MY LIFE, MY STORY

Pages

Thursday, November 22, 2018

SOLO TRAVELLING (LAGI) DI BALI DAN NUSA PENIDA


Landscape Hidden Beach Atuh Cliff dari Atas
Bali, tempat yang ga pernah membosankan untuk dieksplor. Bali bukan hanya soal pantai, tapi banyak sekali tempat yang indah di sana, seperti gunung, air terjun bahkan suasana pesawahan pun ada di sana. Kesempatan sekarang saya ingin menceritakan perjalanan saya lagi di Bali dan Nusa Penida (karena saya pun pernah solo traveling di bali dan nusa penida sebelumnya) namun mengunjungi tempat yang berbeda pastinya. 

Saat itu saya mengunjungi Bali lagi sekalian menghadiri pernikahan teman saya. Awalnya saya akan menjelajah Bali bersama teman saya, namun dikarenkan ada masalah dipekerjaannya teman saya pun ga jadi ikut ke Bali dan terpaksa saya sendirian menjalajahi Bali dan Nusa Penida. Awalnya saya akan menyewa guide sekalian kendaraan, namun ketika saya coba untuk menghubungi kembali guidenya ternyata di tanggal yang sesuai rencana saya tidak bisa dan saya langsung memutuskan untuk menjelajah sendiri lagi.

*Hari Pertama*
Hari pertama ini ga banyak yang saya lakukan dan saya kunjungi. Pertama saya mengunjungi pernikahan teman saya. Ternyata adat pernikahan Bali cukup panjang, tapi seru aja melihatnya. Jam 12 saya memutuskan kembali ke penginapan dan pindah ke daerah Sanur. 

Happy Wedding Diah!!
Kemudian saya memutuskan untuk beristirahat sampai jam 16.00, setelah itu pun saya berjalan ke Pantai Sindhu di sana saya menikmati pemandangan laut sore, karena Pantai Sindhu ini ssatu garis pantai dengan Pantai Sanur sehingga di sini ga akan terlihat sunset. Dan secara kebetulan ketika saya di sana ada prosesi pembuangan abu orang yang meninggal setelah di ngaben.

Upacara Pembuangan Abu

Prosesi Pembuangan Abu

Setelah itu saya bertemu dengan teman saya yang di Bali. Saya pun diajak untuk menikmati Legian dan Pantai Kuta di malam hari. Bagi yang pernah ke Bali pasti tau kan nightlife nya Bali itu ada di Legian, tapi karena saya datang ke situ sekitar jam 8 sehingga masih belum terlalu ramai juga. Saya pun menyusuri Legian sampai ke Pantai Kuta. Menikmati pantai di malam hari ga terlalu buruk juga, mendengar deburan ombak serta menikmati angin yang menerpa kulit cukup bikin nyaman dan tenang dan yang pasti ga bisa main air ya, soalnya penerangannya kurang.

Kuta di Malam Hari
Sekitar jam 22.00 saya memutuskan untuk kembali ke penginapan, dikarenakan esok saya harus bangun cukup pagi untuk menyeberang ke Nusa Penida.

*Hari Kedua*
Di hari kedua ini saya harus bersiap cukup pagi sekitar jam 06.00 karena saya harus check in untuk menyeberang kapal menuju Nusa Penida. Saya memang memesan tiket jauh-jauh hari lewat Gotravela.com karena saya kurang tau cara memesan tiket untuk menyeberang ke Nusa Penida. Tapi ada untungnya juga, walau memang sepertinya lebih mahal tapi ga jauh juga dengan harga aslinya, tapi kita fix bisa mendapatkan tiket. Karena pada saat saya menunggu kapal untuk menyeberang ada beberapa orang yang menanyakan ketersediaan tiket namun sudah habis. Setelah menunggu, sekitar jam 08.00 saya pun naik ke kapal dan mulai menyeberang ke Nusa Penida.

Gorengan Petis Ala Sanur
Antrian Menuju Speed Boat

Perjalan menuju Nusa Penida dari Sanur menggunakan speed boat kurang lebih 45 menit. Saya tiba di nusa penida sekitar jam 09.00 lalu saya langsung menghubungi orang yang menyewakan motor untuk saya. Saya menyewa motor lewat Gotravela.com juga, walaupun ketika sampai Nusa Penida banyak orang yang menawarkan sewa motor tapi itu ga bakal menjamin kalian dapat. Kebetulan ketika saya akan pergi ada beberapa turis luar yang menanyakan sewa motor namun semuanya sudah habis.

