dan
pantainya, awalnya memutuskan untuk melanjutkan ke Air Terjun Seganing. Namun
sebelum pergi saya bertanya tentang medan menuju ke sana katanya sih medan
tangganya lebih pendek dari Peguyangan namun masih terlalu alami. Sehingga saya
memutuskan untuk langsung menuju pelabuhan walau masih sekitar 3 jam lagi
penyeberangan saya menuju Bali karena kaki saya sudah mulai merasa sakit
gara-gara naik turun tangga selama ke tempat wisata di Nusa Penida.
Sekitar jam 18.00 saya sudah sampai kembali
di Pulau Bali dan langsung menuju penginapan untuk istirahat dan mengembalikan
stamina untuk hari esok.
*Hari Keempat*
Di hari keempat saya mulai menjalajah Bali
sekitar jam 8.00, dengan tujuan yang pasti bukan ke pantai. Seperti yang saya
bilang di atas, kalo Bali itu bukan hanya tentang pantai. Dan memang selain
pantai banyak tempat yang cukup menarik di Bali.
Tempat pertama di hari keempat yang saya
kunjungi adalah Hidden Canyon Beji Guwang atau Ngarai Sukawati. Ngarai ini ada
di tengah kota posisinya jadi ga terlalu sulit buat menemukannya cukup ikutin
maps aja. Jika kalian ingin ke ngarai ini jangan pas musim hujan ya, karena
jika musim hujan kemungkinan besar ngarainya ditutup. Tiket masuknya jika
sendiri Rp. 140.000,- berdua Rp. 168.000,- semakin banyak semakin murah juga,
soalnya untuk menjelajah ngarai ini wajib pakai guide lokal demi keselamatan
tapi ini merupakan salah satu tempat yang wajib kalian datangi kalau ke Bali,
pokoknya bakalan seru banget apalagi buat yang suka tracking. Oia selain itu
jangan lupa bawa pakaian ganti ya. Ngarai ini terbagi menajdai 3 ngarai dan pas
keluar nanti ada little zoo juga di atasnya namun jika kalian ingin masuk
little zoo harus bayar lagi.
|
Hidden Canyon Beji Guwang |
|
Hidden Canyon Beji Guwang |
|
Hidden Canyon Beji Guwang |
|
Hidden Canyon Beji Guwang |
|
Hidden Canyon Beji Guwang |
|
Hidden Canyon Beji Guwang | | |
|
Hidden Canyon Beji Guwang |
|
Jalan Keluar dari Hidden Canyon Beji Guwang | |
Setelah menjelajah Ngarai Sukawati, saya
melanjutkan perjalanan saya menuju Air Terjun Kanto Lampo. Untuk sampai sini
google maps mengarahkan ke arah yang sedikit saah di akhir, tapi baiknya kalian
juga tanya-tanya penduduk lokal. Setelah sampai tangga menuju air terjun
merupakan salah satu yang saya takuti kemarin mengingat paha saya masih berasa
sakit setelah menjelajah Nusa Penida kemarin. Tapi karena saya merasa semangat
dan air terjun di Bali itu tangganya ga terlalu banyak juga jadi saya tetap
datangi. Untuk masuk ke Kawasan Air Terjun Kanto Lampo ini, ada tiket masuknya.
Tapi ini sangat enak untuk dikunjungi dan pastinya sangat menyegarkan air
terjunnya.
|
Tangga Menuju Air Terjun Kato Lampo |
|
Air Terjun Kato Lampo |
|
Air Terjun Kato Lampo |
|
Air Terjun Kato Lampo |
Selanjutnya saya menuju Air Terjun
Tibumana, namun ketika saya dalam perjaan menuju Air Terjun Tibumana, saya
salah belok malah menuju Air Terjun Goa Rang Reng yang jaraknya ga terlalu jauh
dari air terjun Kanto Lampo dan searah dengan menuju Air Terjun Tibumana. Jadi
ga ada salahnya mampir ke air terjun ini sebelum menuju Air Terjun Tibumana. Di
Air Terjun Goa Rang Reng ini kita bisa main air, tapi harus sangat hati-hati,
karena batu-batunya cukup licin.
|
Air Terjun Goa Rang Reng |
Setelah puas berfoto di Air Terjun Tukad
Cepung dalam rencana saya adalah melihat sunset di Pura Lempuyangan. Namun
karena saya sudah merasa cukup lelah saya memutuskan untuk kembali ke
penginapan saya di Sanur. Di Perjalanan menuju sanur saya menemukan taman bunga
yang cukup instragamable, saya pu berhenti sejenak untuk mengambil foto dan
kemudian melanjutkan perjalanan menuju penginapan untuk beristirahat.
|
Taman Bunga |
|
Taman Bunga |
*Hari Kelima*
Hari terakhir saya di Bali, saya juga
bingung mau kemana. Hal pertama yang saya lakukan adalah packing barang.
Setelah itu, sekitar jam 08.00 saya mencari oleh-oleh khas Bali yaitu pie susu.
Pie susu yang paling enak di Bali menurut saya adalah Pie Susu Enaaak (huruf
‘a’ ada 3 ya) dan kebetulan pabriknya ga jauh dari penginapan hanya butuh 10
menit menggunakan motor.
Setelah itu membeli oleh-oleh saya ke
Pantai Suluban, perjalanan dari Sanur, Denpasar membutuhkan waktu sekitar 1-1,5
jam. Pantai Suluban ini cukup bagus dan merupakan salah satu pantai yang
dikelola dengan baik. Pantai ini sebenarnya searah dengan Pura Uluwatu jadi kalo
kalian ke Pura Uluwatu, ga ada salahnya untuk mampir ke pantai ini. Buat kalian
yang suka surfing bisa ke pantai ini di sini sepertinya salah satu best spot
untuk surfing juga, tapi saya sendiri hanya menikmati keindahan pantainya saja
sudah cukup.
|
Pantai Suluban |
|
Pantai Suluban |
|
View Pantai Sukluban dari Atas |
Puas menikmati Pantai Suluban, saya kembali
ke Sanur dan menuju Pantai Sindu untuk menikmati pantai sambil makan rujak kuah
pindang khas Bali. Mengingat itu siang hari saya hanya duduk-duduk saja di
warung sambil melihat pantai yang surut. Dan setelah itu saya melakukan hal
yang terbaik di Bali yaitu massage dan luluran di Bali. Hal ini sangat recommended
banget kalo ke Bali, apalagi kemarin saya massage di tempat yang enak dan
bersih. Pokonya kalo kalian ke Bali dan mau massage di tempat ini, posisinya tepat
seberang McD Sanur. Setelah massage saya pun kembali ke penginapan dan lanjut
langsung ke Bandara untuk pulang ke Jakarta.
|
Tempat Massage yang Cukup Recomended di Bali |
No comments:
Post a Comment