Setelah mendapatkan motor saya pun langsung memulai petualangan saya di Nusa Penida. Tempat pertama yang akan saya datangi adalah Pantai Atuh dan Atuh Cliff. Saya menjelajah Nusa Penida Timur di hari pertama dan di hari kedua Wisata yang ada di Selatan, karena di wisata yang berada di Nusa Penida Barat saya sudah pernah dan sudah saya ceritakan di artikel saya sebelumnya. Saya menggunakan kapal yang berlabuh di pelabuhan Br. Nyuh yang ada di Nusa Penida Barat, sehingga untuk menuju Pantai Atuh yang ada di Nusa Penida timur dibutuhkan waktu sekitar 1 jam sampai 1,5 jam. Perjalanan menuju Pantai Atuh ini cukup bagus dan beraspal, hanya saja ketika mendekati tujuan jalanan mulai jelek dan ketika bawa motor harus cukup hati-hati karena bisa membuat motor selip dan membuat kita terjatuh.

Namun setelah melewati perjalanan yang cukup panjang dan cukup sulit kita akan disuguhkan oleh ciptaan Tuhan yang amat sangat menakjubkan dan Indah. Puas melihat dan berfoto ria, saya memutuskan untuk turun ke Atuh Cliff. Menuruni Atuh Cliff ini kita bener-bener harus super duper hati-hati, sangat ga disarankan menggunakan sandal jepit. Tapi ketika sudah sampai di bawah kita bakalan mendapatkan private beach. Pantainya bener-bener sepi, ketika saya sampai di sana awalnya sendiri namun beberapa saat kemudian ada 4 orang turis lainnya. Di pantai yang dari Atuh Cliff ini kita akan menemukan jacuzi alami yang bisa dinikmati.

Potrait Pemandangan Pantai Atuh Cliff dari Atas
Landscape Pemandangan Sisi Lain Pantai Atuh Cliff dari Atas

Atuh Cliff

Atuh Cliff Hidden Beach

Jacuzi Alami Atuh Cliff Beach

Puas menikmati Atuh Cliff ini, saya kembali lagi ke atas dengan perjuangan yang luar biasa karena sangat melelahkan, tapi so far saya puas. Sampai atas saya mengurungkan niat untuk menuju Pantai Atuh nya, karena selain harus turun lagi ke sisi yang lain (tapi jalannya sudah bagus) dilihat dari atas pantainya sedang surut pada saat itu. Jadi saya melanjutkan ke spot selanjutnya yaitu Rumah Pohon Molenteng dan Raja Lima. Kedua spot itu ga terlalu jauh dari Atuh, hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit dan kedua tempat tersebut merupakan tempat yang sama.

Atuh Beach dari Atas
Di Rumah Pohon Molenteng ini ada warung, saya pribadi sih nyebutnya warung serba 15 ribu, karena saya rasa harga semua yang dijual 15 ribu. Dan untuk sampai ke tempat fotonya kita harus menuruni tangga, yang pasti kita harus bekal minum untuk ke setiap spot fotonya.

Warung Serba 15 Ribu
Kawasan Rumah Pohon Molenteng
Tangga Menuju Rumah Pohon Molenteng

Rumah Pohon Molenteng 1
Rumah Pohon Molenteng 2
Rumah Pohon Molenteng 3

Pemandangan dari Salah Satu Rumah Pohon

Selfie di Rumah Pohon Molenteng

Raja Lima
Setelah berfoto dan beristirahat sejenak saya pun memutuskan untuk kemabli melanjutkan perjalanan manuju Pantai Suwehan. Pada saat akan melanjutkan sebenarnya saya diberi tahu soal kondisi jalan menuju Pantai Suwehan. Tapi saya memang bandel dan tetap harus ke sana karena termasuk dalam list tempat yang harus saya kunjungi. Dan benar saja jalanan menuju Pantai Suwehan dari kawasan Pantai Atuh ini amat sangat jelek berbatu, licin dan sepi. Saya pun sempat terjatuh, sampai saya cukup trauma dengan turunan dengan kondisi jalan yang jelek, sampai ada turunan saya ga berani melewatinya saya pun turun dari motor dan menuntun motornya untuk melewatinya. Dan setelah perjuangan di perjalanan yang luar biasa saya sampai di Pantai Suwehan, namun ternyata jalan untuk menuju pantainya rusak dan ga bisa dilalui sama sekali sebagai salah satu impact dari Gempa Lombok kemarin.

 
Suwehan Beach

Tangga Menuju Pantai Suwehan

Akhir Jalan untuk Melihat Pantai Suwehan

Akhirnya saya pun hanya memotret Pantai Suwehan di titik terkahir jalan yang bisa dilewati dan langsung kembali dengan perasaan yang sedikit kecewa. Setelah itu saya melanjutkan perjalanan, tadinya saya memutuskan untuk menuju Crystal Bay sekalian menuju penginapan. Akan tetatpi diperjalanan saya menyasar dan menemukan salah satu spot foto di Nusa Penida yaitu, Bukit Teletubbies Nusa Penida.

Bukit Teletubbies Nusa Penida
Selanjutnya, setelah foto-foto sebentar saya pun melanjutkan ke Crystal Bay untuk hunting sunset. Perjalanannya cukup lama karena Crystal Bay ada di barat Nusa Penida. Karena saya sampai pada saat sunset masih lama saya pun leyeh-leyeh sebentar sekalian beristirahat sambil menunggu sunset. Setelah sunset saya pun langsung menuju penginapan untuk beristirahat.

Sunset di Crystal Bay
*Hari Ketiga*
Sekitar jam 07.00 saya sudah siap dan langsung check out dari penginapan dan langsung melanjutkan penjelajahan Nusa Penida. Tempat pertama yang saya kunjungi di hari ketiga ini adalah Mata Air Peguyangan. Untuk menuju Mata Air Peguyangan butuh waktu sekitar 1 jam. Cukup mengikuti google maps aja untuk sampai tempat wisata ini, jalanannya pun ga terlalu jelek.

Mata Air Peguyangan ini tidak terlalu ramai dan tidak ada tiket masuk untuk menikmatinya. Hanya saja untuk masuk kita harus menggunakan sarung dan untuk wanita yang sedang datang bulan dilarang masuk juga dikarenakan mata air ini satu dengan pura. Tapi jangan khawatir di tempat parkiran ada yang menyewakan sarung untuk memasukinya.

Perjalanan menuju mata airnya butuh perjuangan yang amat luar biasa. Kita harus melewati tangga biru yang banyak banget. Selain itu, tangganya pun cukup curam serta untuk bagian bawah ketika mendekati mata airnya kita harus hati-hati karena cukup licin. Saya sarankan untuk kesini menggunakan sandal gunung yang anti selip atau sepatu yang anti selip dan siap basah. Oia, kita juga harus hati-hati juga melewati setiap tangga biru yang bentuknya seperti rel kereta, karena bawahnya langsung memperlihat kan laut dengan karang-karang yang cukup tajam. Jadi kalo ada barang jatuh lebih baik diikhlaskan saja.

Pintu Masuk Mata Air Peguyangan

Blue Stairs
View Menuju Mata Air Peguyangan





















Touchdown Area Mata Air Peguyangan
Sampai ke mata airnya semua perjuangan yang dilalui akan akan terbayar apalagi di tambah lagi di sana ada bathing area yang membuat sangat betah. Kita bisa berendam di alam bebas sambil mendengar deburan ombak menghantam batu karang. Air di sana benar-benar sangat menyegarkan sangat wajib dicoba kalo kalian ke sana dan ada air terjun kecilnya juga.

Mata Air Peguyangan
Pura Mata Air Peguyangan
Jalur Menuju Area Pemandian
Air Terjun di Mata Air Peguyangan

Area Pemandian di Mata Air Peguyangan
Area Pemandian di Mata Air Peguyangan
Puas berenang, jika mengingat kita harus menaiki tangga lagi rasanya sangat malas. Tapi bagaimana lagi itu satu-satu jalan untuk pulang. Saya pun berjalan secara pelahan saja agar ga terlalu lelah dan menikmati pemandangan-pemandangan yang disajikan. Sampai di atas rasa bahagia pun entah keluar sendiri rasanya (ini lebay sih) tapi beneran rasanya kayak pengen teriak “berhasil”.

Di atas saya pun berisitirahat sebentar sambil makan terlebih dahulu, beruntung di atas ada warung. Selesai makan saya pun melanjutkan penjelajahan saya. Awalnya saya mau ke Air Terjun Seganing, tapi saya salah belok dan ketika menanyakan ke warga setempat malah bertanya Tembeling. Akhirnya saya malah ke Tembeling Beach and Forest. Dinamakan Tembeling Beach and Forest karena sebelum ke pantainya kita harus melewati hutan.

Jalanan Menuju Pantai Tembeling
Jalanan Menuju Tembeling Beach

Pastinya Harus Melalui Tangga
Perjalanan menuju Tembeling Beach ini bisa di lalui motor, namun harus super hati-hati karena jalannya jelek dan turunnya cukup tajam juga rawan jurang juga. Kalo ga berani bisa sewa ojek juga sih dari atas sampai depan pintu masuknya. Di Tembeling ini sebenarnya yang terkenal bukan pantai mau pun hutannya, tapi natural pool/ kolam alami. Kolam alami ini airnya tawar walau dekat dengan pantai dan sangat menyegarkan. Justru saya ke Tembeling ini untuk berenang di natural pool nya saja karena pantainya pun hanya pantai karang dengan ombak cukup besar.

Tembeling Beach
Tembeling Beach


Natural Pool di Kawasan Pantai Tembeling
 
Menikmati Natural Pool, Tembeling Beach
Menikmati Natural Pool, Tembeling Beach
Setelah menikmati natural pool dan pantainya, awalnya memutuskan untuk melanjutkan ke Air Terjun Seganing. Namun sebelum pergi saya bertanya tentang medan menuju ke sana katanya sih medan tangganya lebih pendek dari Peguyangan namun masih terlalu alami. Sehingga saya memutuskan untuk langsung menuju pelabuhan walau masih sekitar 3 jam lagi penyeberangan saya menuju Bali karena kaki saya sudah mulai merasa sakit gara-gara naik turun tangga selama ke tempat wisata di Nusa Penida.

Sekitar jam 18.00 saya sudah sampai kembali di Pulau Bali dan langsung menuju penginapan untuk istirahat dan mengembalikan stamina untuk hari esok.

*Hari Keempat*
Di hari keempat saya mulai menjalajah Bali sekitar jam 8.00, dengan tujuan yang pasti bukan ke pantai. Seperti yang saya bilang di atas, kalo Bali itu bukan hanya tentang pantai. Dan memang selain pantai banyak tempat yang cukup menarik di Bali.

Tempat pertama di hari keempat yang saya kunjungi adalah Hidden Canyon Beji Guwang atau Ngarai Sukawati. Ngarai ini ada di tengah kota posisinya jadi ga terlalu sulit buat menemukannya cukup ikutin maps aja. Jika kalian ingin ke ngarai ini jangan pas musim hujan ya, karena jika musim hujan kemungkinan besar ngarainya ditutup. Tiket masuknya jika sendiri Rp. 140.000,- berdua Rp. 168.000,- semakin banyak semakin murah juga, soalnya untuk menjelajah ngarai ini wajib pakai guide lokal demi keselamatan tapi ini merupakan salah satu tempat yang wajib kalian datangi kalau ke Bali, pokoknya bakalan seru banget apalagi buat yang suka tracking. Oia selain itu jangan lupa bawa pakaian ganti ya. Ngarai ini terbagi menajdai 3 ngarai dan pas keluar nanti ada little zoo juga di atasnya namun jika kalian ingin masuk little zoo harus bayar lagi.

Hidden Canyon Beji Guwang
Hidden Canyon Beji Guwang

Hidden Canyon Beji Guwang

Hidden Canyon Beji Guwang




Hidden Canyon Beji Guwang
Hidden Canyon Beji Guwang

Hidden Canyon Beji Guwang

Jalan Keluar dari Hidden Canyon Beji Guwang
Setelah menjelajah Ngarai Sukawati, saya melanjutkan perjalanan saya menuju Air Terjun Kanto Lampo. Untuk sampai sini google maps mengarahkan ke arah yang sedikit saah di akhir, tapi baiknya kalian juga tanya-tanya penduduk lokal. Setelah sampai tangga menuju air terjun merupakan salah satu yang saya takuti kemarin mengingat paha saya masih berasa sakit setelah menjelajah Nusa Penida kemarin. Tapi karena saya merasa semangat dan air terjun di Bali itu tangganya ga terlalu banyak juga jadi saya tetap datangi. Untuk masuk ke Kawasan Air Terjun Kanto Lampo ini, ada tiket masuknya. Tapi ini sangat enak untuk dikunjungi dan pastinya sangat menyegarkan air terjunnya.

Tangga Menuju Air Terjun Kato Lampo

Air Terjun Kato Lampo
Air Terjun Kato Lampo

Air Terjun Kato Lampo

Selanjutnya saya menuju Air Terjun Tibumana, namun ketika saya dalam perjaan menuju Air Terjun Tibumana, saya salah belok malah menuju Air Terjun Goa Rang Reng yang jaraknya ga terlalu jauh dari air terjun Kanto Lampo dan searah dengan menuju Air Terjun Tibumana. Jadi ga ada salahnya mampir ke air terjun ini sebelum menuju Air Terjun Tibumana. Di Air Terjun Goa Rang Reng ini kita bisa main air, tapi harus sangat hati-hati, karena batu-batunya cukup licin.

Air Terjun Goa Rang Reng
Puas bermain di Air Terjun Goa Rang Reng, saya melanjutkan perjalan ke tujuan awal saya, yaitu Air Terjun Tibumana. Tiket masuk Air Terjun Tibumana Rp. 15.000,- dan untuk sampainya kalian harus menuruni tangga yang lumayan tapi ga sampai ratusan juga sih. Sampai di air terjun kita bisa berenang jika mau, namun saya lebih memilih untuk berisitirahat sambil menikmati air terjun.


Air Terjun Tibumana

Sekitar jam 14.30 saya melanjutkan perjalanan saya melanjutkan perjalanan menuju menuju Air Terjun Tukad Cepung di Bangli. Air Terjun ini sangat indah, salah satu air terjun yang harus dikunjungi juga. Ketika menuju air terjunnya kita harus menuruni tangga juga. Tapi semua akan terbayar ketika kita melihat keindahan Air Terjun Tukad Cepung ini di Bali.

Air Terjun Tukad Cepung

Air Terjun Tukad Cepung
Antrian Foto di Depan Air Terjun
Air Terjun Tukad Cepung
Setelah puas berfoto di Air Terjun Tukad Cepung dalam rencana saya adalah melihat sunset di Pura Lempuyangan. Namun karena saya sudah merasa cukup lelah saya memutuskan untuk kembali ke penginapan saya di Sanur. Di Perjalanan menuju sanur saya menemukan taman bunga yang cukup instragamable, saya pu berhenti sejenak untuk mengambil foto dan kemudian melanjutkan perjalanan menuju penginapan untuk beristirahat.

Taman Bunga
Taman Bunga

*Hari Kelima*
Hari terakhir saya di Bali, saya juga bingung mau kemana. Hal pertama yang saya lakukan adalah packing barang. Setelah itu, sekitar jam 08.00 saya mencari oleh-oleh khas Bali yaitu pie susu. Pie susu yang paling enak di Bali menurut saya adalah Pie Susu Enaaak (huruf ‘a’ ada 3 ya) dan kebetulan pabriknya ga jauh dari penginapan hanya butuh 10 menit menggunakan motor.
Setelah itu membeli oleh-oleh saya ke Pantai Suluban, perjalanan dari Sanur, Denpasar membutuhkan waktu sekitar 1-1,5 jam. Pantai Suluban ini cukup bagus dan merupakan salah satu pantai yang dikelola dengan baik. Pantai ini sebenarnya searah dengan Pura Uluwatu jadi kalo kalian ke Pura Uluwatu, ga ada salahnya untuk mampir ke pantai ini. Buat kalian yang suka surfing bisa ke pantai ini di sini sepertinya salah satu best spot untuk surfing juga, tapi saya sendiri hanya menikmati keindahan pantainya saja sudah cukup.

Pantai Suluban
Pantai Suluban
View Pantai Sukluban dari Atas

Puas menikmati Pantai Suluban, saya kembali ke Sanur dan menuju Pantai Sindu untuk menikmati pantai sambil makan rujak kuah pindang khas Bali. Mengingat itu siang hari saya hanya duduk-duduk saja di warung sambil melihat pantai yang surut. Dan setelah itu saya melakukan hal yang terbaik di Bali yaitu massage dan luluran di Bali. Hal ini sangat recommended banget kalo ke Bali, apalagi kemarin saya massage di tempat yang enak dan bersih. Pokonya kalo kalian ke Bali dan mau massage di tempat ini, posisinya tepat seberang McD Sanur. Setelah massage saya pun kembali ke penginapan dan lanjut langsung ke Bandara untuk pulang ke Jakarta.

Tempat Massage yang Cukup Recomended di Bali

No comments:

Post a Comment